Semarang – Kamis (24/02/2022) Bintal Islam Kanwil DJKN Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
mengadakan kegiatan pengajian dalam rangka Peringatan Isra Mi’raj 1443 H.
Kegiatan dilaksanakan secara virtual, Pejabat Administrator, dan beberapa
Pegawai. Kegiatan juga diikuti KPKNL lingkup Kanwil DJKN Jateng dan DIY secara
virtual.
Dalam
sambutannya, Kepala Kanwil DJKN Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta, Mahmudsyah menyampaikan salah satu program kerja Bintalnas Bidang
Agama Islam adalah mengadakan mentoring kajian bintalnas islam setiap dua pekan
sekali, dengan penceramah dari internal dan juga ekstenal. Untuk Bintalkan kali ini bertujuan untuk memahami peringatan Isra Mi’raj dalam
rangka menambah keimanan.
Pengajian diisi oleh Ustadz Dr. H.
Fakhrurozi, M.Ag dengan tema “Memahami Makna dan Hikmah Isra Mi’raj Nabi
Muhammad SAW dalam Rangka Peningkatan Iman dan Taqwa kepada Allah
SWT”. Pada kesempatan tersebut, Pembicara menyampaikan pentingnya peran istri dalam menentukan keberhasilan suami sebagai kepala keluarga. Dukungan
Siti Khadijah kepada suaminya, Nabi Muhammad, harus diteladani oleh para
perempuan muslimah. Dukungan dan motivasi yang tidak hanya bersifat spiritual
atau moral, namun juga material. ujarnya.
''Rasulullah SAW diisrakan dan dimi'rajkan
Allah SWT setelah mendapatkan kesedihan yang luar biasa. Nabi ditinggal wafat
oleh orang-orang yang dicintainya oleh istrinya Khadijah dan Pamannya Abu
Thalib. Nabi mengalami rasa sedih yang sangat mendalam sehingga Allah SWT
menghiburnya dengan diisrakan dan dimi'rajkan''.
Menyinggung tentang peristiwa Isra Mi’raj
yang di luar akal manusia, kita harus mengimani. Kita harus meyakini atas atas
bukti kerisalahan Nabi Muhammad. Kita harus percaya atas kemukjizatan Nabi
Muhammad yang diperjalankan Allah di malam hari dari Masjidil Haram di Makkah
ke Masjidil Aqsa di Palestina serta dimikrajkan hingga ke langit
ketujuh (Sidratul Muntaha) dengan jiwa raganya, naik bouroq, didampingi
malaikat Jibril. Di sana Nabi Muhammad menerima risalah Allah, di mana di
dalamnya ada kewajiban salat lima waktu. "Sangat mudah bagi Allah
dengan kekuasaan-Nya melakukan hal ilogis", imbuhnya.
Pengajian ditutup dengan
doa yang dipimpin oleh Ustadz Fahrurozi.
(Teks/Foto
: Fahmi/Bidang KIHI)