Banda Aceh - Digitalisasi sebenarnya bukan hanya
sekedar membuat aplikasi yang serba komputer tetapi bagaimana mengubah
paradigma Sumber Daya Manuasia (SDM) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
dalam menyambut era digitalisasi, contohnya penggunaan SMARt mobile yang
masih belum semua pegawai menggunakannya. Perubahan budaya dalam menerapkan
digitalisasi dimaksudkan untuk memudahkan SDM dalam meningkatkan produktivitas
kerja. Budaya kerja yang selama ini terbentuk adalah budaya yang diterapkan
pimpinan harus sama dengan bawahannya. “Hal inilah yang seharusnya berubah di
era digitalisasi, karena jika tidak, hal ini akan menyebabkan pencapaian hasil
yang tidak optimal,” tutur Tenaga Pengkaji Restrukturisasi, Privatisasi, dan
Efektivitas Kekayaan Negara Dipisahkan (RPEKND) Arik Hariyono saat Ngobrol
Bareng Santai (Ngobras) di Kanwil DJKN Aceh, pada Kamis, (11/4).
Arik juga
menegaskan bahwa perubahan berasal dari diri sendiri, bukan dari orang lain
sehinga untuk melakukan perubahan, harus mulai dari diri sendiri dengan ikhlas.
Acara yang dikemas dengan santai itu juga membahas
mengenai seluk beluk penilaian. Direktur Penilaian Meirijal Nur menjelaskan berdirinya
tugas dan fungsi penilaian di DJKN digagas oleh pimpinan DJKN (d.h. Direktorat
Jenderal Piutang dan Lelang Negara) Karsono Surjowibowo. Saat itu, tugas dan
fungsi penilaian masih berada di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
DJKN merupakan hasil reformasi Birokrasi di lingkungan
Kementerian Keuangan (d.h. Departemen Keuangan) pada tahun 2006. Saat itu fungsi
pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang pada Direktorat Jenderal Piutang
dan Lelang Negara (DJPLN) digabung dengan fungsi pengelolaan kekayaan negara pada
Direktorat Pengelolaan Barang Milik Kekayaan Negara (PBM/KN) Direktorat
Jenderal Perbendaharaan (DJPb), sehingga mulai saat itu DJPLN berubah menjadi
DJKN, dan Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) berganti nama
menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dengan tambahan
fungsi pelayanan di bidang kekayaan negara dan penilaian.
Meirijal juga menganjurkan
untuk selalu bersikap positif dan optimis termasuk dalam menyikapi tantangan
re-revaluasi BMN. “Dengan sikap seperti itu Insya Allah semua permasalahan
dapat teratasi dengan baik. Evaluasi, perbaiki, dan sempurnakan pekerjaan yang
sudah dilakukan. Jaga semangat karena hasil pekerjaan (revaluasi BMN-red)
berpengaruh besar terhadap citra bangsa dan negara. Jangan biarkan pengabaian
pada hal-hal kecil yang pada akhirnya akan berakibat fatal. Terus bekerja dan
fokus dengan skala prioritas,” tegasnya.
Di tempat yang
sama, Kepala Kanwil DJKN Aceh Kurniawan Nizar juga menyampaikan tiga hal
penting untuk diresapi para pegawai. “Jangan pernah lelah untuk berbuat baik.
Jangan pernah lelah mencintai pekerjaan kita saat ini. Jangan pernah takut
untuk berbuat kesalahan daripada tidak pernah berbuat sama sekali,” pesannya.
Kegiatan Ngobras ini
bertujuan membangkitkan semangat insan DJKN Aceh agar terus berupaya
menyelesaikan tindak lanjut revaluasi BMN dan menguatkan budaya kerja serta
pola pikir dalam memasuki era digitalisasi ini dihadiri oleh seluruh pegawai di
lingkungan Kanwil DJKN Aceh. (Narasi/Foto: Anton/Irfan/edited/es/07)