Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Resolusi Pribadi Vs Target IKU
Ayutia Nurita Sari
Rabu, 12 Januari 2022 pukul 07:47:45   |   674 kali

Sebagaimana lazimnya banyak orang sering membuat resolusi menjelang akhir atau awal tahun agar dapat menjadi lebih baik lagi. Membuat rencana perbaikan, inovasi atau resolusi itu baik sebab kebutuhan saat ini mengharuskan setiap orang bisa lebih cepat menyesuaikan jika tidak ingin terlempar keluar dari persaingan. Akan selalu ada tantangan yang dihadapi jika ingin lebih baik dari sebelumnya. Hal tersebut tergambar dari pengalaman diri maupun orang lain yang akan menempa proses menuju kearah yang lebih baik. Sebuah studi yang dilansir dari Universitas Scranton mengatakan bahwa hanya 8 persen orang yang berhasil mewujudkan resolusinya. Maka, jika ingin menjadi bagian dari 8 persen tadi ada begitu banyak tulisan dan bacaan sebagai referensi untuk mewujudkan perubahan atau resolusi tahun baru.

Tidak ada perbedaan antara perorangan, lembaga pemerintah, atau koorporasi dalam menciptakan atmosfir untuk mendorong setiap orang yang ada di dalamnya membuat resolusi pribadi menunju kepada perbaikan, termasuk Ditjen Kekayaan Negara (DJKN) sebagai sebuah organisasi. Resolusi yang hendak dicapai oleh DJKN maupun Kementerian Keuangan disebut Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan seperangkat ukuran dalam memberikan pandangan menyeluruh mengenai proses bisnis kepada para manajer dalam lingkungan yang kompleks untuk sukses dalam persaingan. Dalam hal ini, IKU merupakan sebuah metode pengukuran hasil kerja yang digunakan di lingkungan Kementerian Keuangan. Penetapan IKU organisasi dan individu pada DJKN selalu melalui suatu proses untuk menyetujui angka-angka target sepanjang tahun.

Tips Membuat Resolusi

Beberapa tips bagi setiap pegawai DJKN yang hendak membuat resolusi atau perubahan, dirangkum dari berbagai sumber, diantaranya:

1. Buat peta besar tentang resolusi apa yang hendak dilakukan. Gunakan metode budaya kerja Kemenkeu yang keempat yaitu rencanakan, kerjakan, monitor, dan tindaklanjuti. Proses perencanaan sendiri dimulai dari langkah kecil, dengan membuat target yang realistis dan diyakini bisa untuk mewujudkannya. Biasanya, langkah kecil justru akan menuai sukses yang lebih besar. Jangan sekedar menetapkan target yang terlalu ambisius, karena hanya akan membuat kewalahan atau bahkan frustasi. Sebaliknya, dengan menetapkan target yang lebih logis, maka ada kemungkinan untuk mewujudkan resolusi yang lebih besar.

2. Buat daftar resolusi yang jelas dan spesifik, jangan hanya mengatakan, “aku ingin makanan yang sehat untuk menurunkan berat badan” atau “aku ingin berhenti merokok,” dan sebagainya. Buatlah target dengan angka yang terukur, berapa banyak berat badan yang ingin diturunkan, makanan apa saja harus saya makan atau berapa jumlah bungkus rokok selama setahun yang harus dikurangi.

3. Gaungkan kepada orang lain secara terbuka, jika bisa pantulannya sampai terdengar kepada rekan kerja, sahabat dan keluarga agar mendapat dukungan, sehingga lingkungan akan turut terlibat dalam mewujudkan komitmen resolusi. Dr John Michael, seorang ahli filsafat dari Universitas Warwich menyebutkan bahwa tekanan sosial akan membuat kita lebih menepati janji. Kritikan selalu membuka peluang penyempurnaan, karena kita tidak bisa melihat diri sendiri lebih baik dibanding orang lain.

4. Lakukan mitigasi atas hal-hal yang mungkin menjadi penghalang resolusi dan susun strategi atas apa yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan tidak tercapainya resolusi tersebut. Agendakan jadwal yang rinci dan realisatis atas apa yang dikerjakan dan lakukan evaluasi terus-menerus secara rutin dan terjadwal. Saat mengalami kegagalan maka berhentilah sejenak dan lakukan evaluasi diri. Jika targetnya masih terlalu ambisius, maka cobalah untuk memecahnya menjadi beberapa target yang lebih realistis. Hasil evaluasi selalu membuka ruang perbaikan dan kembali ke tujuan yang hendak dicapai.

Dalam KBBI, kata resolusi berarti suatu putusan atau kebulatan pendapat yang berupa permintaan ataupun tuntutan (dalam sebuah rapat ataupun musyawarah). Resolusi juga bisa diartikan sebagai pernyataan tertulis yang berisi tuntutan tentang suatu hal. Istilah ini mengalami perluasan makna, bukan sekedar hasil dari sebuah rapat yang merupakan tuntutan yang harus diwujudkan, namun juga mengenai tujuan atau target sesorang yang hendak dicapai berupa impian, harapan, atau cita-cita pada masa mendatang.

Jika untuk diri sendiri, resolusi adalah keinginan, harapan dan impian, sebaliknya untuk organisasi seperti DJKN, resolusi merupakan target IKU yang menjadi keputusan top management yang mana usulan individu atau unit operasional terkecil hanya memberi masukan terbatas. Namun walau berbeda sesungguhnya proses dan makna resolusi pribadi bisa diimplementasikan juga dalam organisasi. Karena pribadi adalah bagian dari organisasi maka kesuksesan pelaksanaan resolusi pribadi akan memberi dampak besar bagi organisasi. Institusi yang terbuka dan modern memberi ruang untuk keinginan pribadi dengan berbagai impian, harapan dan inovasi untuk berkreasi dalam rencana dan bekerja.

Sebagai suatu organisasi, DJKN telah secara terbuka kepada pribadi-pribadi yang memiliki keinginan dan harapan membuat resolusi yang berdampak pada kinerja atau lebih sering disebut inovasi. Mengutip prinsip inovasi yang disampaikan Peter F. Drucker, inovasi harus yang terarah dan sistematis. Inovasi dilakukan dengan mempertimbangkan area yang berbeda, sumber-sumber yang berbeda, kepentingan yang berbeda, dan waktu yang berbeda sesuai dengan konteks dan ruang lingkup inovasi yang dilakukan. Inovasi yang sistematis diawali dengan analisis semua sumber peluang dan langkah-langkah sederhana sebelum ke langkah-langkah kompleks. Inovasi juga harus efektif, sederhana dan terfokus. Agar efektif, sederhana dan fokus, inovasi lebih baik dimulai dari hal-hal yang kecil.

Dengan demikian sesungguhnya ada perbedaan antara resolusi pribadi versus penetapan target IKU, yaitu dari sisi keinginan dan harapan sebagai suatu input. Namun, untuk kepentingan organisasi secara keseluruhan resolusi bisa menjadi modal organisasi sebagai suatu proses pembentukan pribadi-pribadi handal yang berkinerja dan selalu ingin berubah. Ayo buat resolusi mulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan mulailah sekarang juga. Selanjutnya pastikan hasilnya berdampak optimal untuk mencapai tujuan bersama DJKN yang DINAMIS!


Penulis: Devi Lesilolo (Kepala Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara Kanwil DJKN Suluttenggomalut)

Sumber:

1. Nilai-nilai dan budaya Kementerian Keuangan;

2. Zubaidah, Neneng. 2022. “7 Tips Ini Dapat Buat Resolusi Tahun Baru Terwujud”. https://edukasi.okezone.com/read/2022/01/01/65/2525981/7-tips-ini-dapat-buat-resolusi-tahun-baru-terwujud. Diakses pada 8 Januari 2022.

3. DIKLATBPOM. 2015. “Inovasi, agar Organisasi Tidak Mati!” https://diklatbpom.wordpress.com/2015/05/07/inovasi-agar-organisasi-tidak-mati/. Diakses pada 8 Januari 2022.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini