Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Ubud, Harmonisasi Penataan Kawasan Perkotaan
Septsonno
Selasa, 20 Desember 2022 pukul 14:33:48   |   686 kali

Tahukah Anda kalau Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali pada tahun 2022 ditetapkan sebagai kota terbaik nomor 3 di dunia versi travel and leisure? Dalam bayangan kita, apalagi bagi yang pernah mengunjungi Ubud, apakah sekarang Ubud telah berubah menjadi kawasan perkotaan sebagaimana persepsi mainstream penampakan sebuah kota?

Dikutip dari CNN Indonesia, travel and leisure menilai kota terbaik berdasarkan jajak pendapat pembaca dengan kriteria antara lain landmark, budaya, kuliner, keramahan warga. Nah, berdasarkan kriteria tersebut Ubud Bali berhasil memperoleh predikat terbaik nomor 3, mengalahkan sejumlah kota modern di dunia. Dari beberapa kriteria dimaksud sepertinya memang Ubud memenuhi syarat untuk itu. Namun demikian, sesungguhnya Ubud telah dianugerahi aset perkotaan dan lingkungan budaya yang merupakan warisan sehingga Pemerintah Kabupaten Gianyar lebih kepada domain penataannya. Warisan yang dimaksud antara lain adalah sejumlah landmark seperti bangunan Pura Dalem Puri yang berada di tengah kota Ubud, trasering persawahan di Tegalalang, Pasar seni Ubud, sampai dengan Pasar Seni Sukawati.

Dalam penataan kawasan Ubud dan sekitarnya agar tetap dan semakin menarik wisatawan, Pemkab Gianyar secara kontinyu melakukan pengaturan arus lalulintas kendaraan, di sejumlah ruas jalan diberlakukan arus satu arah, pedestrian yang memadai bagi pejalan kaki terutama di pusat Kota Ubud, renovasi/revitalisasi Pasar Seni Sukawati dan Ubud dengan berkolaborasi dengan pemerintah pusat, dan juga penyediaan kantong parkir di pusat keramaian Ubud yaitu di sekitar Pasar Seni Ubud. Selain itu beberapa landmark di sejumlah persimpangan jalan dibuat guna menyemarakan view kota, patung arjuna salah satu contohnya. Untuk mendukung wisata trasering sawah di Tegalalang juga disediakan kantong-kantong parkir yang pengelolaannya dilakukan oleh warga sekitar, zoning artshop yang terletak hampir di sepanjang jalan Kota Ubud-Tegalalang makin menunjukkan keteraturan penataan kawasan. Adapun sejumlah hotel/penginapan maupun restoran yang tersebar letaknya mulai Sukawati-Ubud-Tegalalang memberikan pilihan yang bervariasi kepada wisatawan yang berkunjung.

Kegiatan-kegiatan keagamaan dan budaya di sejumlah titik tempat ibadah (pura) dan balai-balai desa yang rutin dilaksanakan tampak semarak, dimana terutama bagi wisatawan mancanegara adalah pemandangan budaya yang unik yang dapat dinikmati sepanjang tahun, di beberapa pura besar juga disediakan bangunan balai untuk menyaksikannya.

Pemkab Gianyar dan warganya sepertinya sadar betul bahwa mereka memiliki aset yang bernilai tinggi baik aset berwujud dan yang tidak berwujud yang dapat memberikan efek positif terhadap perekonomian lokal di wilayahnya maupun regional Pulau Bali, yang mana apabila dalam pengelolaan aset-aset tersebut semakin baik maka akan memberikan efek multiplier ekonomi yang makin luar biasa. Selamat untuk Ubud atas predikat kota terbaik nomor 3 di dunia.

(Septsonno//Muhamad Furqon)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini