Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Siaran Pers Enam SMV Kemenkeu Luncurkan Program Pengelolaan Sampah Dengan Nilai Tambah Ekonomi Bagi Masyarakat
Yuniantoro Sudrajad
Kamis, 30 November 2023   |   30 kali
Yogyakarta, 28 November 2023 – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) bersama 6 Special Mission Vehicle (SMV) di bawahnya, meresmikan program pengelolaan sampah organik melalui metode plasma biokonversi maggot serta optimalisasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Program ini merupakan inisiatif dari DJKN dan 6 entitas SMV Kemenkeu, yaitu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) / PT PII, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) / PT SMI, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia / LPEI, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) / PT SMF, PT Geo Dipa Energi (Persero), dan Indonesia Infrastructure Finance / IIF.

Saat peresmiaan program yang berbertajuk WE CARE (Waste Management for Circular Economy) ini, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Rionald Silaban menyatakan bahwa program WE CARE yang merupakan inisiatif dari DJKN dan enam SMV Kemenkeu. Tujuannya adalah untuk mendukung penyelesaian masalah sampah di Indonesia melalui berbagai inisiatif pengelolaan sampah yang baik dan efektif, guna mereduksi timbunan sampah baik organik maupun anorganik, serta memberikan nilai tambah pada hasil pengelolaannya yang berfokus pada konsep sirkular ekonomi untuk masyarakat secara berkelanjutan.

“Ekonomi sirkular dalam kaitannya dengan pengelolaan sampah memiliki potensi manfaat yang besar seiring dengan target pencapaian Zero Waste 2050. Oleh karena itu, dengan terus meningkatnya jumlah populasi penduduk setiap tahunnya, Pemerintah Indonesia terus mendorong dan menginisiasi konsep ekonomi berkelanjutan atau ekonomi sirkular yang lebih kuat untuk menjaga pertumbuhan ekonomi jangka Panjang. Model ekonomi inilah yang dapat mempertahankan nilai produk, bahan baku, dan sumber daya semaksimal mungkin,” kata Rionald.

Program WE CARE telah dimulai sejak Agustus 2023 lalu dan dilaksanakan di 2 lokasi, yaitu Kota Yogyakarta dan Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara. Program ini juga mendapatkan dukungan dari Waste4Change dan Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) sebagai mitra pelaksana. Program WE CARE ini merupakan program berkelanjutan yang akan diteruskan di tahun mendatang hingga tahapan akhirOutcome yang diharapkan bukan hanya pada pengurangan jumlah sampah, namun perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah di huluhingga peningkatan ekonomi masyarakat dari hasil budidaya maggot untuk sampah organik, maupun daur ulang sampah anorganik serta produk pengelolaan sampah lainnya.

“Kami akan terus mengawal program ini ke depannya dan berharap dapat diteruskan bukan hanya di Kota Yogyakarta dan Dieng, namun juga di daerah lain di Indonesia, khususnya sebagai bentuk dukungan dari proyek infrastruktur pengolahan sampah sehingga permasalahan sampah di negara kita ini dapat berangsur-angsur terselesaikan kedepannya,” tambah Rionald.

Di Kota Yogyakarta, program yang dilakukan adalah Pengembangan Inti Plasma Budidaya Maggot (Black Soldier Fly/BSF) yaitu pengelolaan sampah organik melalui pengembangan inti plasma budidaya maggot, yang meliputi studi pendahuluan dan 5 tahap capacity building, yaitu mengenai BSF secara umum; Teknis Operasional dan Workshop; Kelembagaan dan Peraturan; Keuangan, Bisnis Model, dan Ekspor; serta Branding.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PII M. Wahid Sutopo, mewakili pimpinan SMV Kemenkeu, mengungkapkan bahwa program ini juga didukung dengan pengadaan sarana prasarana melalui pembangunan fasilitas dan perlengkapan pendukung budidaya. Terdapat 6 lokasi yang telah ditentukan melalui hasil penilaian dan assesment yang berlokasi di  Kelurahan Karangwaru, Bumijo, Winongo Asri, Bener, Wirobrajan, dan Badran kota Yogyakarta.  

“Program ini sudah menberikan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan total keseluruhan dari target estimasi outcome yang akan dicapai dari Kandang Maggot Jogja (KMJ) dan 6 Plasma yaitu  penyerapan sampah organik sebesar 153,6 ton per tahun, produksi maggot fresh sebesar 59,6 ton per tahun, produksi kasgot sebesar 38,4 ton per tahun, dan pendapatan ekonomi dari hasil penjualan maggot fresh dan kasgot sebesar Rp472.689.000 per tahun”, ungkap Sutopo.
Sementara itu, program yang berlangsung di Banjarnegara merupakan Program Optimalisasi Pengelolaan Sampah TPST Dewanata, dengan riset dan studi awal serta capacity building pengelolaan TPST Dewanata dari 5 aspek persampahan, yaitu peraturan, teknis operasional, kelembagaan, keuangan, dan partisipasi masyarakat. Program ini nantinya juga akan didukung dengan pengelolaan residu dan limbah sampah melalui pembangunan IPAL serta akan dilanjutkan dengan Pembangunan fasilitas TPST hingga diharapkan dapat menjadi TPST percontohan di Kabupaten Banjarnegara serta di daerah lain di Indonesia,” tambah Sutopo.

Program WE CARE juga mendapat antusiasme dan dorongan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang disampaikan oleh Yudi Ismono, Kepala Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan Sekretariat Daerah DIY. Dalam sambutannya yang mewakili Gubernur DIY, ia mengatakan bahwa permasalahan sampah merupakan prioritas yang perlu segera ditangani. “Dalam menangani permasalahan persampahan ini, kami tidak bisa berjalan sendiri, oleh karena itu kami mengapresiasi Kementerian Keuangan dan juga berbagai instansi yang terlibat atas terlaksananya program pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular ini, semoga program ini terlaksana dengan baik dan tidak berhenti di sini serta dapat diteruskan hingga pengurangan sampah organik mencapai angka target yang kita harapkan karena ini semua menjadi tujuan kita bersama untuk mengurangi dampak negatif khususnya terhadap lingkungan,” kata Yudi.

Dalam acara peluncuran program WE CARE juga dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Dampak Pengelolaan Sampah berbasis Sirkular Ekonomi bagi Lingkungan dan Masyarakat”. Narasumber yang hadir melibatkan akademisi yaitu Nasih Widya Yuwono (Dosen Fakultas Pertanian UGM), Ahmad Haryoko (Kepala Bidang Pengelolaan Persamlahan DLH Kota Yogyakarta), serta pegiat lingkungan Vania Herlambang (Putri Indonesia Lingkungan 2018), para aktivis lingkungan serta Sustainable Content Creator. Adapun FGD tersebut dimoderatori oleh Saka Dwi Hanggara yang merupakan Campaign Manager Waste4Change.
***
 
Deni Surjantoro
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
Kementerian Keuangan
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini