Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
PRIME MOVER, KEEP DOING OUR BEST
N/a
Jum'at, 20 Maret 2015 pukul 10:42:06   |   2245 kali

Bu, dapat penghargaan satker terbaik penyampaian LPJ dan rekon untuk tahun 2014 dari KPPN. Besok Pak Des yg hadir untuk menerimanya

Waaw kereen.... makasih ya pak Uyo, pak dadan, bu Irma, dan Usep juga, semua bisa terjadi berkat jerih payah kalian....

Iya, berkat bimbingan ibu....

Uyo, bend pengeluaran kpknl bdg, 11 maret 2015

 

Smat sore pak kakanwil,

Dapat kabar dari pak uyo, kpknl bandung dapat penghargaan satker terbaik penyampaian lpj dan rekon untuk tahun 2014 dari kppn.

Kereen... no wonder ka kpknl nya promosi jadi kakanwil...xixixixi...

Lumayan 2 bulan dpt previledge, bebas antrian di kppn

Oh ya... malah saya gak tau bu, syukur deh...usaha teman2 tidak sia2. Mantaffff

Tedy Sy, eks ka kpknl bdg, 11 maret 2015

 

Selamat ya mam,  kpknl dapat penghargaan dr kppn bdg 1 thd satker, welldone mam, paling ngga selama 2 bulan bebas antri k kppn tuh...

Alhamdulillah, akhirnya salah satu kerjaan ksbu dapat apresiasi..... makasih buk...

Catur, plt ka bdk cimahi, 12 maret 2015

 

Percakapan via Blackberry Messager (BBM) dengan mantan pimpinan dan rekan kerja di unit kerja lama, serta dengan sahabat dari unit kerja lain di Kementerian Keuangan sungguh memberikan kebahagiaan tersendiri. Sudah 3 bulan Penulis meninggalkan kantor di mana hampir 3 tahun bergabung di SubBagian Umum. Tiba-tiba Penulis mendapat informasi bahwa kantor tersebut mendapat penghargaan penghargaan. Pengghargaan dari KPPN Bandung 1 kepada KPKNL Bandung tentu saja sangat membanggakan. Apalagi kantor dimaksud belum pernah menerima penghargaan seperti ini.

Terbayang saat penulis pertama menerima penugasan di unit Bagian Umum. Rasa bingung menerpa, karena Penulis seumur-umur bekerja di KP3N/BUPLN/KPKNL yang berkutat di unit teknis dan merupakan bagian dari core business dari organisasi, yaitu pengelolaan kekayaan negara, pengurusan piutang negara, pelaksanaan lelang dan penilaian. Pekerjaan di unit teknis memiliki SOP yang sudah jelas, tidak perlu manuver tertentu bila menemui kendala dalam pelaksanaan tugas. Karena bila terjadi suatu kondisi “A” maka sesuai SOP solusinya telah ditentukan yaitu “B”, “C” atau D.

Lain halnya dengan unit Subbagian Umum. Sebagai supporting unit atau unit pendukung ternyata memerlukan energi ekstra. Untuk dapat menikmati tugas ini penulis harus memaksakan diri untuk bisa menyesuaikan dengan irama “umum” yang seringkali terkesan slow namun ternyata justru dikejar deadline. Ungkapan “kepala jadi kaki, kaki jadi kepala” menjadi hal yang lumrah.

Ibarat tim sepak bola, suatu unit KPKNL terdiri dari unit teknis dan unit pendukung. Subbagian Umum merupakan unit pendukung. Unit ini dapat diumpamakan sebagai gelandang, Bagian Umum merupakan para gelandang yang tugasnya melayani para penyerang, seperti memberi umpan yang akurat. Mengerti dan memahami pergerakan dengan atau tanpa bola para penyerang melalui pelayanan prima demi sebuah goal. Para gelandang pula yang menjadi pemain pertama yang menghadang serangan dari lawan agar tidak kebobolan.

Para gelandang seringkali tidak terlihat, namun peran aktifnya sangat dirasakan oleh para pemain lainnya. Seringkali para penyerang lebih terkenal dibanding gelandang. Padahal gelandanglah yang mengatur irama permainan mereka, kapan menyerang dan kapan bertahan.

Demikian halnya dengan unit Subbagian Umum pada KPKNL, Bagian Umum pada Kantor Wilayah DJKN atau di kantor pusat dalam skala yang lebih luas unit Sekretariat DJKN. Para pegawai di unit ini harus siap mental untuk tidak terkenal, meski secara kodrati sebagai manusia kita ingin untuk dikenal oleh pihak luar.

Penghargaan dari unit luar seperti halnya yang disampaikan oleh KPPN Bandung 1 kepada KPKNL Bandung membangkitkan motivasi dan energi positif, bahwa bukan hanya sebagai supporting unit, namun kita dapat berubah menjadi prime mover.

Prime mover dalam salah satu tulisan konsultan manajemen Riri Satria dari PT Solusi Inovasi Daya Guna disebutkan sebagai “any influence upon a social group that leads to a higher degree of societal complexity” alias kemampuan untuk membawa organisasi atau kelompok masyarakat tertentu untuk mencapai kompleksitas yang lebih tinggi.

Prime mover ini harus menjadi inisiator atau unit yang mempengaruhi semua unit di dalam organisasi untuk melakukan pembenahan terus menerus (continous improvement). Tentu saja hal ini dimulai dari unit prime mover itu sendiri.

Para pegawai yang ditugaskan di bagian umum harus memahami bahwa mereka adalah motor penggerak organisasi. Mereka harus siap untuk tidak terkenal atau tidak dikenal dalam internal organisasi, namun harus bangga karena ritme pekerjaan mereka akan merupakan peran utama dalam organisasi. Hitam putih organisasi sangat tergantung pada prime mover ini.

Jika mereka masa bodoh, cuwek, dapat dipastikan organisasi akan hancur. Namun jika mereka kreatif, membuka diri terhadap masukan, kritikan demi perbaikan terhadap organisasi, pasti akan menjadikan organisasi dinamis, yang membuat penghuni organisasi merasa nyaman.

SDM sebagai prime mover harus orang-orang yang mempunyai pandangan dan jangkauan yang luas, tidak sempit apalagi apatis. Mungkin kontribusi kita terhadap organisasi dipandang ‘kecil’ karena hanya bertugas menyiapkan ATK, berkas naik pangkat, gaji berkala, IKU, mengurus rumah tangga kantor mulai dari menjamu tamu, membenahi wc mampet, atap bocor, urusan perbengkelan kendaraan dinas, parkir ruwet, taman, sampah, demonstrasi, dan lain sebagainya. Namun sebagai orang yang beragama, harus yakin bahwa Allah pasti akan menolong hamba-Nya yang berbuat kebajikan meski hanya seberat zarah.

Jadi, para prime mover’s dimanapun berada, tetap semangat and keep doing our best, Gusti Allah mboten sare....

(Salam hormat untuk Bpk Much. Ardani dan Bpk Tedy Sy, terimakasih atas inspirasinya)

 

 

Penulis

Tantri Dewayani

Sekretariat DJKN

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini