Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Mengenal Kota Metro Sebagai Bumi Sai Wawai
Budi Satrio
Selasa, 11 Agustus 2020 pukul 10:33:26   |   15279 kali

Kota Metro adalah salah satu kota di Provinsi Lampung, berjarak 52 km dari Kota Bandar Lampung (ibu kota provinsi). Menilik dari sejarahnya, versi pertama nama Metro berasal dari kata “Meterm” dalam bahasa Belanda yang artinya “pusat" yang artinya di tengah-tengah antara Lampung Tengah dan Lampung Timur, bahkan di tengah (center) Provinsi Lampung. Versi kedua, nama Metro berasal dari kata "Mitro"(bahasa Jawa) yang berarti teman, mitra, kumpulan. Hal tersebut dilatarbelakangi dari kolonisasi yang datang dari berbagai daerah diluar wilayah Sumatra yang masuk ke daerah Lampung. Dengan berdirinya sebuah landmark berupa menara yang dinamakan Menara Meterm (Meterm Tower) yang berada di Taman Merdeka, Alun-Alun Kota Metro menunjukan bahwa penamaan kota Metro merujuk pada versi pertama.

Kini, kota Metro sedang giat melakukan pembenahan dan pengembangan kota menuju visi dan misinya sebagai kota pendidikan dan wisata keluarga di Provinsi Lampung dengan memperbaiki sektor pendidikan, keamanan, kebersihan serta meningkatkan fasilitas publik, mengoptimalan ruang terbuka hijau, dan mempercantik tiap sudut kota dengan dibangunnya taman-taman kecil.

Sebagai refleksi dan representasi suatu daerah, setiap wilayah memiliki slogan atau motto yang diresmikan oleh pemerintah daerah melalui Perda. Begitu juga kota Metro yang memiliki motto “Bumi Sai Wawai” bermakna tanah yang indah. Dengan motto tersebut masyarakat Metro diharapkan berupaya secara terus menerus untuk menjadikan Metro sebagai bumi yang bagus atau indah dan asri.

Terdapat beberapa ikon kota Metro yang menjadi tempat favorit para warga dan pengunjung dari luar wilayah Metro. Taman Merdeka, Masjid Taqwa dan Bendungan Dam Raman menjadi ikon dari kota Metro.

1.Taman Merdeka

Mayoritas penduduk kota Metro adalah suku Jawa. Jadi tak heran kalau taman ini mirip dengan keberadaan alun-alun yang ada di pulau Jawa, hanya saja tempatnya memang benar-benar taman dengan pepohonan yang rimbun, dan di tengah-tengahnya ada air mancur dan Meterm Tower. Tepat di sebelah barat taman ini berdiri dengan kokoh Masjid Agung kota Metro. Hampir sesuai dengan keberadaan masjid agung di Jawa yang terletak persis di sisi barat alun-alun kota. Setiap hari Taman Merdeka selalu ramai pengunjung baik dari anak-anak, remaja, sampai orang tua. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan, bercengkerama bersama keluarga maupun kawan menjadi satu hal yang biasa terlihat diantara rindang dan asrinya Taman Merdeka. Pagi dan sore hari menjadi waktu primadona bagi pengunjung untuk berolahraga, jogging maupun jalan santai bisa menjadi pilihan dengan bonus oksigen yang melimpah.

2.Masjid Taqwa

Menurut catatan sejarah, masjid ini berdiri pada tanggal 21 Juli 1967, kemudian diresmikan pada 23 Mei 1969. Selanjutnya, 27 Januari 2004 ketua yayasan mulai menyerahkan pengelolaan masjid ini kepada pemerintah. Karena, bangunannya yang sudah tua dan membutuhkan peremajaan, pada tahun 2013 tempat ini direnovasi dan dua tahun setelahnya diresmikan kembali. Kini, masjid Taqwa berdiri megah berhadapan dengan Taman Kota Metro. Menara masjid yang menjulang tinggi serta kubah masjid yang berwarna hijau tampak semakin indah ketika berpadu dengan langit biru yang cerah berhiaskan awan putih. Untuk arsitektur bagian dalam masjid, atap masjid dilukis menyerupai bentuk bunga dengan paduan warna yangi indah dan dinding bagian barat masjid terdapat kaligrafi bertuliskan lafadz Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Pada bagian luar masjid, terdapat lampu dengan lafadz Asmaul Husna yang mengelilingi masjid sekaligus Taman Merdeka. Untuk luas masjid, masih sama dengan luas bangunan lama yakni 45 x 45 meter, hanya saja kini masjid Taqwa memiliki bangunan dengan dua lantai dan mampu menampung kurang lebih 2.000 jamaah.

3.Bendungan Dam Raman

Bendungan Dam Raman atau Dam Way Raman merupakan salah satu bendungan yang terletak di Distrik 28, kota Metro Provinsi Lampung. Bendungan Dam Way Raman ini berjarak sekitar 8 km ke arah utara dari kota Metro. Bendungan ini melebar dan terletak sepanjang jalan raya. Sebelum menjadi tempat wisata, Dam Raman merupakan sumber irigasi atau pengairan utama untuk ladang dan persawahan di kota Metro dan kabupaten di sekitarnya. Bendungan ini dibangun pada saat penjajahan kolonial Belanda saat Perang Dunia II berlangsung. Cikal bakal nama Dam Raman berasal dari Dam artinya bendungan dan Raman artinya cantik atau indah. sehingga jika digabungkan arti Dam Raman adalah bendungan air yang indah.

Kota Metro merupakan daerah transmigrasi, dimana warganya banyak yang berasal dari pulau Jawa dan sudah beranak-pinak di kota Metro sejak puluhan tahun yang lalu. Dalam kehidupannya menguri-uri budaya jawa tetap dipertahankan oleh para transmigran, yang kemudian tumbuh menjadi kearifan lokal non bendawi yang hidup di kota Metro. Otot Gurih dan Nyakai menjadai salah satunya.

1.Otot gurih

Otot Gurih hampir sama dengan nilai gotong royong. Otot gurih berasal dari dua kata yaitu “otot” dan “gurih”. “Otot” disini bermakna bagi yang kaum laki-laki bersama-sama mengeluarkan otot atau bekerja untuk melakukan suatu pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama yang ada di lingkungan masyarakat tersebut. Sedangkan kata “gurih” bermakna, bagi kaum wanita bersama-sama membuat hidangan makanan yang mana bahan, alat, dan memasaknya juga bersama-sama. Kumpul bersama, itu merupakan ajang dimana segala permasalahan di daerah tersebut dibicarakan dan dipecahkan.

2.Nyakai

Manjau atau sering disebut juga Nyakai atau juga bisa disebut Nulung dalam bahasa Lampung merupakan suatu kebiasaan masyarakat kota Metro dalam hal tolong-menolong ketika salah satu anggota masyarakat memiliki hajat atau kegiatan yang bersifat meyelenggarakan suatu acara besar dan mengundang orang banyak.

Kearifan lokal yang terus terpelihara, pelan namun pasti telah menjadi pemersatu penduduk kota Metro. Motto Bumi Sai Wawai, semakin menyemangatkan kota Metro untuk terus menunjukkan geliatnya. Berbagai pembenahan dan penataan terus dilakukan, mengingat kota Metro juga merupakan target cetak biru Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia sebagai kawasan strategis dan target pengembangan kota metropolitan setelah Bandar Lampung.

Penulis : Desiana Wahyuningsih, Kepala Seksi HI KPKNL Metro

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini