Semarang - Kamis (13/10), Kanwil DJKN Jawa Tengah dan DIY mendapat kehormatan untuk menjamu Bupati Kabupaten Semarang, Ngesti Nugraha, beserta jajarannya. Kedatangan Rombongan bupati dimaksud untuk berkoordinasi dan berkonsultasi terkait dengan revitalisasi Benteng Pendem Willem yang berada di Ambarawa, Kabupaten Semarang. Kedatangan Bupati Kabupaten Semarang ini disambut langsung oleh Kepala Kanwil DJKN Mahmudsyah, Kepala KPKNL Semarang Partolo, Kepala Bidang PKN Saiful Hadi, dan beberapa pejabat beserta pegawai di lingkungan DJKN.
Mahmudsyah, sebagai tuan rumah, membuka rapat dengan memaparkan bahwa
koordinasi yang telah dilakukan jajaran DJKN dengan jajaran Kabupaten Semarang telah
berjalan berkesinambungan dan berkelanjutan. Harapannya, tentu memberikan yang
terbaik kepada daerah dan negara. “Kami akan terus mendukung sinergi ini
sepanjang (kegiatannya) memberikan optimalisasi kepada negara. Disamping itu,
ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan Revitalisasi, sehingga
tertib administrasi, tertib fisik, dan
tertib hukum tetap terpegang teguh.” Tambah Mahmud.
Selanjutnya, Bupati Kabupaten Semarang, Ngesti Nugraha, memberikan paparannya. Pertama-tama, pimpinan yang menjabat sejak tahun 2021 ini mengapresiasi DJKN yang terus dan tanpa lelah selalu mengawal jajaran Kabupaten Semarang setiap konsultasi. “Terima kasih kami sampaikan kepada Pak Mahmud dan jajaran yang selalu memberikan yang terbaik kepada kami. Ini (koordinasi) harus kami lakukan supaya tidak salah melangkah ketika melakukan eksekusi kebijakan." papar Ngesti.
Di kesempatan berikutnya, dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) juga mengutarakan opininya. Anggoro, sebagai perwakilan Kemen PUPR, menjelaskan bahwa pagu anggaran untuk Revitalisasi Benteng Pendem Willem Ambarawa ini sudah ditetapkan untuk tahun 2023. “Kegiatan (revitalisasi) ini pasti berjalan di tahun 2023 meningat pagu sudah ditetapkan. Permasalahannya, instruksi dari Menteri PUPR adalah jangan ada perkerjaan yang berjalan pada saat tahun pemilihan presiden (2024).” Menambahkan, “Disitulah titik krusialnya. Perlu segera kebijakan dan Langkah-langkah yang luar biasa untuk bisa menyelesaikannya tepat waktu.” imbuh Anggoro.
Sebagai tambahan informasi, Benteng Pendem Willem Ambarawa dibangun
tahun 1834 sampai dengan 1845. Disebut pendem karena benteng tersebut terletak
di dalam tanah atau terkubur, sebagai taktik perang. Benteng ini telah banyak
menjadi saksi bisu kejadian-kejadian bersejarah yang berlangsung dari zaman
penjajahan hingga kini. Saat ini, Penatausahaan Benteng Pendem Willem Ambarawa
dilakukan oleh Kodam IV Diponegoro (satuan kerja TNI) yang merupakan wilayah kerja
dari KPKNL Semarang. (Penulis:
Unggul Aji Mulyo)