Komunikasi merupakan keterampilan
yang penting dalam hidup manusia. Ia adalah seni untuk membuat diri kita dipahami orang lain. Dikatakan seni,
karena tidak ada formula khusus yang baku dan berlaku standard untuk tiap
individu dan tiap kesempatan yang dapat memberikan hasil yang sama. Unsur yang paling penting dalam
berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kita tulis atau yang kita katakan,
tetapi bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan.
Kepercayaan sebagai pondasi Komunikasi yang Efektif
Selain itu yang paling
penting dalam komunikasi yang efektif adalah membangun kepercayaan dan merupakan
prinsip dasar yang mencakup semua hubungan. Stephen Covey pernah berkata “Kepercayaan
adalah perekat kehidupan”. Bahwa penting untuk membangun dan menjaga
kepercayaan dalam hidup kita. Sebab kepercayaan merupakan pondasi dari interaksi
yang sehat, harmonis, dan produktif dengan orang lain.
Hambatan dalam berkomunikasi
Sondang Siagian mengemukakan
pendapat bahwa organisasi merupakan bentuk perserikatan atau persekutuan
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan kerjasama (mencapai
suatu tujuan bersama) dalam sebuah ikatan yang formal.
Organisasi merupakan perkumpulan antara dua orang atau lebih dalam suatu kelompok khusus yang dibentuk untuk mencapai sebuah atau beberapa tujuan yang sudah ditetapkan bersama dengan cara bekerjasama. Adanya komunikasi organisasi sendiri, digunakan untuk mencapai sebuah tujuan bersama, dimana seringkali komunikasi jenis ini digunakan dan diterapkan dalam ruang lingkup kerja seperti yang dibahas pada buku Komunikasi Organisasi oleh Morissan.
Komunikasi bisa menjadi salah satu aspek paling penting
dari kesuksesan sebuah organisasi, instansi, atau bahkan sebuah perusahaan,
namun sering kali terabaikan atau dianggap sepele. Masalah utama di sebuah
organisasi adalah komunikasi. Lalu apasih penyebab utama masalah komunikasi
dalam organisasi? Salah satu penyebab utama masalah komunikasi di organisai
adalah bahwa informasi tidak tersebar dengan tepat dan akurat. Hal ini dapat
terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari kurangnya komunikasi antara: atasan
dengan bawahan atau antara karyawan dengan pelanggan.
Kemampuan komunikasi
Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide,
perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan
baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. Ada 4 kemampuan komunikasi yang dibutuhkan
:
1.
Kemampuan
Mendengarkan
Kemampuan mendengarkan secara aktif diartikan sebagai proses pemahaman secara aktif
untuk mendapatkan informasi, dan sikap dari pembicara yang tujuannya untuk
memahami pembicaraan tersebut secara objektif. Agar lebih paham mengenai apa yang diucapkan
orang lain dan lebih peka terhadap perasaan orang lain.
2. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi nonverbal terdiri dari beberapa jenis, antara lain gerakan tubuh, mimik wajah,
gerakan mata, komunikasi ruang, sentuhan, parabahasa, dan komunikasi waktu. Komunikasi Non-Verbal bertujuan untuk memperjelas maksud pesan yang disampaikan dan
menghindari miskomunikasi. Misalnya,
seperti Berjabat tangan sambil tersenyum memperlihatkan rasa senang dan hormat
kepada rekan kerja agar tidak terjadi kesalah pahaman kepada orang lain.
3. Mengontrol Emosi
Pengelolaan emosi merupakan salah satu kemampuan
penting dalam komunikasi untuk menghindari gejolak emosi negatif. Misalnya, Emosi yang kerap dialami di tempat kerja adalah emosi
seperti rasa frustasi, khawatir, marah, tidak suka, atau tidak bahagia.
4. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif merupakan Kemampuan untuk
menyampaikan maksud dengan jelas dan tetap menghormati orang lain. Komunikasi yang terbuka
memungkinkan tim untuk berkolaborasi dengan lebih baik. Contohnya seperti kesuksesan
penyelenggaraan kegiatan kantor yang melibatkan banyak personil yang berasal
dari lintas unit seperti kegiatan DJKN Goes to Campus, berbagai seminar,
hingga acara pisah sambut pegawai, bahwa di balik layar kesuksesan dan kelancaran acara
tersebut pasti terjadi komunikasi yang efektif. Masing-masing
berkontribusi, memiliki peran yang penting dengan mengesampingkan egonya untuk mencapai
tujuan bersama mensukseskan kegiatan-kegiatan tersebut. Dapat dibayangkan, jika dalam acara
tersebut tidak ada kerja sama dan komunikasi secara efektif antar tim, mungkin
acara tersebut tidak akan berjalan sesuai rencana.
Implementasi Activity Based Workplace (ABW) dalam menunjang komunikasi yang efektif
Pelaksanaan Activity Based
Workplace (ABW) di Lingkungan Kementerian Keuangan telah diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.01/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Activity
Based Workplace di Lingkungan Kementerian Keuangan dan Surat Edaran Nomor
SE-5/MK.01/2021 tentang Petunjuk Teknis Penataan Ruang Kerja Activity Based
Workplace di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Activity Based Workplace
merupakan transformasi strategi dalam bekerja dengan mengatur penataan ruang
kerja untuk menunjang berbagai aktivitas dalam menjalankan tugas dan fungsi
organisasi dengan mempertimbangkan karakteristik organisasi dan pegawai, yang
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang postitif, kolaboratif,
menghilangkan hambatan komunikasi dan koordinasi baik secara vertikal maupun
horizontal, mendorong pemikiran kreatif, inovatif, meningkatkan transparansi
dan kepercayaan, optimalisasi aset dan berorientasi hasil, sehingga kinerja
organisasi meningkat.
Activity Based Workplace adalah
pengaturan tata letak ruang yang mengedepankan fleksibilitas dan mobilitas
dalam bekerja untuk menunjang berbagai aktivitas dalam menjalankan tugas dan
fungsi organisasi dengan mempertimbangkan karakteristik organisasi dan pegawai.
Salah satu prinsip desain ruang kerja Activity Based Workplace yaitu Penataan
ruang kerja dapat mempermudah kolaborasi dan koordinasi antar bagian/bidang
maupun antar atasan dengan bawahan, serta dapat mempermudah pengawasan
Manfaat pelaksanaan Activity Based
Workplace bagi pegawai, antara lain:
1.
Interaksi antar pegawai menjadi lebih efektif dan lebih intens
Bekerja sama dengan pegawai dari unit lain dalam satu tempat
yang sama dapat mendorong pegawai untuk berinteraksi secara lebih efisien.
Berbeda apabila pegawai harus berkomunikasi dengan pegawai lain yang berada di
ruangan atau lantai yang berbeda.
2.
Meningkatkan kreativitas, produktivitas dan inovasi.
Pegawai Kementerian Keuangan saat ini banyak yang berasal dari
generasi milineal atau Gen Z. Bagi para pegawai ini berinteraksi dalam ruang
kerja yang menarik, sehat dan positif
dapat meningkatkan kreativitas, produktivitas dan inovasi.
3.
Menghilangkan rasa bosan
Bekerja di ruang tertutup yang sama setiap hari dengan suasana
yang monoton apalagi bila dalam ruangan tersebut juga terdapat tumpukan berkas
dapat membuat pegawai cepat merasa bosan yang bisa berdampak pada perasaan
stress bagi pegawai. Perasaan bosan ini dapat menurunkan kreativitas pegawai.
Oleh karena itu pelaksanaan Activity Based Workplace diharapkan dapat
mengatasi perasaan bosan tersebut.
Activity Based Workplace
merupakan transformasi strategi dalam bekerja dengan mengatur penataan ruang
kerja untuk menunjang berbagai aktivitas dalam menjalankan tugas dan fungsi
organisasi dengan mempertimbangkan karakteristik organisasi dan pegawai, yang
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang postitif, kolaboratif,
menghilangkan hambatan komunikasi dan koordinasi baik secara vertikal maupun
horizontal, mendorong pemikiran kreatif, inovatif, meningkatkan transparansi
dan kepercayaan, optimalisasi aset dan berorientasi hasil, sehingga kinerja
organisasi meningkat.
Dengan demikian, implementasi Activity Based Workplace (ABW) pada Kementerian Keuangan khususnya Kanwil DJKN Jawa Barat dinilai sangat tepat, dalam menunjang bahkan meningkatkan komunikasi yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi.