Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Meningkatkan Peran UMKM Labuan Bajo melalui Sektor Pariwisata
Slamet Adi Priyatna
Kamis, 16 Februari 2023 pukul 14:09:10   |   3189 kali

Pembangunan merupakan perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa. Sedangkan (Subandi, 2011) pembangunan disini diartikan sebagai bentuk perubahan yang sifatnya direncanakan; setiap orang atau kelompok orang tentu akan mengharapkan perubahan yang mempunyai bentuk lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang sebelumnya; Di Indonesia, pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi melalui UMKM dikembangkan sebagai sektor yang menjanjikan mendatangkan pendapatan besar bagi negara terlebih di daerah-daerah yang memiliki sumber daya alam maupun sumber daya budaya yang melimpah. Labuan Bajo dengan Pesona binatang Purba Komodo, keindahan alam serta tebaran pulau-pulau kecil disekitarnya adalah salah satu destinasi wisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur bahkan Indonesia. Labuan Bajo mulai ramai dikunjungi wisatawan setelah Pulau Komodo masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Baru (New 7 Wonder of the World). Labuan Bajo telah terpilih sebagai destinasi kelas dunia bersama dengan 3 destinasi wisata lainnya yaitu Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika. Labuan Bajo sendiri telah ditetapkan menjadi Badan Otoritas Pariwisata (BOP).

Dampak positif dari kehadiran pariwisata adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui UMKM, Pariwisata juga telah menjadi dinamisator kehidupan sosial budaya masyarakat karena memberi manfaat kepada masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan devisa, mendorong ekspor dan mengubah struktur perekonomian masyarakat lebih baik. Namun pariwisata juga membawa dampak negatif. Berikut merupakan penjabaran mengenai kendala pengembangan pariwisata melalui UMKM di destinasi pariwisata Labuan Bajo antara lain:

1. Keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah untuk pengembangan pariwisata

2. Sektoral dalam pengelolaan pariwisata.

3. Sumber daya manusia yang berasal dari masyarakat lokal belum mumpuni dalam pengembangan atraksi wisata dan mengembangkan usaha UMKM.

4. Pengembangan aksesbilitas ketersediaan dan kemudahan akasesbilitas merupakan syarat pengembangan sebuah destinasi. Aksesbilitas yang baik akan membuka jaringan perekonomian baru serta dapat menumbuhkan investasi dalam bidang pariwisata.

5. Pengembangan ancillary berkaitan dengan SDM yang mengurus sebuah destinasi agar berjalan sesuai dengan tujuan. Tugas mereka adalah mengelola sebuah destinasi agar bermanfaat dan memberikan keuntungan kepada pihak terkait seperti masyarakat, pemerintah, wisatawan, lingkungan, dan para stakeholder lainnya

Sebagai solusi dalam pengembangan pariwisata dan UMKM Labuan Bajo adalah membentuk lembaga-lembaga masyarakat untuk mengelola pariwisata, serta mewadahi tujuan-tujuan masyarakat dalam pengembangan pariwisata. Selain itu, perlunya pemberian anggaran dari pemerintah pusat. Anggaran yang ada dirasa tidak cukup dari pemerintah daerah untuk pengembangan pariwisata dan UMKM. Menumbuhkan karakter sadar wisata dari masyarakat dan memunculkan ide kreatifitas dan inovasi yang menunjang diversifikasi daya tarik wisata yang pembentukanya lahir dari masyarakat itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Aryunda, Hanny 2011, ’Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Ekowisata Kepulauan Seribu’, Journal of Regional City Planning, vol. 22, no. 1, hh. 1-16.

Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Cooper, Chris., et al. 1993. Tourism principile & practice. United Kingdom:

Longman Group Limited. Davidson, R., & Maitland, R.. 1997. Tourism Destination. Houder & Stoughton: London.

Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. 2017. Tren Pariwisata Milenium. Denpasar: Pustaka Larasan.

Ferniza, Henny 2017, ‘Antara potensi dan Kendala Pengembangan Pariwisata di Sumatra Barat’, jurnal pengembangan wilayah dan kota, vol, 13, No 1, hl. 56-68.

Roku, Yelince Rambu & I. Gst. Agung Oka Mahagangga, 2016, Peran dan Implementasi Strategi Pengembangan Disbudpar Kab. Sumba Tengah Provinsi NTT dalam Pembangunan Pariwisata (suatu pendekatan kualitatif), Jurnal Destinasi Pariwisata, vol, 4, No 2, hl. 82-91.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarta, Nyoman & Nyoman Sukma Arida. 2017. Pariwisata Berkelanjutan. Denpasar: Cakra Press.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini