Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Pahlawanku Inspirasiku
Aminah Nurmillah
Rabu, 10 November 2021 pukul 13:27:04   |   3569 kali

Pahlawanku Inspirasiku

Hari ini bangsa Indonesia memperingati peristiwa heroik dan menjadi salah satu momen bersejarah yaitu Hari Pahlawan. Hari Pahlawan, tanggal 10 November untuk mengenang pertempuran mengusir penjajah di kota Surabaya yang dipimpin oleh Bung Tomo. Battle of Surabaya menjadi salah satu pertempuran terbesar pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Bung Tomo melalui pidatonya, membakar semangat rakyat Indonesia untuk berjuang menentukan masa depannya, dengan semboyan merdeka atau mati!

Semangat patriotisme dan pengorbanan para pahlawan di atas menjadi inspirasi dalam menghadapi tantangan dan membangun bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang besar, sudah selayaknya kita menghormati jasa-jasa para pahlawan sebagaimana dinyatakan Presiden Soekarno “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya”. Penghormatan yang utama, di samping mendoakannya, adalah mewarisi semangat patriotisme mereka dalam menghadapai tantangan dan membangun Indonesia.

Tantangan Bangsa Indonesia

Keberagaman bangsa Indonesia seperti pisau bermata dua, bisa menjadi pemersatu dan pendorong kemajuan bangsa, namun bisa menjadi objek pemecah belah bangsa. Akhir-akhir ini, beberapa individu/kelompok masyarakat memanfaatkan sentimen primodialisme untuk kepentingan pragmatis. Di samping itu, berkembang radikalisme bahkan ingin mengganti ideologi bangsa Indonesia, Pancasila.

Tantangan berikutnya adalah kemajuan teknologi informasi yang hampir meniadakan batas-batas negara. Setiap individu dapat mendapatkan informasi secara real time melalui media online. Di samping memberikan manfaat positif, kemajuan teknologi informasi dapat memberikan dampak negatif. Arus Informasi dari berbagai negara dapat menggerus identitas bangsa Indonesia termasuk kearifan lokal dan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan way of life bangsa Indonesia.

Oleh sebab itu, harus disadari, bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan budaya, dibentuk berdasarkan kesepakatan, yang dibangun di atas keberagaman. Hal ini selaras dengan konsep kebangsaan (nation) Ernest Renan yang menyatakan bangsa adalah suatu kesepakatan bersama untuk mewujudkan (tujuan) bangsa yang bersangkutan. Suatu bangsa tidak tergantung pada kesamaan ras, suku, agama, bahasa, geografis, atau hal-hal lain yang sejenis (Bachtiar, 2001). Hal senada juga disampaikan oleh Presiden Soekarno "Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke".

Nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan harus ditanamkan secara terstruktur dan sistemik kepada seluruh komponen bangsa termasuk generasi muda. Jiwa patriotisme dan semangat persatuan para pahlawan harus terus diwariskan dan menjadi inspirasi bangsa Indonesia. Juga perlu dipertahankan identitas kebangsaan, Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan warisan luhur bangsa Indonesia dari Majapahit yang ditulis dalam Negara Kertagama oleh Mpu Tantular. Bangsa Indonesia memang ditakdirkan terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya.

Generasi Muda Penerus Bangsa

Bangsa Indonesia dibentuk untuk mewujudkan cita-cita bersama sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 yaitu 1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, 2) memajukan kesejahteraan umum, 3) mencerdaskan kehidupan bangsa dan 4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan di semua sektor.

Salah satu kunci utama dalam membangun bangsa Indonesia adalah generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Bahkan Sukarno pernah mengatakan "Berikan aku sepuluh pemuda, akan kugoncangkan dunia". Bangsa Indonesia harus menyongsong masa depan yang penuh peluang dan tantangan dengan mempersiapkan generasi muda.

Tahun 2030-2040 Indonesia akan mengalami Bonus Demografi. Pada era tersebut, jumlah usia produktif akan mencapai sekitar 64 persen dari jumlah penduduk sekitar 297 juta jiwa (Bappenas). Bonus demografi tersebut menjadi salah satu modal utama untuk mencapai visi Indonesia 2045 “Indonesia yang maju, adil, dan makmur dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Oleh sebab itu, bangsa Indonesia, harus menjadi busur yang kuat dengan mempersiapkan anak panahnya bisa meluncur dengan cepat dan jauh. Bangsa Indonesia harus mempersiapkan genersai muda untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Dengan demikian generasi muda Indonesia menjadi anak panah yang meluncur cepat dan jauh untuk mencari sasaran yaitu mewujudkan Indonesia Maju (inspirasi Khalil Gibran).

(Kakanwil DJKN, Kemenkeu Kalbar, Edward Nainggolan)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini