Takengon (19/8), Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Lhokseumawe berkesempatan mengadakan Kurasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) dan Kedai Lelang di Takengon, Aceh Tengah. Acara diselenggarakan pada 19
Agustus 2023, tepatnya di Aula Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Takengon, dengan mengundang 12 (dua belas) UMKM Kemenkeu Satu Aceh 2023 seperti
Jingki Roda Coffee, Timberland Coffee, Aneka Keripik Manalagi, UD. Krap Krup,
Bonpik Erita, Koperasi Pedagang Kopi Ketiara, Markaz Lebah Madu, Tuahni Roda,
UD. Minyak Sereh Wangi Cap Obot, CV. H. Aman Bireuen, Koperasi Panca Gayo, dan
UD Kretek Gayo. Sebagai inspirasi bagi para pelaku UMKM, KPKNL Lhokaseumawe
menghadirkan 2 (dua) narasumber pelaku UMKM Kemenkeu Satu Aceh yang produknya sudah
tersebar luas di seluruh Indonesia, yakni Ninano Label dan Peci Khas Aceh
Meusyeuhu. Tidak hanya itu, 100 (seratus) perwakilan mahasiswa Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Takengon juga turut meramaikan acara yang disiarkan secara
langsung oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Takengon ini.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN)
Aceh, Nofiansyah, mengawali acara dengan opening speechnya. Pria yang
akrab disapa Ian ini mengemukakan dengan adanya acara ini, Kementerian Keuangan
mengharapkan adanya peningkatan kualitas perekonomian Indonesia. Ian juga
memperkenal DJKN sebagai salah satu unit eselon 1 (satu) yang berada dibawah
naungan Kementerian Keuangan, yang memiliki tugas dan fungsi sebagai
pengelolaan kekayaan negara, yang salah satunya adalah lelang. “Dengan kurasi
UMKM ini, kita berharap adanya manfaat yang lebih tinggi bagi pelaku UMKM serta
para mahasiswa”, ujar Kepala Kanwil DJKN Aceh ini.
Acara selanjutnya adalah brainstorming antara Kepala KPKNL
Lhokseumawe, Novrizal, owner Ninano Label, Akieno Satria, dan owner Peci
Khas Aceh Meusyeuhu, Jumadin. Dalam penyampaiannya Novrizal mengawali dengan penanaman
mindset pentingnya membangun usaha/bisnis sedini mungkin. Novrizal juga
memperkenalkan tugas dan fungsi KPKNL yang salah satunya meliputi lelang UMKM,
serta tujuan dari kegiatan kali ini, yakni pendataan dan pemanfaatan portal
lelang di dalam kegiatan UMKM, dan sebagai ilmu kepada mahasiswa, jika lelang
Kementerian Keuangan hanya berada dibawah naungan DJKN. Selanjutnya, ia juga
menjelaskan kurasi UMKM dari segi kemasan, pemasaran, dan penjualan yang dapat
dinaungi diportal lelang. “Kita tidak membatasi produk UMKM dalam kurasi,
selama memenuhi syarat dan kualitas. Sehingga kurasi dapat menghasilkan UMKM
mandiri, UMKM rintisan, dan UMKM ekspor”, ujar Novrizal.
Akieno Satria, selaku owner Ninano Label, melanjutkan brainstorming
dengan perjalanan bisnisnya. Diawali dengan hanya menjadi reseller barang
semata, dengan niat, usaha yang gencar, serta memanfaatkan kondisi pandemi
COVID-19 yang menjadi peluang bisnis online, lahirlah Ninano Label berbasis
online dengan produk pertama yakni hijab voal. Akieno juga menjelaskan
banyak sekali hambatan dan tantangan dalam pengembangan produknya, misalnya
saja dari segi pelayanan. “Kita perlu memunculkan karakter asli kita di dalam
melayani customer, dan juga gencar melakukan pemasaran dari berbagai
macam platform, seperti shopee, tokopedia, tiktok, dan Instagram”,
kiatnya. Akieno menekankan betapa pentingnya pemasaran secara online, ia
menyebut 2/3 dari omset Ninano Label sendiri berasal dari marketplace.
Tak ketinggalan, owner Peci Khas Aceh Meusyeuhu, Jumadin. Jumadin
mengungkapkan banyak sekali manfaat yang didapat dari kurasi UMKM ini, seperti insight
dalam hal entrepreneur, pelayanan, serta packaging. Ia juga
merasakan manfaat lain seperti solusi dalam sebuah masalah. Jumadin mengajak
para mahasiswa untuk melihat manfaat dari sebuah masalah. “Tidak perlu melihat
masalahnya, tapi yang perlu kita lihat adalah solusinya” ujar owner Meusyeuhu
ini. Disamping itu, dalam pemasaran produknya, Jumadin tidak menyangkal, bahwa sosial
media berperan sangat penting. Ia berkolaborasi dengan anak muda kreatif dalam
pemasaran produknya di sosial media. Tidak lupa, Jumadin juga memberikan tips
dalam pemasarannya, seperti melakukan pemetaan demografi dan geografi.
Acara yang ditunggu-tunggu para mahasiswa pun tiba di penghujung acara. Setelah
menyaksikan brainstorming dari Kepala KPKNL Lhokseumawe dan 2 (dua)
narasumber, diadakan eksibisi lelang dengan dipimpin oleh Pejabat Fungsional Pelelang
Ahli Muda, Angga Rahmazoni dan Kepala Seksi Hukum dan Informasi, Wely Putri Melati.
Para mahasiswa bebas untuk melakukan penawaran dimulai dari Rp1.000,00 (seribu
rupiah) atas barang-barang UMKM yang dilelang oleh KPKNL Lhokseumawe, dengan
batas pelunasan 1 (satu) minggu. Suasana menjadi semarak dikarenakan mahasiswa
berpartisipasi aktif dalam eksibisi lelang. Acara menjadi kian semarak,
dikarenakan pada saat closing, Kepala KPKNL Lhokseumawe mengumumkan
bahwa barang lelang yang telah dimenangkan tersebut gratis dan tidak dipungut
biaya apa pun, sebagai dasar ilmu dan gambaran lelang DJKN bagi para mahasiswa.
(Narasi/Foto : Feliza/Mateus)