Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Memancing, Salah Satu Implementasi Work Life Balance
Anton Wibisono
Senin, 07 Desember 2020   |   730 kali

Bulan November telah kita lewati, namun beberapa capaian Indikator Kinerja Utama (IKU-red) mungkin masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Progres Revaluasi BMN masih memerlukan kerja keras dari kita semua untuk bisa mencapai status 9 dan dinyatakan selesai. Masih ada bulan Desember, masih ada kesempatan terakhir bagi kita untuk melakukan last sprint agar bisa mencapai hasil semaksimal mungkin diakhir tahun nanti. 

Sambil tetap berupaya mengejar capaian target yang telah ditetapkan oleh pimpinan, tidak ada salahnya jika kita sejenak melepas penat diakhir pekan. Dimasa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sekarang ini, menjaga imun tubuh sangat penting agar tidak mudah sakit. Salah satu upaya menjaga imun tetap tinggi adalah menghindari stress, misalnya dengan melakukan hobi atau kegiatan lain yang menyenangkan. Setelah melakukan refreshing diakhir pekan, diharapkan kita akan kembali memasuki awal pekan dengan penuh semangat.

Work Life Balance

“Work life balance itu penting, bahwa manusia itu tidak hanya sekedar bekerja. Bertemu dengan sesama teman kantor, membahas dan melakukan pekerjaan kantor, tentu itu bagian penting tapi tidak menjelaskan seluruh pentingnya hidup ini. Kita bekerja berinteraksi dengan teman menjalankan tugas mengelola keuangan negara. Kita juga manusia biasa, butuh berinteraksi di luar pekerjaan dan biasanya kita bicara secara personal melakukan kegiatan pribadi seperti camping, diving, memancing, memotret, minum kopi, menjadi barista dan lain-lain”. Kutipan di atas merupakan salah satu pesan Ibu Sri Mulyani Indrawati kepada para pegawai Kementerian Keuangan1).

Pegawai Kementerian Keuangan harus senantiasa meningkatkan kinerjanya dengan melakukan perbaikan terus-menerus2), dan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan work life balance atau keseimbangan dalam bekerja dan menjalani kehidupan sebagai manusia, namun dengan tetap memperhatikan tanggung jawab dan penyelesaian pelaksanaan tugas3).

Memancing Di Laut

Bagi pegawai yang saat ini bertugas di daerah yang dekat dengan pantai, salah satu kegiatan menarik yang biasa dilakukan adalah memancing di laut. Memancing di tengah laut berbeda dengan memancing di sungai, apalagi ditempat pemancingan umum. Ketika memancing di laut kita dapat menikmati keindahan alam, kita juga dapat merasakan kebesaran Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Kita dapat merasakan sebuah kesadaran bahwa sebagai manusia kita hanyalah makhluk kecil yang tak signifikan di tengah luasnya lautan.

Untuk memancing di tengah laut, peralatan yang diperlukan tidak banyak dan tidak perlu mahal, hanya sebuah joran (stick) biasa dan itupun dapat digunakan untuk memancing berulang kali. Umpan yang digunakan adalah udang yang masih hidup. Sebagai alat transportasi ke laut, kita bisa menggunakan perahu yang dapat disewa dari nelayan setempat, perahu kecil berkapasitas 5 orang bisa disewa dengan harga Rp300 ribu dan untuk perahu sedang dengan kapasitas 10 orang bisa disewa dengan harga Rp500 ribu. Bagi kita yang memang bukan nelayan sangat disarankan membawa topi dan jaket untuk menahan hembusan angin yang terkadang cukup kencang, serta jangan lupa membawa persediaan makanan dan minuman, bila perlu membawa obat anti mabuk. 

Mencari Senang, Bukan Mencari Ikan

Tantangan ketika memancing di laut diantaranya adalah prakiraan cuaca yang dapat berubah setiap saat, seringkali cuaca yang cerah dan tanpa gelombang ketika berangkat berubah menjadi berangin dan menimbulkan gelombang yang cukup tinggi. Gelombang tinggi menimbulkan risiko sehingga jika cuaca memburuk maka kapal harus segera menepi, dan kegiatan memancing disudahi seketika itu juga. Tantangan lain adalah kondisi internal yaitu daya tahan tubuh pemancing atas gerakan (goyangan) kapal selama proses memancing di laut, adakalanya kondisi yang sedang tidak fit mengakibatkan pemancing tidak tahan dan mengalami mabuk laut. Apalagi jika kapal yang digunakan adalah kapal yang berukuran kecil.

Tujuan memancing secara umum adalah untuk menghilangkan stres dan penat, jika kemudian memperoleh ikan (yang besar dan/atau banyak) itu hanya sebagai bonus yang bisa menambah kegembiraan. Seringkali ikan hasil tangkapan dilepaskan kembali ke laut atau diserahkan kepada nelayan pemilik kapal, karena tidak semua pemancing mau dan mampu mengolah ikan hasil tangkapannya. Memancing dapat melatih kesabaran kita, apalagi jika setelah seharian tak satupun ikan yang mau memakan umpan kita, atau ikan terpancing namun ukurannya tidak sesuai harapan (alias kecil-kecil). Jika sudah begitu maka kita perlu mengingat kembali apa tujuan kita memancing, yaitu tak lain adalah melepaskan penat dan bukan semata-mata untuk mencari ikan. 

 

Referensi:

1) https://www.beacukai.go.id/berita/ini-pesan-penting-menkeu-sri-mulyani-kepada-relawan-kemenkeu-mengajar.html

2) Perilaku Utama Kementerian Keuangan Nomor 9: Melakukan perbaikan terus menerus

3) Sesuai Instruksi Menteri Keuangan Nomor 346/IMK.01/2017, diktum kedua angka 1.

 

 -Rachmadi, Kanwil DJKN Aceh- 

(editor : anton. w)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini