Balikpapan- Kepala
Bagian Kepegawaian, Sekretariat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Dwi
Wahyudi, menekankan pentingnya pemahaman terkait pengarusutamaan gender (PUG)
melalui Video Conference (Vicon) yang
turut diikuti oleh KPKNL Balikpapan pada Selasa (22/01). Menurut beliau, dalam
diri seluruh pegawai harus tertanamkan tiga hal, yakni pemahaman mengenai PUG,
program-program responsif gender dan sarana-prasarana yang mendukung program
PUG.
Vicon tersebut diadakan untuk mensosialisasikan
SE-05/KN/2018 mengenai penguatan implementasi pengarusutamaan gender di
lingkungan DJKN. Dalam kesempatan siang hari itu juga didapatkan pengarahan
dari Kepala Bagian Keuangan, Kusumawardhani, mengenai apa saja yang harus
dilakukan demi membawa isu gender ke jalur arusutama. Menurut beliau, tiap
kantor harus dapat memberikan persamaan pemahaman dan tuntunan mengenai PUG
juga memfasilitasi kebutuhan pegawai agar semua dapat menikmati hasil
pembangunan dengan setara.
“Kita
harus bisa merespon aspirasi dan kebutuhan pegawai untuk dapat secara optimal
berkontribusi bagi organisasi,” ujarnya. “Hal ini dilakukan agar semua pegawai
dapat menikmati pembangunan.”
Kusumawardhani
menambahkan, untuk dapat memitigasi atau merespon permasalahan terkait gender
yang ada, baiknya tiap kantor mulai mengumpulkan data terpilah terkait
komposisi jenis kelamin dalam penerbitan Surat Tugas maupun SK Tim agar dapat
menjadi dasar dalam melakukan Gender
Analysis Pathway dan Policy Output
Program. Dengan dasar itu, diharapkan program responsif gender yang
nantinya dicanangkan akan lebih tepat guna dan bermanfaat.
Hal lain
terkait PUG yang ditekankan pada sesi Vicon
ini adalah pentingnya mengedukasi
stakeholder mengenai isu gender itu
sendiri. Perwujudannya akan lebih baik jika melibatkan seluruh bidang ataupun
seksi, sehingga informasi mengenai gender dapat dilekatkan pada tugas dan
fungsi masing-masing.
Langkah
DJKN dalam mengedukasi pegawainya terkait gender merupakan titik terang untuk
mewujudkan organisasi yang lebih inklusif dan merangkul semua lapisan. Sebab
dengan memenuhi kebutuhan dasar pegawainya, diharapkan berbanding lurus dengan
produktivitas kerja mereka bagi organisasi maupun negara.