Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Jalan-Jalan Ke Kampung Vietnam Pulau Galang
Junaedi Seto Saputro
Selasa, 04 April 2023 pukul 09:43:21   |   22771 kali

Bila berencana untuk berwisata ke Batam jangan lupa sekalian mengunjungi Kampung Vietnam atau Camp Vietnam di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Riau atau Kepulauan Riau. Lokasi ini pernah menjadi saksi bisu kelamnya sejarah ratusan ribu pengungsi dari Vietnam yang datang ke tempat ini. Pulau Galang pada awalnya tidak berpenghuni sampai orang Vietnam datang untuk mengungsi.

Apakah siap menuju Pulang Galang di Batam

Pulau Galang adalah pulau bersejarah dengan pesona alam yang menakjubkan di Batam selain itu pulau ini pernah dihuni pengungsi dari Vietnam, tempat ini sangat menarik untuk dijelajahi dan diambil hikmahnya secara kemanusiaan. Pulau Galang Batam juga menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya pulau ini yang tidak terlalu jauh dari Kota Batam, dengan akomodasi yang nyaman, penginapan hotel yang terjangkau, makanan enak, transportasi udara ada, dekat kemana-mana dan bisa sewa atau menggunakan kendaraan roda empat atau mobil.

Jarak dan akses menuju ke pulau Galang. Pulai ini berjarak sekitar 60 kilometer dari Batam atau menghabiskan waktu perjalanan sekitar 1.5 jam yang harus ditempuh. Tempat ini memiliki nilai sejarah yang besar. Kita akan menemukan banyak peninggalan kuno yang telah diubah menjadi museum, seperti perahu yang digunakan oleh para pengungsi Vietnam, bangunan yang dirancang khusus untuk para pengungsi dan tempat-tempat yang lain untuk keperluan para pengungsi. Kemudahan untuk menjelajahi alamat dan rute menuju lokasi pulau Galang sangat mudah, saat itu penulis beserta rombongan melakukan kunjungan ke Kota Batam melalaui jalur darat. Bagi kita yang ingin menuju kesana, akan memakan waktu yang tergantung jalur yang kita pilih. Misalnya, jika kita berangkat dari bandara Hang Nadim.

Daya tarik pulau Galang ini, wisatawan akan dimanjakan dengan keindahan kota dan pulaunya serta dapat menikmati keindahan alam, juga terdapat keunikan budaya masyarakat lokalnya karena terdiri multi etnik. Selain objek wisata ini, pulau Galang juga banyak dikunjungi oleh para turis pada saat akhir pekan karena adanya pantai Melur yang cukup indah di bagian barat pulau dan Batam sangat strategis untuk melanjutkan wisata ke negara sebelah karena berbatasan dengan Negara Singapura. Sejarah kampung Vietnam di pulau Galang, pada tahun 1980-an pulau Galang mendadak menjadi terkenal karena pulau ini menjadi topik diskusi Perserikatan Bangsa-Bangsa disebabkan ribuan orang perahu pengungsi dari Vietnam meninggalkan negaranya menuju ke pulau Galang. Kampung Vietnam ini mirip sebuah desa yang ada di Indonesia pada umumnya, dulunya digunakan untuk menampung para pengungsi korban perang saudara Vietnam.

Di Pulau Galang itulah kemudian didirikan sebuah kamp pengungsian dengan membuka lahan seluas kurang lebih 80 hektar bagi mereka yang kebanyakan dari Vietnam. Sebelumnya, para 'manusia perahu' itu mendarat di beberapa daerah di Kepulauan Riau, seperti di Tanjungpinang, Pulau Natuna, Tarempa, Anambas, dan sebagainya. Menurut catatan sejarah, ada sekitar 250-an ribu pengungsi dari Vietnam di kamp Pulau Galang dan selama pengungsian hingga 10-an tahun itu, mereka diberikan fasilitas kesehatan, sekolah, dan beberapa tempat ibadah. Ada juga pengungsi yang meninggal di sana yang kemudian dimakamkan di area kamp.

Mereka datang ke pulau Galang dengan perahu dalam kondisi yang memprihatinkan. Mereka menumpang perahu berjumlah besar sekitar 40 hinggal 100 pengungsi melakukan perjalanan dengan sempit ke dalam satu perahu kecil dan mengapung berbulan-bulan di Laut China tanpa tujuan yang jelas dikarenakan kondisi perang Saudara di Vietnam. Seperti kita ketahui, Kampung Vietnam merupakan tempat bekas pengungsian warga Vietnam yang menjadi korban perang 1975-1996. Selama kurun waktu yang lama ini, banyak peninggalan yang dapat dilihat secara langsung, seperti candi, gereja, bahkan tempat tinggal mereka saat mengungsi, masih utuh sampai sekarang.

Aktivitas wisatawan saat tiba di kampung Vietnam, wisatawan akan dipandu mengunjungi tempat-tempat bersejarah untuk dijelajahi.

Jejak-jejak peninggalan, pulau Galang juga dikenal sebagai tempat penampungan pengungsi Vietnam yang kala itu disebut 'Manusia Perahu'. Jejak-jejak peninggalan para pengungsi Vietnam juga masih bisa disaksikan hingga sekarang dan bahkan menjadi daya tarik wisata di pulau Galang Selain fakta-fakta di atas, berikut ini fakta dan keindahan pulau Galang yang wajib kamu ketahui.

Penampungan Pengungsi Vietnam Awal mula pulau Galang menjadi tempat pengungsian warga Vietnam adalah karena adanya pergolakan politik yang melanda Vietnam tahun 1970-an. Pergolakan kian memanas sehingga pecah perang saudara antara kelompok masyarakat bagian selatan dan kelompok masyarakat bagian utara negara itu. Puluhan ribu warga Vietnam kabur dari negara asalnya setelah terjadi kemenangan Komunis dan peristiwa jatuhnya Saigon pada April 1975. Hal ini dikarenakan mereka takut jika diperlakukan buruk oleh kepemimpinan yang baru. Mereka kabur dengan menggunakan perahu untuk pergi ke berbagai negara.

Mereka pun ditampung oleh penduduk sekitar dan beberapa bangunan yang telah disediakan Pemda setempat. Namun, jumlah pengungsi Vietnam terus meningkat secara massif sehingga diperlukan penanganan secara khusus yaitu menempatkan mereka di sebuah pulau. Pemerintah Indonesia kemudian memilih pulau Galang sebagai tempat untuk 10.000 pengungsi Vietnam. Alasannya adalah karena pulau Galang dinilai relatif strategis, yakni hanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari Pulau Batam. Penempatan para manusia perahu di pulau Galang ini juga dimaksudkan untuk memisahkan mereka dari penduduk lokal dan meminimalisir pembaruan aktif.

Pulau Galang sebagai kamp pengungsi di tutup pada Tahun 1996. Bekas-bekas peninggalan pengungsi Vietnam pun masih ada hingga kini, seperti bangkai perahu tradisional, museum, tempat ibadah berbagai agama, taman, rumah sakit, bahkan hingga gedung perkantoran di pulau Galang yang bisa kamu lihat saat berkunjung ke pulau tersebut. Kisah Tragis Dibalik Humanity Statue di pulau Galang yaitu terdapat sebuah patung yang diberi nama Humanity Park atau ‘Sacre of Humanity’.

Wisatawan dapat melihat patung sederhana berwarna putih ini dibangun untuk mengenang seorang gadis pengungsi Vietnam bernama Tinh Nhan Loai yang memiliki kisah tragis di sini. Ia dikabarkan bunuh diri setelah menjadi korban kekerasan seksual oleh pemuda pengungsi Vietnam pada tahun 1985. Untuk mengenang peristiwa tragis itu, para pengungsi membuat Patung Taman Kemanusiaan ini. Patung ini juga dijuluki sebagai Tinhn Han Loai yang merupakan nama gadis tersebut.

Selain ada beberapa bangunan seperti tempat ibadah di pulau ini adalah Vihara Quan Am Tu, Gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, gereja protestan, dan mushala. Di dalam Vihara Quan Am Tu terdapat tiga patung, salah satunya Dewi Guang Shi Pu Sha. Konon, menurut cerita, dewi ini mampu memberikan jodoh, keberuntungan, keharmonisan dalam rumah tangga, dan banyak lainnya.

Di Pulau Galang juga dibangun pemakaman bernama Ngha Trang Grave. Setidaknya 503 pengungsi Vietnam dimakamkan di tempat ini. Di pulau inilah pengungsi dari Vietnam, Kamboja dan Thailand pernah ditampung oleh Pemerintah Indonesia. Sekarang kamp ini menjadi salah satu objek wisata sejarah di Batam program kamp pengungsian Vietnam berakhir pada 3 September 1996. Di pulau Galang dibangun rumah ibadah, sekolah untuk anak-anak mereka dan kuburan dan saat ini eks pengungsi ini menjadi tempat wisata. Kemudian pemerintah menjaga kelestarian alam dan menjada kondisi hutan serta lingkungan ini dengan baik.

Namun pada saat pandemi Covid-19 pada Maret 2020 di tempat bekas pengungsian Vietnam, pemerintah Indonesia mengoperasikan sebagai Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) untuk pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV2 (Covid-19) di Pulau Galang. Rumah sakit ini khususnya merawat Pekerja Migran Indonesia dari negara tetangga, antara lain Singapura dan Malaysia.

Sebelum menjandi tempat pengungsian, didapat legenda pulau Galang sendiri dikutip dari website kemdikbud.go.id, dikisahkan bahwa pada abad ke-16 Sultan Malaka memerintahkan pembuatan lancang atau bahtera raja. Para pasukan pun pergi mencari bahan dasar untuk membuat perahu. Hingga sampailah mereka di pulau yang memiliki banyak pohon seraya, pohon yang menjadi bahan dasar untuk membuat perahu atau kapal yang memiliki kualitas baik. Saat para pembuat kapal tengah membuat kapal, datanglah seorang penduduk setempat yang bernama “Canang”.

Namun, para pembuat kapal mengusirnya agar tidak menganggu. Mendapat perlakuan demikian, Canang pun bersumpah bahwa lancang tersebut tidak akan bisa turun ke laut. Agar bisa turun ke laut, perlu landasan tujuh orang wanita yang sedang hamil anak pertama. Ketujuh wanita itulah kemudian yang menjadi landasan turunnya “lancang” ke laut. Maka, selanjutnya pulau itu disebut dengan Galangan dalam arti landasan yaitu manusia dijadikan galang. Dalam perkembangannya, penyebutan pulau itu menjadi pulau Galang saja, demikian cerita menarik pulau Galang beserta legendanya.

Penulis : Tim Bidang KIHI Kanwil RSK

Referensi :

  1. https://travel.kompas.com/read/2020/03/23/230449327/sejarah-pulau-galang-di-batam-eks-tempat-pengungsian-vietnam [diakses pada tanggal 17/03/2023]
  2. https://regional.inews.id/berita/ini-fakta-dan-keindahan-pulau-galang-dari-tempat-pengungsi-vietnam-sampai-jadi-rs-covid-19/2. [diakses pada tanggal 17/03/2023]
  3. https://batam.suara.com/read/2021/06/23/103804/sejarah-pulau-galang-jadi-kamp-pengungsi-vietnam-hingga-observasi-covid-19 [diakses pada tanggal 17/03/2023]




Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini