WBK
atau Wilayah Bebas dari Korupsi adalah sebutan atau predikat yang diberikan
kepada suatu unit kerja pada ZI (Zona Integritas) yang memenuhi syarat
indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional.
Pembentukan
Wilayah Bebas Korupsi adalah program dan wilayah (unit kerja) yang diusulkan
serta ditetapkan oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan sebagai program dan
wilayah yang bebas dari tindakan korupsi.
Korupsi
adalah suatu tindakan dari seseorang atau pejabat publik baik itu politisi
ataupun pegawai negeri berikut pihak lainnya yang terlibat dalam tindakan yang
tidak wajar dan tidak benar atau dapat disebut ilegal dalam menyalahgunakan
kepercayaan atau wewenang yang telah dikuasakan kepada seseorang ataupun
beberapa orang guna memperoleh suatu keuntungan sepihak saja, intinya korupsi
adalah suatu tindakan mengambil atau memperoleh sesuatu yang dilarang oleh
peraturan.
Dengan
kata lain korupsi dapat dikatagorikan sebagai suatu tindakan yang melanggar
peraturan yang mana hal tersebut adalah sebuah perbuatan tercela.
Lalu
apa Kaitan WBK dengan Ramadhan ?
Ramadhan
memiliki banyak makna dan arti, salah satu arti Ramadhan adalah mengasah.
Mengasah jiwa, ketajaman pikiran dan kejernihan hati sehingga dapat membakar
sifat-sifat tercela dan dosa-dosa pada diri seseorang. Ramadhan juga dimaknai
dengan bulan tarbiyah atau pembinaan,
bulan penuh kesabaran dan bulan ujian.
Dengan
berpuasa di bulan Ramadhan seseorang akan memiliki jiwa sosial, empati pada
orang lain terutama kalangan yang tidak mampu, menjadi lebih disiplin, menjadi lebih tulus dan ikhlas.
Berpuasa
yang merupakan salah satu Rukun Islam adalah merupakan panggilan wajib terhadap
orang-orang yang beriman. Sebagaimana Allah
SWT berfirman yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu
agar kamu menjadi orang yang bertaqwa.”(QS. Al Baqarah 183).
Puasa
tidak memanggil orang-orang islam, tetapi orang-orang yang beriman, mengapa?
Karena hanya orang yang beriman yang mampu memaknai puasa dengan keimanannya,
yang mampu melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah,
serta orang yang beriman yang senantiasa berusaha untuk meningkatkan
ketaqwaannya.
Inti
perintah untuk menjalankan ibadah puasa bagi umat Islam adalah pengendalian
diri atau self control, yang merupakan salah satu komponen utama bagi upaya
perwujutan kehidupan jiwa yang sehat.
Dalam
perspektif ilmu psikologi dan kesehatan mental, kemampuan mengendalikan diri
adalah merupakan indikasi utama sehat tidaknya kehidupan rohaniah seseorang.
Orang
yang menjalankan ibadah puasa biasanya akan lebih rajin menjalankan berbagai
macam ibadah, baik itu yang wajib maupun yang sunah, akan rajin ke masjid,
membaca al quran, membantu sesama, dan selalu berpikir positif serta berbaik
sangka kepada Allah, karena dengan keyakinan bahwa setiap perbuatan baik akan
dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Di
Bulan Ramadhan juga merupakan kesempatan emas untuk meraih keuntungan berupa
rahmat Allah, pengampunan dosa dan dikabulkannya doa-doa, oleh karena itu
setiap individu yang beriman akan berlomba-lomba dalam kebaikan dan menjauhkan
diri dari hal-hal yang dilarang.
“Puasa itu bukanlah sekedar menahan diri dari
makan dan minum. Akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari
segala perbuatan yang sia-sia serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang kotor dan
keji.” (Hadist Riwayat Buhari).
Jika
berpedoman kepada hadist di atas sudah dapat dipastikan bahwa dengan berpuasa
seseorang senantiasa akan selalu mengendalikan dirinya dan berusaha untuk menjauhi
hal-hal yang sia-sia serta perbuatan keji, dan senantiasa meningkatkan self
controlnya dengan memperhitungkan segala tindakannya, karena setiap perbuatan
baik sekecil apapun akan dibalas dengan pahala yang lebih besar dibandingkan
dengan diluar bulan Ramadhan.
Jika
hal kecil yang bersifat sia-sia saja dijauhi, apalagi korupsi yang
merupakan pelanggaran besar yang keji.
Itulah
kenapa bulan Ramadhan merupakan Wilayah atau saat bebas korupsi dan terwujudnya
pelayanan prima serta peningkatan kinerja yang maksimal, karena melaksanakan
pekerjaan di rumah maupun di kantor juga merupakan ibadah yang juga akan
mendapat balasan pahala.
Seyogyanya
pada bulan Ramadhan tidak terjadi perbuatan korupsi ataupun perbuatan tercela
lainnya, karena sangat disayangkan bulan suci dikotori dengan perbuatan dosa.
Perilaku-perilaku
positif yang dilaksanakan oleh orang yang berpuasa biasanya akan membias pada lingkungannya atau pada orang-orang di sekitarnya.
Selamat
memasuki bulan suci Ramadhan 1439 H