Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kinerja Solid APBN Kuartal I, Menjaga Ekspektasi Pertumbuhan Ekonomi
Kharis Syuhada
Sabtu, 29 April 2023   |   50 kali
Jakarta, 17 April 2023 – Pemulihan ekonomi global masih menghadapi sejumlah tantangan. PMI Manufaktur Global kembali terkontraksi di akhir Triwulan I 2023. Aktivitas manufaktur di hampir 60 persen negara G-20 dan ASEAN-6 masih kontraktif, 27,3 persen negara lainnya berada di zona ekspansi namun melambat, sementara hanya 13,6 persen negara yang PMI Manufakturnya terus terakselerasi di zona ekspansif termasuk Indonesia, India, dan Turki. Secara umum, harga komoditas global termoderasi. Harga gas alam dan batu bara menunjukkan tren menurun, sedangkan harga minyak mentah mengalami kenaikan sebagai dampak dari diterapkannya kebijakan pemangkasan produksi minyak oleh OPEC. Harga komoditas pangan juga menunjukkan penurunan, meskipun kedelai masih berada di level yang cukup tinggi, sedangkan jagung dan gandum sedikit terkoreksi. Volatilitas harga komoditas masih menjadi faktor penting yang mempengaruhi laju inflasi serta kebijakan moneter negara-negara.

Tingkat inflasi di Eropa dan Jepang mengalami kenaikan dan masih relatif jauh di atas suku bunga acuan. Inflasi Amerika Serikat meski menurun namun secara historis juga masih tinggi. Kenaikan inflasi direspon oleh banyak negara dengan menaikkan suku bunga acuan, sehingga memukul perekonomian cukup tajam pada tahun ini. Risiko global lainnya yang masih cukup dominan antara lain: tekanan di sektor keuangan, potensi krisis utang di berbagai negara (debt distress), ekskalasi perang di Ukraina, serta adanya fragmentasi geoekonomi. Hal ini membuat IMF menurunkan ekspektasinya terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun ini pada World Economic Outlook (WEO) April 2023, yaitu sebesar 2,8 persen (yoy), sedikit lebih lemah dari proyeksi awal tahun, namun lebih tinggi dari pada proyeksi tahun lalu. Meski tahun ini perekonomian global melambat, namun pertumbuhan global diperkirakan membaik di tahun 2024 (proyeksi IMF 3,0 persen (yoy)). 

“Indonesia dalam konteks bahwa pertumbuhan ekonomi-nya, momentum masih terjaga, semua indikator menunjukkan tren yang membaik, dan ini juga dipengaruhi oleh kinerja APBN. Dan APBN juga tetap kita jaga untuk tetap memiliki kinerja dan juga posisi yang baik, itu adalah sesuatu yang harus kita jaga dan kita syukuri,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers APBN Kita Edisi Bulan April 2023 secara daring.

Meski outlook global melambat, Indonesia diperkirakan termasuk salah satu negara yang masih mampu tumbuh kuat di tahun 2023. IMF memproyeksikan Indonesia tumbuh di angka 5,0 persen (yoy) pada tahun 2023. Prospek perekonomian domestik baik dari sisi produksi maupun konsumsi masih cukup kuat didukung kinerja APBN yang terjaga hingga Kuartal I 2023. Meski demikian, kewaspadaan dan mitigasi tetap dilakukan mengantisipasi ketidakpastian di sepanjang tahun 2023. Demikian disampaikan dalam publikasi APBN KiTa edisi April 2023.

Ekonomi Indonesia Diperkirakan Tumbuh Stabil di Triwulan I 2023
Prospek ekonomi domestik yang masih kuat ditunjukkan oleh PMI Manufaktur Indonesia yang berada pada level ekspansif 19 bulan berturut-turut (Maret mencapai 51,9). Sejak awal 2023, PMI Manufaktur Indonesia meneruskan penguatan, antara lain didukung ekspektasi permintaan menjelang lebaran. Selain itu, penguatan dari sisi produksi juga ditunjukkan oleh pertumbuhan konsumsi listrik. Listrik untuk bisnis konsisten tumbuh tinggi, per Maret 12,4 persen (yoy), dan listrik industri turn around ke arah positif. 

“Kalau dunia tadi masih mengalami banyak tantangan, Alhamdulillah perekonomian Indonesia dalam posisi yang relatif sangat baik. Dari sisi PMI yang telah saya sebut, Indonesia pada level 51,9 itu berarti ekspansif dan akseleratif atau menguat. Ini hal yang sangat positif. Konsumsi dari listrik juga mengonfirmasi hal ini. Konsumsi listrik untuk bisnis masih level-nya adalah stabil tinggi di pertumbuhan 12,4, Sedangkan untuk industri dalam hal ini meskipun mengalami kontraksi, namun dalam posisi yang relatif stabil. Kita berharap akan mengalami perbaikan,” jelasnya.

Sementara dari sisi konsumsi, penjualan mobil secara wholesale (yoy) di angka 2,6 persen, lebih tinggi dari rata-rata di tahun 2019. Begitu pula penjualan motor yang juga di atas rata-rata tahun 2019, bahkan mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi (40,5 persen). Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sangat kuat di angka 123,3. Hal ini didukung oleh inflasi yang terkendali dan daya beli masyarakat yang secara bertahap membaik. Indeks penjualan ritel juga mencatat kenaikan yang tajam, yaitu sebesar 4,8 persen (yoy), sehubungan dengan momen Ramadhan dan menjelang Lebaran. Pemerintah optimis pada bulan April akan tetap terjaga dengan baik dan memberikan kontribusi bagi momentum pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tinggi.

Selanjutnya, tingkat inflasi domestik per Maret melambat, terutama dari inflasi volatile food yang mengalami penurunan, serta inflasi inti yang juga menurun. Pengendalian inflasi pangan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas harga terutama di masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Inflasi yang terkendali menjadi hal positif dan membantu meningkatkan daya beli masyarakat Sementara inflasi di negara lain masih cukup tinggi, bahkan Argentina mencapai 104,3 persen dan Turki mencapai 50,5 persen. 

Dari sisi eksternal, kinerja Neraca Perdagangan (NP) masih melanjutkan suprlus, memasuki bulan ke-35. NP Maret 2023 surplus sebesar USD2,91 M, dengan ekspor USD23,62 M dan impor USD20,52 M. Namun demikian, akibat pelemahan ekonomi global, ekspor dan impor juga mengalami kontraksi, masing-masing menurun sebesar 11,3 persen (yoy) dan 6,2 persen (yoy). Di lain sisi, Indonesia juga mengalami peningkatan dari kunjungan Wisman, naik 567,3 persen (yoy).

Outlook pertumbuhan ekonomi domestik 2023 relatif stabil, didorong oleh peningkatan permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi. Bahkan IMF merevisi ke atas outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,0 persen (yoy) dari sebelumnya 4,8 persen (yoy). Meski demikian, ketidakpastian global masih harus tetap diwaspadai.

Di pasar keuangan, persepsi terhadap kinerja Indonesia tetap membaik. Nilai tukar Rupiah tetap melanjutkan tren apresiasi sejak awal tahun 2023 (menguat 5,6 persen ytd), sedangkan indeks USD kembali menunjukkan adanya tekanan. Tren positif pasar saham dan SBN juga tetap terjaga, dengan arus masuk (inflow) yang semakin kuat. Selain itu, likuiditas domestik yang cukup ample, juga mampu mendorong tren penyempitan spread LCY (local currency yield). Dibanding beberapa negara EM, posisi yield Indonesia relatif moderat. Hal ini menggambarkan kinerja pasar SBN yang baik, yang ditopang oleh kinerja APBN dan perekonomian yang membaik.

Tren Belanja APBN per Maret 2023 Terjaga Positif 
Sampai dengan 31 Maret 2023, belanja negara tercapai sebesar Rp518,7 T atau 16,9 persen Pagu APBN (Pagu), tumbuh 5,7 persen (yoy). Realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp347,3 T (15,5 persen dari Pagu), terdiri dari belanja K/L sebesar Rp166,9 T dan belanja non-K/L sebesar Rp180,3 T. Sebanyak 39,2 persen belanja pemerintah pusat atau sebesar Rp136,3 T merupakan belanja yang memberi manfaat langsung kepada masyarakat, baik melalui sektor Pendidikan, Kesehatan, Perlindungan Sosial, Ketahanan Bencana, maupun sektor pelayanan publik lainnya.

Selanjutnya, belanja prioritas tetap terjaga, salah satunya digunakan untuk belanja kesehatan yang mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun lalu. Belanja Kesehatan disalurkan antara lain untuk bantuan iuran PBI JKN untuk 96,7 juta peserta, penyediaan pelayanan kesehatan RS TNI dan Polri, dan pemeriksaan sampel makanan oleh BPOM, serta untuk operasional puskesmas dan balai penyuluhan KB. Selain itu, belanja prioritas juga digunakan untuk mendukung ketahanan pangan melalui pembangunan bendungan dan rehabilitasi jaringan irigasi, bantuan benih, pupuk, dan pestisida, Bantuan Inseminasi Buatan, serta asuransi pertanian dan usaha ternak. Belanja prioritas ketahanan pangan juga diberikan untuk Bantuan Calon Induk, Pembangunan 2.589 Unit Jalan Pertanian, serta 495 unit Olahan Pakan Ternak. 

APBN juga bekerja untuk memulihkan scarring effect yang ada di dalam masyarakat melalui belanja perlindungan sosial seperti penyaluran PKH untuk 9,6 juta KPM, Kartu sembako untuk 17,5 juta KPM, bantuan PIP dan KIP Kuliah, bantuan stimulan rumah terdampak bencana di Kabupaten Cianjur, serta penyaluran subsidi dan BLT Desa. Di sektor pendidikan, realisasi APBN dimanfaatkan antara lain untuk gaji pengajar, PIP, dan KIP Kuliah. Selain itu, dana pendidikan juga digunakan untuk menyalurkan BOS dan Kartu Prakerja, serta dana abadi di bidang pendidikan. Sementara, untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur, hingga akhir Maret, APBN 2023 telah dikucurkan untuk membangun jalan (progress 11,7 persen), jembatan (progress 10,0 persen), bendungan (progress 22,6 persen), jaringan irigasi (progress 11,3 persen), sarana dan prasarana Pendidikan (progress 21,2 persen), SPAM (progress 16,3 persen) rel KA (progress 12,2
 persen), bandara (progress 16,8 persen), dan pelabuhan laut (44 unit). Alokasi belanja prioritas infrastruktur juga digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur daerah serta penyaluran pembiayaan perumahan sebanyak 16.647 unit rumah. 

Selanjutnya, realisasi subsidi hingga akhir Maret 2023 digunakan untuk menyalurkan subsidi energi sebesar Rp24,5 T baik berupa subsidi BBM, LPG Tabung 3 Kg, maupun listrik. Sementara subsidi non-energi telah terealisasi sebesar Rp13,0 T, digunakan untuk memberikan subsidi Bunga KUR, PSO Perkeretaapian, Bantuan Uang Muka Perumahan, dan Imbal Jasa Penjaminan. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, pemerintah juga telah menyalurkan Tunjangan Hari Raya (THR). Hingga 14 April 2023, penyaluran THR kepada ASN Pusat telah mencapai 98,79 persen sedangkan untuk ASN Daerah mencapai 49,81 persen. Sementara pembayaran THR Pensiunan telah disalurkan kepada 3,3 juta pensiunan dari 3,4 juta pensiunan.

Adapun dari sisi Transfer ke Daerah (TKD), s.d. akhir Maret 2023 telah tersalur sebesar Rp171,4 T (21,0 persen Pagu), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu (-2,9 persen (yoy)). Hal ini disebabkan masih menunggu penyampaian syarat penyaluran dari Pemda dalam hal penyaluran DAU (khususnya DAU earmarked), DAK non-Fisik, dan Dana Insentif Fiskal. Namun demikian, komponen TKD lainnya mencatat pertumbuhan positif, didorong oleh penyaluran DBH yang lebih tinggi terutama akibat naiknya pagu DBH Minerba TA 2023. Selain itu, penyaluran DAK Fisik juga lebih tinggi karena sebagian besar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memulai pelaksanaan DAK Fisik lebih cepat dari tahun sebelumnya, didukung dengan simplifikasi Juknis dan Jukops  DAK Fisik yang digabungkan dalam satu Perpres  (Perpres 15 tahun 2023). Penyaluran dana desa juga lebih tinggi terutama karena peningkatan kepatuhan desa dalam memenuhi dokumen persyaratan penyaluran. 

Dari sisi pembiayaan investasi, pembiayaan investasi 2023 berfokus pada sektor prioritas untuk kesejahteraan masyarakat. Pembiayaan investasi sebagai bentuk kontribusi APBN untuk perumahan melalui FLPP, untuk mencerdaskan bangsa melalui LPDP, dan untuk memberikan bantuan kepada dunia internasional melalui LDKPI. Sampai dengan 31 Maret 2023, telah disalurkan sebanyak 46.233 unit rumah FLPP bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di 371 kota/kabupaten. Selanjutnya, target penerima beasiswa dari LPDP pada tahun 2023 antara lain mencakup 7.796 orang untuk program native, 287.591 orang penerima dari Kemendikbudristek, dan 41.826 orang penerima dari Kemenag, sementara untuk program riset, dana LPDP disalurkan untuk membiayai 2.097 proyek (Riset Ongoing: 1.279  proyek dan Riset Selesai: 818 proyek). Selain itu, pemerintah melalui LPDP telah melakukan pendanaan Riset Indonesia Maju dengan BRIN hingga Februari 2023 sebanyak 426 proyek. Sementara pada Maret 2023, pemerintah telah mencairkan dana untuk meningkatkan endowment fund LDKPI serta kapasitas pemberian hibah kepada Pemerintah Asing/Lembaga Asing melalui LDKPI.

Pendapatan Negara s.d. Maret 2023 Masih Kuat
Pendapatan negara melanjutkan kinerja baik hingga akhir Triwulan I tahun 2023, tumbuh 29,0 persen (yoy). Hingga akhir Maret 2023, Pendapatan Negara tercapai sebesar Rp647,2 T atau 26,3 persen dari Target APBN 2023 (Target).

Hingga akhir Maret, penerimaan pajak masih kuat, yaitu mencapai Rp432,25 T atau 25,2 persen dari Target, tumbuh 33,8 persen (yoy), didukung dampak implementasi UU HPP. Berdasarkan jenisnya, seluruh jenis pajak tumbuh positif secara agregat, meskipun pada bulan Maret beberapa jenis pajak mengalami kontraksi. Sementara berdasarkan sektornya, secara agregat seluruh sektor utama tumbuh positif. Pada bulan Maret, beberapa sektor masih tumbuh stabil seperti Industri Pengolahan, Jasa Keuangan, Transportasi, dan Jasa Perusahaan. Selain itu, Sektor Pertambangan tumbuh signifikan karena beberapa WP menyetorkan PPh Badan Tahunan lebih awal. Pertumbuhan sektor Informasi dan Komunikasi juga meningkat didorong peningkatan PPh Final. Sementara itu, sektor Perdagangan melambat karena perlambatan PPN DN dan peningkatan restitusi, serta sektor Jasa Konstruksi dan Real Estat melambat karena perubahan model pemungutan PPN atas transaksi dengan Pemerintah. Tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan tahun 2023 meningkat 3,15 persen dibandingkan tahun 2022.

Selanjutnya, per 31 Maret 2023, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai menurun. Hal ini dipengaruhi oleh turunnya penerimaan Bea Keluar dan Cukai, sedangkan penerimaan Bea Masuk masih menunjukkan kinerja positif. Penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp72,24 T (23,83 persen dari Target, turun 8,93 persen yoy). Penerimaan Bea Masuk tumbuh 8,84 persen (yoy), didorong pelemahan kurs Rupiah dan komoditas utama yang masih tumbuh meskipun kinerja impor sudah mulai menurun. Sementara itu, penerimaan Cukai menurun 0,72 persen (yoy) disebabkan penurunan produksi Januari 2023 utamanya dari rokok SKM dan SPM Golongan 1. Bea Keluar juga mengalami penurunan sebesar 71,66 persen (yoy) akibat moderasi harga CPO dan turunnya volume ekspor komoditas mineral. 

Kinerja PNBP hingga akhir Maret 2023 terus mengalami pertumbuhan, mencapai Rp142,7 T (32,3 persen dari Target) atau tumbuh 43,7 persen (yoy). Capaian positif ini terutama didorong oleh realisasi SDA non-Migas (68,3 persen dari Target) berkat tingginya HBA dan berlakunya PP 26/2022, serta PNBP Lainnya (39,1 persen dari Target) yang disumbang oleh peningkatan pendapatan atas layanan K/L dan PHT. Pendapatan BLU (21,9 persen dari Target) juga mencatatkan pertumbuhan positif yang diperoleh dari meningkatnya pendapatan jasa pelayanan Pendidikan PTN BLU. Sementara pendapatan KND (9,4 persen dari Target) stagnan dan pendapatan SDA Migas (23,8 persen dari Target) turun yang disebabkan adanya penurunan ICP dan lifting minyak bumi.

Pembiayaan APBN Hingga Maret 2023 Terkendali
Pelaksanaan APBN hingga akhir Maret 2023 mencatatkan surplus sebesar 0,61 persen terhadap PDB. Hingga akhir Maret 2023, pembiayaan terkendali dengan tetap mengedepankan prinsip prudent, fleksibel, dan akuntabel. Pembiayaan utang melalui SBN dan pinjaman on track sesuai dengan strategi pembiayaan tahun 2023, terealisasi sebesar Rp224,8 T (32,3 persen Target). Pengadaan utang dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan kas pemerintah, serta kebutuhan pembiayaan.

Saat ini, tekanan geopolitik dan sistem perbankan AS dan Eropa masih menjadi perhatian global yang terus diwaspadai. Namun demikian, pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I stabil, sejalan dengan proyeksi awal dan didukung konsumsi domestik yang cukup kuat. Di samping itu, kinerja APBN hingga bulan Maret masih mencatatkan surplus ditopang kinerja belanja dalam tren yang baik dan pendapatan yang masih kuat. Dalam mempertahankan momentum transformasi ekonomi, APBN berperan kuat sebagai instrumen pembangunan dan penjaga kesehatan fiskal. Kinerja baik APBN telah terbukti berjalan progresif secara konsisten. Namun demikian, pemerintah akan terus waspada dan melakukan mitigasi guna mengantisipasi ketidakpastian di sepanjang tahun 2023.

“APBN menjadi instrumen yang sangat sangat penting, menjaga kesejahteraan rakyat dan mendorong perekonomian kita untuk bertransformasi menciptakan nilai tambah dan juga produktivitas kinerja yang baik. Kinerja APBN yang baik ini akan menjadi modal bagi kita menjaga kewaspadaan terhadap berbagai gejolak dan ketidakpastian sepanjang tahun 2023, baik yang berasal dari luar maupun yang berasal dari dalam negeri,” pungkas Menkeu.
***
 
Yustinus Prastowo
Juru Bicara Kementerian Keuangan
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini