Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Fotografi : Memaksimalkan Potensi Kamera Lawas
Irfan Fanasafa
Selasa, 11 Januari 2022 pukul 15:08:50   |   381 kali

Tentu seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) bagaimana efek penghematan belanja di tahun anggaran 2021 sebagai langkah dari Refocusing dan Realokasi Belanja Kementerian/Lembaga TA 2021. Refocusing dan Realokasi Belanja K/L perlu dilakukan bukan hanya untuk mendukung alokasi anggaran program vaksinasi secara nasional, tetapi juga untuk penanganan pandemi COVID-19, dukungan anggaran perlindungan sosial kepada masyarakat serta percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Sebagai akibat kebijakan di atas peralatan-peralatan lama yang merupakan belanja modal urung dilakukan peremajaan/upgrading apalagi bagi para fotografer kendala ini amat sangat terasa dimana di era pandemi permintaan pengisian konten-konten internet meningkat pesat seiring dengan diminimalkannya pertemuan langsung berganti dengan era Zoom Meeting maupun sosialsi dan seminar via Webinar. Kamera DLSR yang dulu terasa canggih kini tergopoh-gopoh dipaksa bekerja keras untuk menghasilkan konten video dan foto fullhd. Jalan keluarnya? Inilah saatnya kita memaksimalkan skill individu dan potensi terpendam kamera.

Teknologi kamera berkembang begitu pesat dalam beberapa tahun terakhir hingga kamera baru berusia setahun pun akan terasa ketinggalan zaman dan tidak mampu mengambil gambar yang bagus. Komparasi aple to aple, kamera dengan kemampun 6 fps yang terasa canggih kini terasa usang dengan kehadiran kamera teknologi baru 7 fps. Belum lagi teknologi ISO kamera baru yang mampu melakukan pemotretan minim cahaya tanpa banlaman flash tambahan dengan hasil memuaskan tanpa noise yang berarti. Namun tentunya bukanlah keniscayaan bahwa foto yang bagus harus dihasilkan dengan kamera terkini dengan model tercanggih.

Berikut tips dan trik memaksimalkan potensi kamera lama :

1. Bekerja dalam batasan kemampuan kamera

Salah satu hal terbaik yang dapat Kita lakukan jika Kita ingin mendapatkan gambar yang bagus dengan peralatan lama adalah dengan mengetahui potensi dan keterbatasan peralatan yang kita gunakan. Kemudian ambil gambar yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Contoh kasus, untuk kamera lama rentang produksi 10 tahun yang lalu tidak disarankan mengambil gambar di tempat minim cahaya dengan ISO tinggi, carilah tempat dengan intensitas cahaya cukup dan maksimal settingan ISO 800.

2. Keterbatasan bisa menjadi hal yang baik

Ironisnya, terkadang keterbatasan kamera lawas justru bisa membantu Kita mendapatkan gambar yang lebih baik karena kita akan dipacu untuk meningkatkan skill fotografi untuk mengimbangi kekurangan kamera yang ada.

Misalnya, menggunakan mode burst ultra-cepat pada kamera modern sebenarnya dapat menghambat kemampuan Kita untuk mendapatkan foto yang bagus. Menggunakan kamera lama tanpa fitur tersebut dapat memaksa Kita untuk merencanakan bidikan foto, memikirkan hal-hal seperti komposisi, dan bagaimana komposisi subjek dalam elemen foto, dan pada akhirnya dapat menghasilkan gambar yang lebih baik sebagai hasilnya.

Bekerja pada pemahaman eksposur, pencahayaan, dan komposisi. Ketahui cara mengontrol kamera yang Kita miliki untuk mendapatkan bidikan yang Kita inginkan terlepas dari apakah kamera tersebut baru atau sudah melewati masa keemasannya.

Kesimpulan

Kamera produksi lawas tentu tidak akan mampu bersaing dengan kamera high end keluaran terbaru, tetapi pastinya potensinya bisa dimaksimalkan bila kira rajin menggali baik dengan surfing di internet atau mengunduh manualnya secara online serta terus bereksperimen serta mencoba mengambil foto dalam mendukung pekerjaan kita. Kita mungkin akan terkejut melihat betapa potensi dan kemampuan kamera-kamera lama ini muncul.

Penulis : Irfan Fanasafa

Referensi : Simon Ringsmusth,”How to Get Great Photos with an Old Camera,” https://digital-photography-school.com/tips-great-photos-old-camera/

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini