Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Semangat Kartini Merperkuat Daya Cipta dan Kreatifitas Perempuan Kekinian
Edy Rusbiyantoro
Rabu, 26 April 2017   |   201 kali

Semarang - Setiap tanggal 21 April seluruh wanita Indonesia memperingati Hari Kartini. Sebagai sosok yang memperjuangkan emansipasi wanita Indonesia, Kartini menjadi inspirasi wanita Indonesia untuk selalu berkarya dan berprestasi. Kartini lahir di kota Jepara pada tanggal 21 April 1879 dan dimakamkan di kota Rembang. Kedua kota tersebut berada di wilayah kerja Kanwil DJKN Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Di sela sela kesibukan menjalankan TUSI dan persiapan sebagai panitia pengawas penerimaan mahasiswa PKN STAN, Dharma Wanita Persatuan Kanwil DJKN Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan KPKNL Semarang menggelar pertemuan rutin pada hari Jumat tanggal 21 April 2017 bertempat di ruang rapat Kanwil DJKN Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

Acara yang diadakan setiap 2 (dua) bulan sekali ini bertujuan untuk  mempererat tali silaturahmi para istri dan pegawai wanita. Ikut hadir dalam acara tersebut istri Kepala KPKNL Semarang Reni Wildan, Istri Kepala Bidang KIHI Meidita Iwan, istri Kepala Bidang Penilaian Dwi Rahayu Chrisnan, istri para Kepala Seksi dan para pegawai wanita Kanwil DJKN Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan KPKNL Semarang.

Nuning Tavianto, selaku Ketua Dharma Wanita Persatuan Kanwil DJKN Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta berkesempatan memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya, istri dari Kepala Kanwil DJKN Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta menggarisbawahi perjuangan Kartini yang mengangkat derajat wanita melalui gagasan dan pemikirannya. Dengan perjuangan dan jasa Kartini, perempuan Indonesia mampu meraih cita-cita dan kini menempati posisi setara dengan kaum laki-laki. “Dibalik suksesnya seorang suami terdapat seorang istri yang kuat dan tabah memikul beban sebagai seorang istri, seorang ibu, seorang karyawati, dan seorang anggota masyarakat yang baik dan berkepribadian. Apalah artinya karir yang tinggi namun keluarga berantakan” tegas Nuning.

Sebagai acara utama, diselenggarakan lomba menggulung stagen yang panjangnya sekitar 15 (lima belas) meter. Kerapian, kecepatan dan gulungan yang kencang menjadi unsur penilaian dewan juri yang terdiri dari Ibu Nuning Tavianto, Ibu Reni Wildan dan Ibu Meidita Iwan. Stagen atau bahasa Jawanya angkin adalah sebuah sabuk yang terbuat dari kain kasar seperti tenun, dan tidak melar jika dipakai. Stagen pada jaman dulu dikenakan oleh para perempuan, baik tua maupun muda, bersama kain atau kebaya, yang menjadi busana ciri khas perempuan Jawa. Selain sebagai pasangan dari kain, Stagen juga diyakini mampu membuat perut lebih ramping. Maksud diadakannya lomba gulung stagen ini adalah untuk memperkenalkan stagen kepada perempuan generasi muda yang merupakan warisan peninggalan nenek moyang yang kini hampir terlupakan dan ditinggalkan.

Lomba berikutnya adalah lomba merias wajah berpasangan dengan posisi mata ditutup. Lomba ini sangat menarik karena mengundang gelak tawa karena tak jarang hasil makeup menjadi lucu.

Di sela-sela acara, Ketua Dharma Wanita membagikan doorprize kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat seputar sejarah Kartini.

Di akhir acara, diumumkan pemenang lomba menggulung stagen dan makeup berpasangan, selanjutnya pemenang mendapatkan hadiah yang menarik dan bermanfaat. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama.(text:murni/foto:edym/edited:informasi) 

Foto Terkait Kilas Peristiwa
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini