Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Optimalisasi BMN sebagai Penggerak Perekonomian Akar Rumput.
Corry Wulandari
Rabu, 22 Juli 2020   |   179 kali

Klungkung (22/7) – Memenuhi undangan Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI) Wilayah Bali dan Nusa Tenggara, Tim Kompetisi Inovasi (KOIN) Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Bali dan Nusa Tenggara (Kanwil DJKN Bali Nusra) menghadiri peresmian “Uyah Kusamba” pada Rabu (22/7) di Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung Propinsi Bali. Uyah Kusamba adalah garam beryodium yang telah mendapat ijin edar dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang merupakan hasil petani garam di Desa Kusamba, Klungkung.

Petani garam adalah salah satu Industri Kecil Menengah (IKM) yang dibidik oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekrasnada)  Kabupaten Klungkung untuk berkiprah dan mengisi ruang pada bangunan yang dikerjasamakan dengan DJKN. Hadirnya LPEI dan Kanwil DJKN Bali Nusra pada acara ini merupakan bentuk dukungan agar “uyah kusamba” yang merupakan produk IKM dapat berkembang dan menembus pasar internasional.

Inisiasi Tim KOIN Kanwil DJKN Bali Nusra untuk mengoptimalkan BMN yang dikerjasamakan dengan Dekrasnada Kabupaten Klungkung telah menciptakan dua ruang nilai tambah. Tidak hanya penyediaan ruang fisik untuk industri kreatif dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) /IKM, tetapi juga menciptakan ruang untuk pasar domestik dan ekspor.

Jika berjalan baik sesuai rencana, bukan tidak mungkin Desa Kusamba dapat menjadi desa devisa, seperti halnya dengan pendahulunya Desa Kakao di Jembrana. Hal ini sejalan dengan semangat Menteri Keuangan untuk membangkitkan kembali UMKM dan IKM, sehingga bisa menggerakkan perekonomian akar rumput.

Semoga optimalisasi BMN dapat bermanfaat dan menjadi penggerak perekonomian masyarakat sekitar.

(Text: CR , Foto: Tim Koin Balinusra)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini