Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Memaksimalkan WFH bagi ASN
Dian Novianto Prihantono
Senin, 25 Januari 2021 pukul 16:25:46   |   6851 kali

Kebijakan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi tren sejak adanya pandemi Covid-19 atau penyebaran virus corona yang menyerang seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Ketika harus bekerja dari rumah, setiap ASN harus tetap produktif dan wajib mematuhi jam bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada, seperti halnya di Kementerian Keuangan, harus memenuhi jam bekerja sebanyak 42 jam dan 45 menit dalam 1 minggu. Selain itu, ASN juga wajib melaporkan kinerjanya setiap hari kepada atasan masing-masing.

Masalah yang kemudian muncul adalah bagaimana bisa bekerja dari rumah secara efektif? Menurut pengalaman penulis, ini tidak mudah. Ketika WFH, sangat mungkin bagi pegawai untuk bermalas-malasan di rumah, rebahan, ataupun sekadar menonton Youtube dan TV tanpa bekerja maksimal. Bisa juga, pegawai bekerja hanya apabila ada tugas saja. Jika hal ini terjadi, waktu akan terbuang dan hal tersebut adalah salah satu bentuk dari KORUPSI WAKTU. Apapun alasannya, menurut penulis, itu tetaplah merupakan bentuk korupsi, karena waktu yang terbuang seharusnya bisa dipakai untuk melakukan pekerjaan atau tugas-tugas yang sudah ditentukan agar lebih maksimal.

Korupsi waktu menurut pemahaman penulis adalah di mana seseorang lalai dengan amanah mengenai waktu yang telah dijanjikan atau disepakati, misalnya dalam hal pekerjaan atau sesuatu yang berkaitan dengan waktu. Yang termasuk korupsi waktu adalah tidak bekerja pada jam kerjanya tanpa izin yang jelas atau menggunakan jam kerja untuk keperluan lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Korupsi waktu menjadikan seorang pegawai atau PNS menjadi tidak amanah dalam hal waktu, masuk kerja terlambat dan tanpa izin atau bahkan makan gaji buta tanpa bekerja sama sekali.

Bagi seorang ASN yang telah bersumpah/berjanji pada awal ditugaskan, hendaknya berusaha menunaikan amanahnya sebaik mungkin, begitu juga dengan jam kerjanya, hendaknya digunakan jam kerja yang telah disepakati untuk benar-benar bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bagaimana mengantisipasi supaya tidak korupsi waktu dan bagaimana cara bekerja di rumah atau WHF secara efisien? Ada sedikit tips yang dapat penulis sampaikan berdasarkan dari pengalaman pribadi penulis selama ini, yaitu:

  1. Awali semua kegiatan dengan berdoa, niatkan juga untuk beribadah mencari nafkah untuk keluarga, berpamitan pada keluarga selayaknya kita berangkat bekerja.

  2. Tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa kita dibayar karena pekerjaan dan aktivitas kerja kita, sehingga apabila kita bekerja kurang dari jam kerja yg ditentukan, maka itu sama saja korupsi waktu dan hasil gaji kita kurang barokah dan harta yang kurang barokah akan menjadi hitungan sendiri di akherat nanti.

  3. Kebersihan diri selalu dijaga, disarankan untuk selalu mandi pagi sebelum kerja, walaupun itu dilakukan di rumah. Gunakan baju yang nyaman dan baik.

  4. Makan makanan secukupnya karena kita semua tahu apabila terlalu banyak makan akan membuat kita malas bekerja.

  5. Siapkan PC atau laptop, peralatan elektronik, dan jaringan internet yang baik. Bisa melalui internet wifi rumah dan harus memiliki cadangan paket data yang cukup di ponsel, untuk mengantisipasi koneksi terganggu atau putus pada saat melakukan komunikasi, mengakses sistem aplikasi, maupun mengikuti acara daring. Koneksi lemot merupakan salah satu hal yang membuat kita malas bekerja.

  6. Siapkan ruangan yang bebas gangguan atau tempat kerja sendiri di dalam rumah. Usahakan tempat kerja ini cukup nyaman untuk bekerja berjam-jam tanpa terganggu/mengganggu penghuni rumah yang lain. Tentu saja dengan perlengkapan meja kursi yang nyaman juga.

  7. Tentukan waktu jam kerja kita sendiri, sehingga interaksi bisa dilakukan secara online dan efektif, artinya kita sendiri yang menyesuaikan dengan jam kerja kantor karena ada di rumah sendiri. Waktu memulai maupun mengakhiri pekerjaan akan sangat fleksibel.

  8. Meminimalisasi gangguan internal, baik itu gangguan anak, istri, dan penghuni rumah lainnya. Kerja adalah prioritas kita, maka katakan kita sedang bekerja dan tidak ingin diganggu.

  9. Tetapkan target dan agenda akan melakukan pekerjaan apa, pertemuan dengan siapa, dan menghasilkan output apa tiap harinya. Ini mutlak dan penting untuk menghindari kemalasan yang datang mendadak, acara televisi yang bagus, dan sebagainya. Target dan tenggat waktu adalah pemicu Anda, sementara internet dan media sosial harus selalu on.

  10. Untuk menghindari kejenuhan, aktivitas fisik sebagai selingan juga disarankan, seperti melakukan pekerjaan rumah, memasak atau berkebun di luar jam bekerja.

  11. Jangan pernah berpikiran bahwa pekerjaan kita sudah selesai, selalu-lah berpikiran bahwa kita menjadi ASN selain bekerja kita juga berkarya. Nah karya inilah yg tidak akan ada habisnya kalau kita bisa menggali dan mewujudkannya. Penulis selalu ingat nasihat pimpinan waktu pertama kali menjadi ASN “Selesaikanlah pekerjaanmu, apabila selesai bantulah temanmu yang belum selesai dan apabila semuanya pekerjaan sudah selesai, ciptakanlah pekerjaan” hal tersebut sangat memicu semangat kerja dan memaksa penulis untuk berkreasi dan selalu meng-upgrade pengetahuan.

  12. Segeralah laporkan pekerjaan kita kepada atasan atau isilah segera aplikasi kegiatan sehari-hari kita segera setelah jam kerja kita selesai, untuk menghindari adanya salah paham atau lupa akan kegiatan yg kita lakukan.

  13. WFH tetap stay connected (terhubung setiap saat) dengan teman kerja, atasan atau bawahan, dan pengguna layanan, sehingga bekerja tetap efektif, koordinasi dan komunikasi tetap lancar, serta diharapkan kinerja dapat semakin optimal.

Bekerja dari rumah itu sebetulnya adalah hal yang menarik, menantang dan mengasyikkan, karena kita sendirilah yang mengatur semuanya. Kita bisa dekat dengan keluarga, mengetahui perkembangan anak dan menambah keakraban keluarga. Bahkan bekerja dari rumah akan mengurangi polusi, kemacetan, biaya transportasi, mencegah perubahan iklim, maupun membuat kualitas hidup lebih baik.

Apabila kegiatan WFH ini bisa dilakukan dengan benar dan terencana, penulis yakin tidak ada waktu yang kita korupsi, justru capaian kerja kita akan meningkat jauh dari sebelumnya. Sekali lagi ini adalah masalah pembelajaran dan mengubah kebiasaan saja. Mengubah kebiasaan menjadi lebih efisien, lebih bermakna, dan berorientasi pada hasil sekaligus proses.


Penulis: Dian Novianto Prihantono (Pelaksana pada Seksi HI KPKNL Pamekasan)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini