Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Fotografi : A Man Behind The Gun
Irfan Fanasafa
Senin, 10 Januari 2022 pukul 11:50:06   |   1371 kali

Seiring dengan makin dominannya dunia internet dalam setiap lini kehidupan manusia, peran konten kreator semakin dituntut kontribusinya. Dari e-commerce, lifestyle, edukasi hingga fungsi publikasi pemerintahan. Apalagi di era pandemi ini - yang menginjak tahun ketiga serta belum menandakan kapan akan usai- pola kehidupan makin dituntut minim kontak fisik dengan pertimbangan menghindari risiko paparan.

Kapasitas jaringan seluar yang terus meningkat hingga saat ini mendekati era 5G, konten multimedia berupa foto resolusi tinggi dan video fullhd semakin mendominasi bahkan konten internet berupa berita yang dulu didominasi teks dan sedikit gambar resolusi rendah karena keterbatasan kapasitas jaringan seluler yang masih GPRS.

Kemajuan teknologi yang cepat menjadikan alat-alat fotografi bukan saja semakin canggih, user friendly bahkan semakin mudah dijangkau dari segi harga beli, seakan akan semua orang bisa jadi ‘wartawan’ dan ‘fotografer handal’ bahkan dengan bermodalkan gear sekelas telepon genggam saja. Pertanyaannya : “Apakah memang demikian?” Tapi kenapa kamera video, lensa dan aksesoris kelas studio hingga berharga ratusan bahkan miliaran rupiah dengan kemampuan perekaman melebihi kemampuan mata manusia biasa terus bermunculan bahkan vendor-vendor makin bersaing seakan-akan ‘diluar sana’ para fotografer dan semakin ‘kelaparan’ akan alat-alat tersebut?

Mari kita fokus kepada judul artikel ini, banyak hal-hal yang tidak bisa tergantikan bahkan dengan kamera tercanggih dan termahal sekalipun, skill fotografer! Diakui hasil foto akan sangat berbeda antara gear ‘biasa-biasa saja’ dengan gear kelas profesional tapi itupun akan kembali kepada skill pemakainya, a man behind the gun!

Kenapa Skill Fotografer Sangat Penting?

Keterampilan mengatur fokus

Bahkan jika Anda memiliki kamera dengan sistem autofokus terbaik di dunia, akan sia-sia jika Anda tidak memiliki kemampuan untuk menggunakannya. Dibutuhkan keterampilan mumpuni untuk melacak subjek yang bergerak cepat, dan itu adalah sesuatu yang membutuhkan banyak latihan untuk dikuasai. Jika Anda ingin menangkap bidikan aksi yang indah, Anda tidak bisa hanya menekan tombol rana dan berharap yang terbaik. Sistem fokus otomatis adalah suatu keunggulan, tetapi Anda juga!

Keterampilan memegang kamera

Kemampuan Anda untuk memegang kamera sering kali merupakan perbedaan antara foto yang tajam dan foto yang buram. Anda sering harus menjaga tangan Anda tetap stabil saat berada di tengah-tengah pemotretan, inilah bukanlah pekerjaan yang mudah. Fasilitas Stabilisasi gambar di kamera memang membantu, tetapi jika teknik Anda tidak bagus, Anda tetap akan mendapatkan foto buram.

Skill mengatur exposure

Kamera canggih mampu mengidentifikasi eksposur yang tepat untuk objek pemotretan. Tetapi ada banyak kemungkinan terjadi ketika pilihan exposure dari kamera tidak terlihat bagus. Saat itulah peran skill Anda bermain, sebagai fotografer dan mengendalikan eksposur kamera Anda secara manual.

Bekerja dengan cahaya

Sehebat apa pun kamera modern tetap tidak dapat memberi tahu Anda cara menemukan cahaya yang baik, dan pastinya tidak dapat memberi tahu Anda cara menggunakan cahaya untuk pemotretan yang bagus. Itu semua kembali kepada kehandalan Anda, dan itu adalah sesuatu yang umumnya fotografer profesional menghabiskan seluruh hidup mereka untuk belajar lagi dan lagi. Cahaya yang digunakan secara ahli dapat menjadi satu-satunya perbedaan antara foto yang menakjubkan dan foto yang biasa-biasa saja.

Keterampilan mengatur komposisi

Komposisi bukanlah suatu bawaan, dan itu jelas bukan sesuatu yang dapat dikontrol oleh kamera Anda. Itu adalah sesuatu yang Anda pelajari melalui latihan dan kerja keras. Dan jika Anda tidak terus melatih keterampilan komposisi fotografi Anda, itu akan terlihat sangat buruk. Tidak ada jalan lain.

Mengatur aperture

Memilih komposisi adalah keterampilan. Ini juga merupakan keterampilan untuk dapat melakukan komposisi itu – untuk dapat menggunakan pengaturan kamera sesuai keingginan Anda. Di situlah Anda harus memanfaatkan pengetahuan Anda untuk memilih aperture dan shutter speed yang Anda butuhkan untuk menghasilkan foto yang sempurna.

Keterampilan pemrosesan pasca pemotretan

Ini adalah faktor besar lainnya karena keterampilan pasca-pemrosesan memungkinkan Anda mengambil bidikan dan benar-benar mengubahnya menjadi sesuatu yang luar biasa. Pasca-pemrosesan adalah bagaimana Anda memberikan sentuhan akhir pada foto Anda, dan begitulah cara Anda memberikan foto Anda sentuhan profesional.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, Anda dan saya pasti setuju bahwa peralatan dan fotografer itu penting.

Namun, jika Anda mencoba menilai kedua sisi tersebut, Anda akan melihat bahwa ada beberapa aspek fotografi yang hampir tidak dapat disumbangkan oleh kamera canggih apapun seperti bekerja dengan cahaya, memilih komposisi, memberikan sentuhan akhir pada foto dalam pasca-pemrosesan, dan banyak lagi.

Ini adalah aspek besar menjadi seorang fotografer. Jika Anda tidak dapat melakukan hal-hal ini, gambar Anda akan selalu buruk.

Namun jika Anda dapat memaksilkan potensi kamera dengan skill Anda dengan baik, Anda akan mendapatkan foto yang luar biasa. Ya, peralatan berkualitas tinggi akan membantu. Ini akan meningkatkan peluang Anda untuk mendapatkan bidikan yang indah – jika Anda sudah sangat ahli. Namun, meskipun peralatan itu penting, peralatan tidak akan pernah membuat Anda mendapatkan foto yang luar biasa. Paling-paling, gear akan memberi Anda snapshot yang sangat tajam, terekspos dengan baik, dalam fokus – dan itu saja. Di luar itu, ketidakmampuan memanfaatkan potensi peralatan Anda hanya akan menghasilkan foto yang buram bahkan gambar dengan pencahayaan yang buruk.

Dengan kata lain, Anda tidak perlu peralatan yang luar biasa untuk mendapatkan foto yang luar biasa. Tetapi Anda perlu menjadi fotografer yang luar biasa untuk mendapatkan foto yang luar biasa.

Penulis : Irfan Fanasafa

Referensi : “Equipment versus Photographer,” Jaymes Dempsey, https://digital-photography-school.com/equipment-versus-photographer/

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini