Bandung, 20 November 2023 – Ditengah prospek pertumbuhan global yang masih
lemah serta risiko dan ketidakpastian global yang masih menunjukkan
peningkatan, kinerja ekonomi Jabar Triwulan III-2023 tumbuh
positif sebesar 4,57 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya
(yoy). PDRB ADHB Rp660,76 triliun didukung kinerja sisi Lapangan
Usaha Listrik dan Gas, Jasa Keuangan Asuransi, dan Konstruksi, serta sisi
Pengeluaran Ekspor Impor. Angka Inflasi sebesar 2,58 persen (yoy) dengan
IHK 111,10. Sementara Neraca Perdagangan
mengalami surplus sebesar USD 2,09 Miliar. Nilai
Ekspor
Jawa Barat September 2023 mencapai USD 3,05 Miliar dan Impor mencapai USD 0,96 Miliar. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat Oktober 2023 sebesar 111,74
naik 2,11 dibanding September 2023.
Hal ini didukung penuh oleh kinerja
fiskal APBN yang tetap terjaga baik. APBN di Jawa Barat mencatatkan surplus
sebesar Rp28,45 triliun. Akselerasi
Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke
Daerah yang dilakukan dengan mengoptimalkan
kinerja Pendapatan Negara menjadi stimulus
terjaganya ekonomi daerah dari dampak ketidakpastian ekonomi
global.
Belanja Negara terjaga untuk terus tumbuh positif
Hingga Oktober 2023 realisasi kinerja Belanja
Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan sebesar 9,44 persen atau senilai Rp35,06 triliun, yang didominasi oleh peningkatan
Belanja Barang sebesar 24,09persen atau senilai Rp,14,28 triliun. Realisasi TKD
tumbuh sebesar 0,03 persen (yoy) yang
utamanya disebabkan oleh peningkatan Dana Alokasi Khusus Non Fisik
sebesar 15,76 persen.
Komponen Belanja Pemerintah Pusat (BPP) telah terealisasi
sebesar Rp 35,06
triliun (71,34 persen dari pagu), ditopang kenaikan
yang signifikan pada Belanja Barang, Modal maupun Bantuan Sosial.
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan merupakan belanja dengan
realisasi tertinggi. Realisasi ini terutama dikontribusi oleh penyelesaian
pekerjaan Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation
Project (SIMURP) yang dilaksanakan pada Kementerian PUPR dan Pembangunan
Jalur Ganda KA antara Kiaracondong- Cicalengka Tahap 2 Segmen Kiaracondong -
Gedebage dan Segmen Haurpugur – Cicalengka dan Pembangunan Jalur Ganda KA Bogor
- Sukabumi Lintas Bogor – Yogyakarta pada Kementerian Perhubungan. Belanja
Modal Peralatan dan Mesin merupakan belanja dengan persentase realisasi paling
tinggi sebesar 112,70 persen yang dikontribusi oleh pengadaan Sarana Bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pengembangan Laboratorium BBPPT dan
Sarana Pendukung pada Kementerian Kominfo.
Bantuan Sosial diberikan kepada mahasiswa dalam bentuk Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) melalui Program Bidikmisi dan KIP Kuliah. Bantuan
juga diberikan untuk Asistensi Rehabilitasi Sosial Kelompok Rentan dan Asistensi
Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Penyaluran bansos dilakukan pada satker
Kementerian Agama dan Kementerian Sosial. Realisasi Belanja Bantuan Sosial s.d.
Oktober 2023 mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp5,73 miliar yang didorong
oleh terbitnya SK Penerima Bantuan sebagai dasar untuk melakukan pembayaran
bantuan.
Dari sisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD), sampai dengan 31 Oktober 2023, Transfer ke Daerah mencapai Rp58,76 triliun,
terkontraksi 2,65 persen (yoy) dan 85,87 persen dari
pagu APBN 2023 Rp68,39 triliun. Kinerja TKD yang menguat
dipengaruhi oleh DAK Non Fisik karena peningkatan yang signifikan pada
penyaluran BOS. Namun demikian
terdapat perlambatan untuk DBH karena
keterlambatan pemenuhan syarat salur, DAU karena reformulasi penyaluran, DAK Fisik karena
keterlambatan pemenuhan syarat salur. Realisasi DID melambat karena diberikan selektif kepada Pemda yang
memiliki kinerja baik dalam penanggulangan stunting, sedangkan untuk Dana Desa melambat
karena penurunan penerima BLT lebih dari 400 ribu KPM dan gagal salur pada 67
desa sebelum diberikan perpanjangan batas waktu.
Hingga Akhir Oktober 2023 Pendapatan Negara Terus Tumbuh Positif
Pendapatan dan Hibah tumbuh sebesar 0,28 persen (yoy) atau senilai
Rp341,16 miliar. Sampai dengan 31 Oktober 2023 total pendapatan negara
mencapai Rp122,13 triliun atau 82,62 persen dari target.
Yang terdiri dari penerimaan Perpajakan Rp116,64
triliun (81,53 persen dari target) dan PNBP sebesar Rp5,49
triliun (115,45 persen dari target).
Pada penerimaan Perpajakan, kenaikan terbesar terjadi pada
Pajak Pertambahan Nilai dan PPNBM yang tumbuh 16,08 persen atau senilai Rp45,82
triliun.
Karena adanya kenaikan penerimaan dari instansi pemerintah dan pembayaran
ketetapan pajak, khususnya konsumsi barang dan jasa PPN Dalam Negeri. Hal ini
menandakan perekonomian masyarakat masih cukup baik.
Apabila dilihat dari sector perpajakan, Sektor
Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan
Perawatan Mobil dan Sepeda Motor masih menjadi kontributor terbesar yaitu
sekitar 54,29 persen (Rp62,35 triliun). Sedangkan
pertumbuhan terbesar disumbang sektor Kebudayaan, Hiburan, dan Rekreasi dan sektor
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum, masing-masing sebesar 82,12
persen dan 31,56 persen.
Penerimaan Pajak Bulan Oktober 2023 ditopang oleh lima sektor
dominan yang menyumbang 82,71 persen dari Penerimaan Pajak Provinsi Jawa Barat
atau dengan nilai nominal sebesar Rp75,76 triliun. Secara umum, lima
sektor besar ini mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan periode yang
sama dengan tahun sebelumnya. Sektor kontribusi terbesar pajak di Jawa Barat
sampai dengan Oktober 2023 adalah Industri Pengolahan, Perdagangan
Besar dan Eceran, Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial, Real Estat dan
Konstruksi. Sektor manufaktur menjadi sektor dengan sumbangan penerimaan pajak
terbesar disebabkan ekspansif, akseleratif dan impor yang tumbuh tinggi
terutama untuk barang-barang modal dan juga barang-barang intermidiate yang
dibutuhkan industri pengolahan.
Sampai dengan 31 Oktober 2023, Penerimaan
Kepabeanan dan Cukai Jawa barat mencapai Rp25,05 triliun, tumbuh melambat 18,49 persen (c-to-c) dan baru mencapai
64,46 persen dari target APBN 2023 Rp38,86 triliun. Hal ini dampak dari
merosotnya penerimaan Cukai.
Bea Masuk tumbuh positif dan masih didominasi dari TPB yaitu BC 2.8 dan
BC 2.5 serta didorong Penerimaan impor BC 2.0 berkala (PT
TAM) dan BC 2.0 atas importasi insidentil (non rutin). Pada Cukai, penerimaan
EA tumbuh positif, sementara MMEA dan HT masih tumbuh negatif. Penurunan
produksi SKM Gol 1 (-33,86persen) dan SPM Gol 1 (-18,31persen) s.d Oktober
(yoy).
Langkah optimalisasi dilakukan dengan: (1) Optimalisasi ekstra effort
penerimaan melalui audit, penelitian ulang, monitoring umum dan khusus,
penagihan aktif dan join collection serta operasi gempur rokok illegal;
(2) Pembentukan Tim Optimalisasi Penerimaan Negara;
(3) Melakukan in-depth interview dengan kontributor Cukai HT;
(4) Melakukan dialog penerimaan dengan Kantor Pusat DJBC.
Total realisasi PNBP hinggaa akhir Oktober 2023 mencapai Rp5,49 triliun,
tumbuh 18,78 persen (yoy) yang dikontribusi oleh peningkatan realisasi
PNBP yang bersumber dari Pendapatan PNBP Lainnya dan Pendapatan BLU. Tahun
2023 terdapat peningkatan realisasi Pendapatan PNBP Lainnya dan Pendapatan BLU
dengan pendapatan tertinggi berasal dari pendapatan Lainnya sebesar Rp2,88
triliun atau tumbuh 11,23 persen sedangkan Pendapatan BLU
sebesar Rp2,62 triliun atau tumbuh 28,36 persen. Guna
optimalisasi pendapatan, Kanwil DJPb Provinsi Jawa Barat telah mendorong Satker
BLU untuk melakukan beberapa upaya, diantaranya: (1) Menghimbau untuk segera
melakukan pengesahan pendapatan ke KPPN paling sedikit satu kali dalam setiap
triwulan;
(2) Optimalisasi aset yang dimiliki untuk meningkatkan kinerja pendapatan;
(3) Penggunaan saldo awal untuk menunjang kinerja sesuai dengan strategi bisnis
dalam jangka panjang.
Dapat disimpulkan bahwa hingga akhir
Oktober 2023, kinerja perekonomian domestik dan APBN masih tetap solid dan kuat
di tengah tantangan dan perlambatan ekonomi global. Pendapatan dan belanja
negara tumbuh positif. Pemerintah akan terus mengoptimalkan belanja negara
untuk memberikan dampak dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Dinamika
global akan terus diantisipasi dan dimitigasi dampaknya terhadap perekonomian domestik. Dengan dukungan kinerja APBN yang baik dan ditopang
kinerja fiskal secara holistik, diharapkan perekonomian Jawa Barat sampai akhir
tahun 2023 masih terjaga baik. Pemerintah akan terus
menjaga aktivitas ekonomi domestik dan mewaspadai dampak perlambatan global. Di
samping itu, kinerja APBN yang on-track hingga
Oktober 2023 akan terus ditingkatkan serta diakselerasi untuk menjaga aktivitas
perekonomian dalam negeri dan mengoptimalkan APBN sebagai shock absorber. (SP Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Jawa Barat)