Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Terserang Malas atau Demotivasi Bekerja, Harus Bagaimana?
Ratih Prihatina
Selasa, 28 Februari 2023 pukul 07:46:48   |   31941 kali

Baru-baru ini seorang teman dalam sebuah pembicaraan berkata : “Beberapa bulan ini aku ngrasa kamu ada penurunan minat mengerjakan konten-kontenmu, ada apa?”. Saya memutar otak sebentar demi menjawab pertanyaannya. Alasan di kepala banyak, menyampaikan satu saja kepadanya tak akan pas. Ingin kujawab “sibuk”, tapi nyatanya tidak sibuk-sibuk amat. Saya terdistraksi, ya, itu juga betul. Mungkin penyebab distraksinya itu yang dapat diuraikan menjadi beberapa garis-garis pencar. Tapi itu semua mengenai penurunan keinginan mengerjakan proyek kehidupan pribadi. Nah, bagaimana jika kita mulai membahas rasa malas yang menyerang dan penurunan minat (demotivasi) dalam kewajiban pekerjaan kita. Sepertinya alasan-alasan di belakangnya dapat hampir dipersamakan, antara demotivasi kewajiban bekerja dan demotivasi untuk mengerjakan suatu minat pribadi.

Apa itu Demotivasi?

Demotivasi merupakan suatu perasaan di mana kita merasa lelah, kehilangan semangat, bahkan menyerah untuk melakukan sesuatu hal atau pekerjaan. Biasanya, itu terjadi karena kita merasa tidak dapat mengerjakan sesuatu secara maksimal, baik itu pekerjaan ataupun tugas-tugas yang memang sudah menjadi tanggung jawab kita. Demotivasi bisa disebabkan kondisi lelah secara fisik, mental, atau emosional karena stress yang berlebih. Ketika rasa stress itu melanda terus menerus hingga berkepanjangan, kita akan merasa kehilangan motivasi atau semangat untuk melakukan suatu hal atau pekerjaan. Namun, tidak sedikit dari orang yang mengalami demotivasi tetap berkeinginan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, hanya saja ia tidak memiliki semangat untuk mengerjakannya.

Ciri atau Tanda Mengalami Demotivasi

1) Memisahkan atau Mengasingkan Diri dari Lingkungan

Saat mengalami demotivasi, akan sulit rasanya untuk membaur dengan beberapa lingkungan atau lingkungan tertentu. Misalnya, dalam ranah organisasi, kita dituntut untuk menyelesaikan suatu projek, hanya saja kita tengah mengalami demotivasi. Tentunya hal itu akan berdampak pada keengganan untuk terlibat terlebih dahulu dalam organisasi tersebut atau dengan kata lain menarik diri untuk sementara.

2) Mengabaikan Lingkungan Sekitar

Sebenarnya, demotivasi dapat terlihat melalui bahasa tubuh seseorang dalam melakukan interaksi pada orang lain di sekitarnya. Saat mengalami demotivasi, munculnya rasa tak ada hasrat untuk melakukan apapun, mulai dari hal-hal atau pekerjaan hingga hobi keseharian pun enggan dilakukan. Apabila terus terbawa dengan demotivasi ini, hal itu tentu akan sangat berbahaya dan berdampak buruk, baik bagi diri sendiri maupun orang-orang yang berada di lingkungan sekitar.

3) Muncul Rasa Takut yang Berlebih

Demotivasi bisa saja muncul saat seseorang tengah mengalami ketakutan yang berlebih. Bahkan tak sedikit dari mereka akan memilih mundur dan tak lagi memiliki minat untuk mengembangkan dirinya. Perasaan takut tersebut perlahan akan menghambat segalanya hingga membuat seseorang tersebut ragu dalam mengambil tindakan. Rasa takut tersebut dilandaskan pada sebatas pemikiran mereka saja, bukan pada kenyataan yang konkret.

4) Hilangnya Minat untuk Mengembangkan Diri

Apabila memiliki semangat dalam melakukan suatu hal, kita akan terus mencari cara untuk mengasah dan mengembangkan diri. Akan tetapi, apabila tiba-tiba memulai untuk mengubah kebiasaan sehingga tidak tertarik lagi untuk mengasah dan mengembangkan diri, itu menjadi pertanda awal bahwa kita tengah mengalami demotivasi atau kehilangan semangat.

5) Hilangnya Rasa Inisiatif

Sebagian orang yang tengah mengalami demotivasi cenderung akan kehilangan rasa inisiatif pada dirinya. Hal ini ditandai dengan perasaan enggan untuk memulai dan melakukan hal, tugas, atau pekerjaan baru. Apabila itu terjadi, itu adalah tanda bahwa kita tengah dilanda bosan dan lelah dengan aktivitas yang sama selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

Sedangkan Malas, Apa Bedanya Dengan Demotivasi?

Malas menurut KBBI berarti tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Dari pengertian tersebut kita bisa mengetahui bahwa malas memiliki niat. Seseorang yang malas ingin dan menikmati dirinya tidak melakukan sesuatu. Malas tidak termasuk hal yang buruk selama masih dalam kewajaran dan tidak berlangsung lama. Tanda-tanda seseorang malas melakukan sesuatu antara lain : tidak peduli pada kualitas selama pekerjaan itu selesai, mengambil jalan yang lebih mudah dan cepat, tidak sesuai dengan aturan, menunda-nunda sesuatu, lebih suka jika orang lain melakukan pekerjaan tersebut, cenderung beralasan untuk melindungi diri sendiri atau berbohong, menyukai mengerjakan sesuatu yang tidak penting.

Malas dan demotivasi merupakan dua hal yang berbeda, namun keduanya memiliki ciri-ciri dan efek yang hampir sama. Dari pengertian yang telah dijabarkan di atas, terlihat rasa malas dimulai dari niatan dalam diri pada seseorang yang membuat seseorang tidak ingin memberikan hasil terbaiknya dalam mengerjakan sesuatu. Demotivasi bersifat lebih luas, dapat dari luar maupun dalam diri seseorang misal saat seseorang menanggung suatu beban mental, kekecewaan atau stress karena suatu hal, dia akhirnya juga tidak dapat memberikan hasil terbaiknya dalam suatu pekerjaan walapupun keinginan itu masih ada. Apakah yang kita alami merupakan kemalasan atau demotivasi, silakan menguraikan penyebab untuk dapat jujur pada diri kita sendiri.

Demotivasi dan rasa malas sama-sama dapat berefek tidak baik pada hasil pekerjaan, merugikan rekan kerja yang lain dimana kita tergabung di dalamnya, yang akhirnya akan menurunkan output suatu organisasi. Rasa malas dan demotivasi juga sama-sama akan berdampak akan produktivitas yang menurun, ide-ide akan lebih sulit mengalir, kehilangan kesempatan menjanjikan dalam pekerjaan, dan jika tidak segera diatasi akan memicu burn out dalam pekerjaan.

Selanjutnya, Tips Untuk Menghadapi Rasa Malas dan Demotivasi Bekerja

Terkadang kita mesti menerima kalo sifat kita itu tidak permanen. Artinya minat dan impian kita pun dapat berubah entah setelah diceburkan ke dalam realita atau karena rutinitas yang membuat jenuh, meski pekerjaan itu dulunya adalah impian kita.

Berikut ini merupakan beberapa cara mengatasi rasa malas dan demotivasi bekerja :

1. Memahami apa sebenarnya penyebabnya.

Demotivasi kerja bukanlah suatu hal yang muncul tanpa penyebab. Sadar ataupun tidak, sebenarnya kita sedang mengalami suatu konflik antara diri sendiri dengan lingkungan kerja berikut tuntutan di dalamnya. Cobalah menyempatkan waktu untuk merenungi apa yang kita rasakan saat ini. Pahami lebih dalam, apa yang sebenarnya membuat kita mengalami demotivasi kerja. Pada sifat malas, dengan mengetahui penyebab dari perasaan malas, kita akan jadi lebih tahu pendekatan mana yang bisa kita lakukan untuk menanganinya.

2. Mencoba untuk Berinteraksi

Mungkin sebagian dari kita ketika mengalami demotivasi akan cenderung menarik diri dari lingkungan sekitar. Dengan kata lain, enggan untuk berinteraksi sementara sampai waktu yang telah ditentukan. Namun, cobalah berinteraksi bersama orang lain. Karena dengan kita melakukan interaksi, maka akan muncul cerita-cerita baru, entah itu cerita dari diri kita sendiri ataupun cerita mengenai pengalaman dari orang tersebut. Dengan begitu, nantinya akan muncul cerita atau pengalaman menarik yang tentunya bisa dijadikan sebagai pembelajaran dan motivasi diri. Selain itu, berinteraksi terhadap sesama juga dapat mengatasi stress. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, stress merupakan salah satu dari sekian tanda dan penyebab utama timbulnya demotivasi pada diri. Akan tetapi, perlu diperhatikan terlebih dahulu, pastikan kalian berinteraksi dengan orang yang memang tepat.

3. Coba untuk Beristirahat Secukupnya

Manusia bukanlah mesin yang dapat bekerja 24 jam nonstop. Bahkan mesin saja sesekali bisa rusak karena terus menerus dipaksa untuk bekerja atau melakukan sesuatu. Fisik yang terlalu dipaksakan cenderung membuat kehilangan semangat dari awal. Oleh sebab itu, pastikan kondisi fisik siap untuk melakukan segala aktivitas. Apabila merasa lelah, istirahat secukupnya karena ini sebagai salah satu tindakan untuk mengatasi demotivasi pada diri. Istirahat yang dimaksud ialah tidur. Karena sesungguhnya, tidur merupakan istirahat yang sangat penting. Usahakan untuk tidur 6 - 8 jam per harinya.

4. Berolahraga

Olahraga selain membuat badan sehat dan bugar, tetapi juga dapat membuat pikiran lebih segar. Olahraga dapat membuat hormon endorfin diri terus meningkat. Hormon endorfin merupakan salah satu hormon yang memicu rasa bahagia, senang dan juga tenang.

5. Sejenak Coba Raih Comfort Food atau Barang yang Membuatmu Nyaman

Jika rasa kehilangan motivasi dan malas mencoba untuk merasuki, bisa dicoba untuk memberikan self reward secara rasional untuk kembali memunculkan semangat kerja.

6. Hindari hal negatif yang terdapat di lingkungan kerja

Demotivasi kerja juga bisa dipicu oleh berbagai hal negatif yang ada di sekitar. Tidak hanya menurunkan motivasi dan semangat bekerja, hal negatif tersebut juga dapat memengaruhi cara berpikir terhadap pekerjaan. Hindarilah konflik yang tidak diperlukan serta pembicaraan negatif seputar pekerjaan. Jauhi perilaku yang dapat menimbulkan kesan buruk, seperti berbohong, mangkir dari pekerjaan, absen tanpa keterangan, dan sebagainya.

7. Mendekatkan Diri pada Tuhan Yang Maha Esa

Hal ini dapat kita lakukan dengan memperbanyak bersyukur, bersedekah, berdoa, dan beribadah. Dengan mendekatkan diri pada Tuhan, mestinya kita bisa lebih memahami apa arti dari hidup dan tujuan hidup sesungguhnya. Karena pada hakikatnya, manusia memang diciptakan untuk beribadah maka niatkan bekerja sebagai salah satu bentuk ibadah.

8. Hindari Terlalu Banyak Distraksi Tertentu yang Membuat Perhatian Kita Teralih

Misalnya distraksi media sosial yang berlebihan. Salah satu distraksi yang jarang disadari namun sebenarnya dapat sangat menyita waktu adalah media sosial. Saat mengecek medsos, awalnya kita mungkin hanya berniat membalas komentar teman, lalu malah akan beralih menelusuri halaman-halaman lain yang menarik perhatian. Rencana awal yang tadinya hanya akan menghabiskan waktu 30 detik untuk berinteraksi dengan teman dapat berakhir dengan 30 menit menikmati foto-foto liburan atau pemandangan menarik lainnya.

Kesimpulan

Akhirnya, kita sendiri yang dapat menentukan apa yang sebenarnya kita alami, apakah malas atau kita sebetulnya sedang mengalami demotivasi oleh sebab apapun. Maka penting sekali untuk menggali perasaan tersebut agar dampaknya tidak berlarut yang tentu akan berdampak pada diri dan lebih besar lagi, teman sekitar, lingkungan kerja maupun organisasi. Yang tidak kalah penting adalah segeralah menyadari keadaan dan mengambil sikap atas rasa malas dan demotivasi kerja yang kita alami.

(Penyusun : Ratih Prihatina, pelaksana Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Pekalongan)

Sumber-sumber referensi :

https://sabdanews.net/2022/03/03/malas-dan-depresi-beda-loh-ini-perbedaan-malas-depresi-dan-hilang-motivasi/

https://id.quora.com/Bagaimana-cara-kita-mengatasi-kehilangan-minat-terhadap-pekerjaan-atau-Burnout-Padahal-pekerjaan-tersebut-merupakan-pekerjaan-yang-sudah-kita-impikan-sejak-dulu

https://www.ekrut.com/media/cara-mengatasi-demotivasi-kerja

https://dailysocial.id/post/12-cara-jitu-menghilangkan-rasa-malas-saat-bekerja

https://www.gramedia.com/best-seller/demotivasi/

https://bestariedu.com/pengembangan-diri/4-cara-mengurangi-distraksi-social-media/

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini