Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Habituasi sebuah Program Pembiasaan Budaya, Pembiasaan yang mengubah Anda menjadi lebih baik
Yuniarti
Rabu, 29 November 2023 pukul 14:55:24   |   973 kali

James Clear writes about habits, decision making, and continuous improvement. He is the author of the #1 New York Times bestseller, Atomic Habits. The book has sold over 15 million copies worldwide and has been translated into more than 50 languages.

James Clear mengatakan bahwa untuk menjadi lebih baik, mulailah dengan melakukan hal kecil, menjaganya tetap konsisten di setiap hari, merencanakan hal baik dengan disertai disiplin dan komitmen tinggi. Tiga pilar utama mengenai kebiasaan, pengambilan keputusan dan perbaikan yang berkesinambungan tentu tidak asing terdengar di telinga kita. Dalam pemahaman Atomic Habits meyakini bahwa perubahan-perubahan kecil yang dilakukan setiap hari akan memberikan hasil yang luar biasa.

Mengumpulkan sekeping koin tentu tidak akan serta merta menjadikan orang menjadi kaya raya dalam sesaat, pun juga dengan membaca satu buku atau artikel akan dengan sekejap membuat seseorang kaya wawasan. Namun akan berbeda cerita saat pengumpulan koin atau membaca dijadikan suatu kebiasaaan yang terus menerus dilakukan, bukan hal mustahil hasil yang akan didapat adalah kekayaan serta luasnya wawasan.

James Clear menyampaikan bahwa setiap perbaikan/perubahan kecil ibarat menambahkan pasir ke sisi positif sebuah timbangan yang lambat laun akan menghasilkan sebuah perubahan yang besar sepanjang dijalankan secara berkelanjutan. Charles Duhigg, seorang Penulis The Power of Habit, pertama kali mempopulerkan istilah Keystone habit. Keystone habit adalah sebuah kebiasaan yang secara otomatis dan berkesinambungan membuat Anda melakukan perilaku-perilaku yang positif dan pada akhirnya memberikan efek yang baik dalam kehidupan Anda.

Konsep keystone habit itu sendiri diibaratkan sebagai sebuah perilaku yang saling terhubung, berawal dari perilaku sederhana yang kemudian membentuk menjadi sebuah kebiasaan baik yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan Anda secara keseluruhan. Contoh sederhana adalah ketika Anda bangun tidur membiasakan diri, merapikan tempat tidur, ke kamar mandi, lalu melakukan rutinitas pagi seperti sholat subuh, tidak lagi tidur setelah sholat, membaca ayat suci dan seterusnya. Tanpa kita sadari, kebiasaan tersebut akan membentuk karakter seseorang, tidak menjadi pemalas, bersemangat memulai hari dan efek perilaku baik lainnya, Ini disebut penerapan keystone habit.

Manusia sebagai mahluk sosial memiliki keterikatan dengan mahluk hidup lainnya. Sudah menjadi hal yang umum bahwa manusia dalam berkehidupan perlu berhubungan dan saling membutuhkan dengan sesamanya. Dengan kata lain, Anda sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri. Pernahkah terbayang, ketika Anda menghabiskan waktu sendiri di tengah hutan tanpa adanya hubungan dengan manusia lainnya? Jikapun bertahan, tentu tidak akan bertahan lama, Anda tetap membutuhkan orang lain.

Keystone habit, menurut Jamil Azzaini, founder dari Kubik, seorang motivator, penulis sekaligus pengusaha di Indonesia mengatakan bahwa kebiasaan yang mempunyai dampak signifikan pada area kehidupan seseorang akan memicu efek domino yang positif hingga membuat seseorang lebih berhasil dalam mencapai tujuan mereka.

The Law of Projection said: “Everything you see outside of yourself is a projection of how you feel about you projected on to someone else or something else. The other person or object is holding up a mirror for you to see yourself and your inner feelings about yourself more clearly.

Kembali pada pentingnya membangun sebuah kebiasaan baik dalam kehidupan kita, setidaknya ada 3 cara untuk memudahkan kita membentuk penerapan kebiasaan baik dalam hidup:

1. Tentukan tujuan, menentukan tujuan dari sebuah perilaku yang akan kita kerjakan adalah sesuatu yang sangat fundamental.

2. Identifikasi kebiasaan-kebiasaan yang akan membantu anda menemukan tujuan hidup Anda, baik dalam jangka waktu panjang/menengah maupun jangka waktu pendek.

3. Pilih salah satu dari maksimal 3 kebiasaan baik yang menurut Anda paling mudah diimplementasikan, kemudian berkomitmenlah untuk melaksanakan 1 kebiasaan baik tersebut.

Ada sebuah ungkapan, “Semakin banyak yang anda inginkan, semakin sedikit yang anda peroleh” maka memiliki komitmen melakukan kebiasan baik meskipun hanya 1 % akan lebih baik jika ditingkatkan terus menerus setiap harinya, karena melakukan perubahan sekecil apapun akan lebih baik sepanjang kita jalankan secara persisten daripada melakukan satu perubahan besar namun setelahnya kita lupa menjaganya.

Bicara tentang kebiasaan pastinya akan sangat lekat dengan Budaya. Budaya merupakan buah pembiasaan berperilaku sebagaimana diharapkan. Pada kegiatan Rakerda hari Rabu tanggal 01 November 2023 yang lalu, Duta Transformasi Kanwil DJKN Kalimantan Selatan dan Tengah, Jundi Widiantoro menyampaikan materi terkait Program Pembiasaan Budaya di Kementerian Keuangan, ini tentu sejalan dengan upaya menumbuhkan dan memperkuat sikap dan perilaku pegawai yang sesuai dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan Core Values ASN BerAKHLAK, melalui Program Pembiasaan Budaya Kementerian Keuangan secara intensif dan berkelanjutan untuk seluruh pegawai termasuk seluruh pimpinan di lingkungan Kementerian Keuangan.

Harapannya seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan dapat selalu mempraktikkan sikap dan perilaku yang mencerminkan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan Core Values ASN BerAKHLAK, serta menjadi role model dalam pelaksanaan Program Pembiasaan Budaya Kementerian Keuangan di lingkungan sekitarnya.

Pada tanggal 27 Juli 2021 Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan core values (nilai-nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan employer branding ASN "Bangga Melayani Bangsa" hal ini merupakan pemicu awal dari Penguatan Budaya kerja ASN di era saat ini. Penguatan budaya kerja merupakan salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (world class government), serta wujud pelaksanaan Pasal 4 (nilai dasar) dan Pasal 5 (kode etik dan kode perilaku) dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diperlukan keseragaman nilai-nilai dasar ASN.

Core values (nilai-nilai dasar) ASN BerAKHLAK beserta panduan perilaku (kode etik) adalah sebagai berikut :

1. Berorientasi Pelayanan, senantiasa berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan Masyarakat; sebagai ASN yang melayani masyarakat dan pengguna jasa lainnya dituntut untuk lebih memahami dan memenuhi kebutuhan Masyarakat, ramah, cekatan, solutif, dapat diandalkan serta melakukan perbaikan tiada henti;

2. Akuntabel, bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan; melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi, menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien, serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

3. Kompeten, terus belajar dan mengembangkan kapabilitas; meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

4. Harmonis, mengembangkan sikap saling peduli dan menghargai perbedaan; menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal, berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara; memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara.

6. Adaptif, terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan; setiap ASN diharapkan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, serta bertindak proaktif

7. Kolaboratif, mampu membangun kerja sama yang sinergis; memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, serta menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

Nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK menjadi dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja individu dan tujuan organisasi/instansi. lnstansi pemerintah perlu menginternalisasikan dan mengimplementasikan secara utuh, dimana dalam penerapannya disesuaikan dengan perilaku yang relevan terhadap tugas fungsi masing-masing.

Selanjutnya, Jundi juga memaparkan 19 wujud habituasi budaya yang diharapkan mampu terus menyuntikkan energi positif bagi para pegawai di lingkungan kerja, yang meliputi:

1. Menjaga Integritas dan Martabat, pegawai diharapkan selalu menjaga integritas dalam setiap pelaksanaan tugas dan pekerjaan serta kehidupan sehari-hari;

2. Meningkatkan budaya Sadar Resiko, setiap pegawai diharapkan melakukan mitigasi resiko secara tepat dalam pelaksanaan tugas, hal ini juga diharapkan dapat mendukung pencapaian visi, misi, sasaran, dan peningkatan kinerja organisasi;

3. Peduli dan Saling Jaga, perlunya meningkatkan kepedulian dan empati antar pegawai dalam melaksanakan tugas/pekerjaan di lingkungan kantor dan di luar kantor, dalam kehidupan sosial, dan dalam kegiatan lainnya, agar tidak melanggar kode etik/perilaku dan ketentuan disiplin pegawai;

4. Dengarkan dan Informasikan, perlunya menciptakan sistem komunikasi efektif antara atasan langsung/pimpinan unit dengan pegawai maupun antar sesama pegawai;

5. Berpikirlah sebagai seorang pemimpin, seluruh pegawai diharapkan membiasakan berpikir dan bertindak sebagai pemimpin dalam pelaksanaan pekerjaan maupun saat berinteraksi dengan pihak lain sesuai dengan tugas yang diberikan;

6. Kuatkan Kolaborasi dan Kuatkan Soliditas, diharapkan seluruh pegawai memiliki prasangka baik, bekerja secara kolaboratif, saling berbagi informasi sesuai dengan kewenangan, dan berperan penuh sebagai perekat bangsa;

7. Jadilah Teladan, diharapkan seluruh pegawai dapat menjadi contoh bagi lingkungan di sekitarnya, baik dalam pelaksanaan pekerjaan maupun dalam cara bersikap dan berperilaku;

8. Rencanakan, Kerjakan Periksa dan Tindaklanjuti, setiap pegawai diharapkan untuk tidak gegabah ketika melakukan pekerjaan apapun bentuknya, maka budaya untuk terus mengevaluasi diri dalam bekerja menjadi modal yang utama untuk perbaikan;

9. Adaptif terhadap perubahan, setiap pegawai diharapkan menjadi sosok adaptif, mampu menyesuaikan setiap perubahan yang menjadi kebijakan organisasi;

10. Berikan Respon Cepat dan Tepat, setiap pegawai diharapkan membiasakan merespon dengan cepat dan tepat setiap kali memberikan layanan kepada masyarakat;

11. Biasakan Hidup Sederhana dan berempati, setiap pegawai diharapkan dapat belajar dari kasus-kasus flexing dan gaya hidup segelintir oknum pegawai Kementerian Keuangan yang bertujuan memamerkan harta kekayaan, hal itu cukup menjadi contoh untuk semua pegawai semestinya dapat lebih berhati-hati dalam bersikap dan mengambil keputusan;

12. Tebarkan Senyum, Sapa, Salam, menjadi baik dan menebarkan kebaikan tentu akan mendatangkan hal hal yang baik dalam diri kita, oleh sebab itu diharapkan setiap pegawai melakukan hal hal terbaik semampu kita;

13. Lakukan Satu Kebiasaan Baru Positif, sikap ini dapat menjadi hal menarik yang dilakukan oleh setiap pegawai guna menambah kapasitas sebagai individu yang perlu terus berkembang;

14. Terus Belajar dan Berbagi Ilmu, selaras dengan anjuran untuk terus menuntut ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat sudah cukup menjadi nasehat baik yang perlu juga diterapkan oleh seluruh pegawai;

15. Biasakan Menghargai dan Beri Apresiasi, sebagai bentuk upaya menjaga motivasi kerja perlu didukung dengan perwujudan sikap saling menghargai serta memberi apresiasi atas suatu capaian dari setiap pegawai;

16. Sampaikan Konten Media Sosial Kementerian Keuangan, setiap pegawai diharapkan dapat berperan aktif untuk dapat secara bersama menyebarkan dan menggaungkan kebijakan strategis organisasi agar dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat maupun stakeholder;

17. Pelajari, Hayati, dan Amalkan Ajaran Agamamu, agama mengajarkan kebaikan yang hakiki untuk ummat manusia, maka tugas seluruh manusian kepada Sang Pencipta adalah mempelajari, menghayati dan betul -betul mengamalkan;

18. Hormati Kebhinekaan, keberagaman yang sudah menjadi warisan nenek moyang kita perlu dipahami sebagai wujud kekayaan Budaya yang selayaknya perlu kita hormati, jaga dan lestarikan bukan sebaliknya menjadi alasan kita untuk saling membeda-bedakan;

19. Pupuk Militansi Dalam Bekerja, setiap pegawai diharapkan dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, serta terus berupaya menciptakan inovasi dan kreatifitas untuk dapat mendukung penyelesaian penugasan secara lebih efektif dan efisien.

Mengadopsi filsafat dasar teori Atomic Habit dan Keystone Habit, kita perlu optimis mampu membiasakan budaya menjadi karakteristik diri yang sejati. Kebiasaan baik harus dibina sehingga menjadi budaya. Menumbuhkan kebiasaan menjadi budaya perlu dipupuk terus menerus, berkelanjutan dan semakin meningkat. Pembiasaan ini dimulai dari diri kita sendiri dan dari hal-hal sederhana sehingga terinternalisasi dengan baik. Dan semua bermula dari diri sendiri, bagaimana mungkin Anda mengharapkan orang lain bersikap demikian, jika tidak dimulai dari Anda. (Evi Rahmawati)

Sumber :

1. https://jamesclear.com/atomic-habits

2. https://jamesclear.com/keystone-habits

3. https://www.jamilazzaini.com/keystone-habit-kebiasaan-yang-memicu-produktivitas/

4. https://www.instagram.com/kanwildjknkst/

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini