Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Perlukah Cuti Rutin Bagi Para Pegawai?
Feliza Tania
Senin, 01 Agustus 2022 pukul 09:42:13   |   6075 kali

Cuti, satu kata menyenangkan bagi setiap pekerja. Cuti sendiri dapat diartikan sebagai ketidakhadiran seseorang dalam hal pekerjaan selama beberapa waktu, disertai dengan alasan tertentu dan resmi dari pihak yang melaksanakannya. Cuti sendiri sangat banyak jenisnya, dimulai dari cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, cuti alasan penting, cuti bersama, dan banyak jenis cuti lainnya. Banyak sekali peraturan yang memuat terkait cuti, tetapi bagi pegawai Kementerian Keuangan sendiri, pelaksanaan cuti diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-15/MK.1/2018 tentang Pelaksanaan Cuti Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam tema kali ini, kita akan lebih berfokus pada cuti tahunan.

Kesempatan untuk mengambil cuti bagi pegawai biasanya tidaklah sama. Ini dapat dipengaruhi oleh beban kerja yang berbeda-beda. Cuti memang hak dari setiap pegawai yang bekerja, namun kewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan haruslah lebih diutamakan. Faktor inilah yang terkadang menghambat pegawai dalam mengambil cuti sejenak. Apakah dampaknya? Banyak sekali. Mulai dari tingkat stress yang tinggi, tidak terselesaikannya pekerjaan dengan sempurna, mood bekerja yang buruk, dan lingkungan pekerjaan yang terasa tidak nyaman.

Cuti sebenarnya memberikan banyak dampak yang baik, tidak hanya bagi pegawai, tetapi juga bagi instansi itu sendiri. Berikut merupakan salah satunya pentingnya pengambilan cuti yakni:

1. Mengurangi tingkat stress

Manfaat satu ini sudah pasti dirasakan oleh para pegawai yang telah melakukan cuti. Tuntutan pekerjaan yang dihadapi sehari-hari, deadline yang tiada henti, tekanan atasan, merupakan hal yang rutin dihadapi pegawai. Maka dari itu, cuti sangat tepat dalam hal stress release.

2. Menjernihkan pikiran

Dikarenakan stress yang berkepanjangan, sulit sekali untuk menjaga pikiran tetap jernih. Kesalahan-kesalahan pastinya akan muncul. Sudah tentu akan berdampak pada pekerjaan. Tetapi dengan cuti, pegawai dapat memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan dan menyegarkan pikiran sehingga siap untuk kembali bekerja dengan optimal.

3. Memiliki waktu beristirahat

Sering kali, istirahat yang dilakukan dikala weekend tidaklah cukup. Bahkan beberapa pegawai masih saja bekerja dikala weekend. Untuk itu perlu adanya waktu tambahan yang dapat digunakan untuk beristirahat sendiri atau pun bersama keluarga, agar energi kembali terisi penuh untuk menghadapi pekerjaan mendatang.

4. Meningkatkan kemampuan-kemampuan dasar lain

Selama bekerja, sulit sekali untuk mengembangkan kemampuan yang lain dikarenakan banyaknya lot pekerjaan yang dimiliki. Dalam hal ini, cuti berperan memberikan waktu bagi pegawai dalam meningkatkan kemampuannya seperti dalam hal berkomunikasi, bernegosiasi, manajemen waktu, serta berbahasa, yang secara tidak langsung akan menunjang kelancaran pekerjaan.

5. Meningkatkan interaksi sosial

Cuti yang diambil pegawai untuk berlibur biasanya dapat meningkatkan interaksi sosial. Mungkin sulit bagi karyawan untuk banyak berinteraksi dikala berkutat dengan pekerjaan di kantor, tapi dengan ini, softskill yang dimiliki pegawai pun dapat terus berkembang.

6. Mendapat inspirasi baru

Setiap orang pastilah memiliki titik jenuh. Maka dari itu, liburan dibutuhkan untuk menyegarkan dan menjernihkan pikiran, juga tidak disangkal, dapat merangsang otak dalam mengeluarkan inspirasi dan ide-ide baru yang berguna bagi pekerjaan.

7. Meningkatkan Produktivitas dan Kreativitas

Dari beberapa faktor-faktor diatas, sudah tentu akan berpengaruh pada naiknya tingkat produktivitas dan kreativitas. Cuti dipercaya dapat membawa pikiran menjadi lebih segar, sehingga dapat membawa energi dan pemikiran baru setelah masuk bekerja.

8. Mengenal diri sendiri dengan lebih mendalam

Kesibukan dalam bekerja sering kali menyita waktu dalam “memahami” diri sendiri. Dengan cuti bekerja, pegawai dapat mengenali diri dengan lebih baik, yang bertujuan menggali kelebihan dan kekurangan diri masing-masing, dan melakukan evaluasi.

Beberapa diatas adalah kelebihan dari pengambilan cuti pegawai. Dalam hal pembahasan ini apakah cuti “rutin” perlu diambil? Ya. Cuti cenderung memiliki manfaat positif, tidak hanya bagi pegawai, tapi juga bagi instansinya. Dan “rutin” dalam hal ini juga tergantung bagi setiap pegawai, dikarenakan berbedanya tingkat kejenuhan dari seseorang. Maka dari itu, cuti rutin dianggap perlu diambil, karena bukan hanya berpengaruh pada kesehatan seseorang, tapi juga berpengaruh pada kesehatan lingkungan pekerjaan.

Cuti adalah hak setiap pegawai. Namun, sebelum menuntut hak, kewajiban harus dilaksanakan terlebih dahulu, yang dalam hal ini adalah pekerjaan. Jangan sampai cuti yang diambil malah merepotkan diri sendiri atau orang lain dikarenakan pekerjaan yang tidak rampung. Selesaikan pekerjaanmu dengan baik, kemudian ambil cuti rutinmu.

Narasi/Foto : Feliza.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini