Untuk
mengetahui peran budaya dalam pembangunan suatu wilayah maupun pengembangan
sumber daya manusia sebagai aset bangsa dan negeri ini menuju Indonesia maju,
Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Riau,
Sumbar, dan Kepri bekerjasama dengan Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu pada hari
Senin (19/10) mengadakan webinar dengan tema "Budaya Perekat Persatuan dan
Kesatuan Bangsa. Webinar turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara
adalah Isa Rachmatarwarta yang menjadi keynote
speech pada webinar kali ini.
Webinar
yang diikuti oleh 710 penonton Youtube ini menghadirkan para narasumber yang
kompeten di bidangnya. Adapun narasumber yang dihadirkan yaitu Bupati Tulang
Bawang Barat dengan materi berjudul "TUBABA : Pulang Ke Masa Depan",
selanjutnya materi "Peradaban Nusantara Dalam Konteks Brain Plasticity & Catur Yuga" yang dibawakan oleh Sadwika
Salain yang dikenal sebagai Brain Biomechanist. Narasumber terakhir yang
dihadirkan adalah Kepala Kanwil DJKN Riau, Sumbar, dan Kepri yang mengangkat
tema "Kekayaan Nilai Dalam Kearifan Lokal".
Tidak
bisa dipungkiri lagi bahwa Indonesia negara yang kita cintai ini merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang garis pantai lebih dari
81.000 km yang merangkai lebih dari
17.500 pulau, dan luas yang meliputi 3,1 juta km persegi. . Bahkan Indonesia
dikagumi dan disegani Negara-negara lain di dunia karena Indonesia memiliki
kurang lebih 742 bahasa lokal dan terdiri dari 300 suku bangsa. Keanekaragaman
suku bangsa. Budaya merupakan salah satu sudut pandang yang saya yakini dapat
memberikan warna yang lebih baik dalam pelaksanaan tugas di Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara, pesan Isa Rachmatarwarta dalam sambutannya.
Dengan
Tema Tubaba : Pulang Ke Masa Depan, Umar Ahmad yang saat ini menjabat sebagai
Bupati Tulang Bawang Barat menyampaikan kepada seluruh peserta webinar bahwa “Tubaba
bukan lagi sekedar singkatan dari Tulang Bawang Barat, Tubaba adalah masa
depan. Sebuah rumah bagi semua. Sebuah ekosistem untuk menyemaikan kebajikan
sosial dan merekatkan relasi antarmanusia”, imbuhnya. Kabupaten Tulang Bawang
Barat (TUBABA) berada di sebelah utara Provinsi Lampung, berbatasan langsung
dengan Provinsi Sumatera Selatan, dan berada di antara Kota Banda Lampung dan Palembang.
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat
periode 2009 – 2011 menyampaikan Perjalanan pulang ke masa depan adalah gerak
maju. Kita melangkah bersama waktu, dan waktu tidak pernah berjalan ke
belakang. Maka, sebaik-baiknya perjalanan adalah kita melangkah ke depan dan
mengarahkan pandangan kita ke depan. “Pintu Kami selalu terbuka lebar bagi teman-teman
untuk bersama-sama menuju TUBABA atau sekedar bersilaturahmi dan bertukar
pikiran” ujarnya menutup paparan.
Sesi kedua dilanjutkan
dengan pemaparan oleh Sadwika Salain yang membahas kebudayaan nusantara dalam
perspektif Brain Plasticity dan Catur Yuga. Penemuan situs arsitektur
kuno di berbagai belahan dunia seperti Puma Punku (Bolivia), the Great Pyramid (Mesir), Stonehenge (Wales) dan Gunung Padang
(Indonesia), situs yang bahkan mustahil di bangun dengan teknologi kekinian
sekalipun, mengindikasikan satu hal, bahwa di masa lampau, manusia pernah hidup
dengan peradaban dan teknologi yang sangat maju. Karena peradaban dan teknologi
merupakan merupakan by product dari
evolusi berfikir dan kecerdasan manusia, dipastikan bahwa manusia pernah hidup
dengan tingkat kecerdasan yang sangat maju di masa lampau, ungkapnya. Selain itu, Sadwika menjelaskan bagaimana kemampuan otak manusia
untuk beradaptasi dengan faktor internal dan faktor eksternal dalam pemahaman brain plasticity dan biomagnetic field.
Sebagai salah satu
penyelenggara acara webinar, Kanwil DJKN Riau, Sumatera Barat ,dan Kepulauan
Riau juga turut menjadi narasumber yaitu Sudarsono selaku Kepala Kanwil DJKN
Riau, Sumbar, dan Kepri dengan mengangkat tema "Kekayaan Nilai Dalam
Kearifan Lokal". Kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara
spesifik dengan budaya tertentu dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat
tertentu, ucapnya. Dalam pemaparannya juga dijelaskan bagaimana keragaman
kearifan lokal atau local wisdom yang dimiliki Indonesia mampu meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk juga Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam
menjalankan fungsinya, bahwa ASN harus memiliki kompetensi sosiokultural yang
akan menjadi pondasi dari teknis dan kompetensi manajerial. Kompetensi ini
diperlukan agar dimana pun ASN bertugas, ia dapat beradaptasi dengan
berperilaku, bersikap, dan menghargai budaya serta adat istiadat setempat.
Pada sesi terakhir, dilakukan sesi tanya jawab kepada
seluruh peserta yang dipandu oleh moderator yaitu Arik Haryono yang juga
menjabat sebagai Kepala Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu. Kesempatan bertanya
diberikan secara langsung melalui slido dan pada kolom chat yang selanjutnya
akan diberikan souvenir kepada 5 (lima) pertanyaan terbaik.