Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Maaf, Tidak Mudik
Anton Wibisono
Rabu, 27 Mei 2020 pukul 11:10:36   |   641 kali

Banda Aceh (24/5) - Hari Raya Idul fitri merupakan puncak kepulangan para pegawai yang merantau untuk mudik lebaran. Mereka yang bertugas di tempat jauh biasanya ada yang pulang setahun sekali bertepatan dengan lebaran hari raya idul fitri. Mereka mudik untuk bertemu orang-orang tercinta (anak, istri/suami, saudara, dan orang tua). Mereka biasanya jauh-jauh hari telah merencanakan agenda mudik, pesan tiket, dan persiapan membeli oleh-oleh khas daerah setempat. Kebahagiaan itu semakin nyata saat pegawai telah sampai rumah bertemu anak, istri/suami, orang tua, dan saudara-saudaranya. Mereka pun dapat berpuasa dan berbuka puasa bersama, belanja bersama, dan persiapan lebaran lainnya.

Kehidupan ini memerlukan perjuangan disaat menghadapi situasi ketidakpastian, kenyataan kadang tidak sesuai harapan, dan rencana kadang batal atau tertunda bukan karena tidak dapat dilaksanakan, tetapi ada faktor lain yang menyebabkannya seperti bencana alam atau non alam, peraturan baru, dan sebagainya. Lebaran tahun 2020 yang telah direncanakan oleh pegawai yang merantau sebagian besar tidak terwujud karena disebabkan oleh makhluk kecil yang tak terlihat bernama Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Makhluk kecil itu menularkan virus melalui orang ke orang tanpa membedakan status baik pria, wanita, pegawai, buruh, pejabat, dan sebagainya. Bertambahnya data positif korban Covid-19 mendorong pemerintah mengeluarkan peraturan untuk tidak mudik dan larangan bepergian ke luar kota dengan tujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Protokol kesehatan termasuk himbauan dan/atau larangan dari pemerintah tersebut harus dipatuhi oleh semua pegawai agar pandemi wabah Covid-19 segera berakhir.

Pegawai Kantor Wilayah DJKN Aceh terutama yang merantau juga terdampak oleh ketentuan di atas. Mereka harus berpartisipasi dengan penuh kesadaran dan kedisiplinan untuk membantu mencegah penyebaran virus Covid-19 dengan tidak melakukan mudik lebaran tahun 2020. Mereka tidak bisa berkumpul dengan anak, istri/suami ,dan orang tua. Tidak bisa puasa dan berbuka puasa bersama, tidak bisa belanja bersama, tidak bisa bersilaturahmi secara fisik dengan keluarga besar, dan kegiatan kebersamaan lainnya.

Pengorbanan mereka untuk tidak mudik semakin terasa berat saat mendengar suara takbir di malam hari. Suara takbir malam hari yang tahun-tahun sebelumnya berkumpul bersama orang-orang tercinta, tahun ini terasa hampa karena jauh dari keluarga dan orang tua, bahkan saat di kamar sendirian suara takbir dikeheningan malam dapat membuat pegawai di perantauan meneteskan air mata karena teringat anak, istri/suami, dan orang tua. Kesedihan yang sama juga dirasakan oleh anak, istri/suami, dan orang tua yang berada di kampung halaman.

Para pegawai di perantuan merasakan lebaran tahun ini berbeda dengan tahun lalu, seperti : sarapan pagi biasanya sudah disiapkan, saat ini menyiapkan sendiri; biasanya berjalan bersama anak, istri/suami menuju masjid/lapangan, saat ini berjalan sendiri atau bersama teman kos/kontrakan. Biasanya setelah sholat di rumah banyak aneka hidangan, saat ini hanya terdapat kue seadanya saja; biasanya foto bersama keluarga, saat ini foto dengan rekan kerja atau tidak foto sama sekali; biasanya berjabat tangan, saat ini hanya video call; biasanya saat bersilaturohmi banyak bertemu teman lama, saat ini hanya bertemu saudara dan tetangga tertentu yang punya nomor telepon saja, dan sebagainya.

Tahun ini pegawai Kanwil DJKN Aceh yang tidak mudik merayakan lebaran idul fitri di kantor dengan makan lontong/ketupat bersama dengan tetap menjaga jarak. Lebaran di kantorku adalah rumahku menjadi pengalaman hidup baru bagi pegawai-pegawai yang tidak mudik. Para pegawai semakin merasakan pentingnya arti sebuah keluarga sebagai penyemangat dalam melaksanakan tugas negara. Harapan untuk bertemu dengan anak, istri/suami, dan orang tua selalu ada di hati. Merekalah yang senantiasa menemani, mendukung, dan menguatkan disaat menghadapi permasalahan hidup.

Maaf, tidak mudik lebaran tahun ini bukan berarti tidak perhatian ke keluarga atau orang tua, tetapi semata-mata untuk melindungi diri sendiri, keluarga tercinta, orang tua tercinta, serta orang-orang di sekitar tempat tinggal agar mereka tidak terpapar virus Covid-19 yang mungkin terbawa saat dalam perjalanan. Maaf, tidak mudik lebaran tahun ini bukan berarti tidak mempunyai ongkos, tetapi semata-mata untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Maaf, tidak mudik lebaran tahun ini bukan berarti santai-santai saja tetapi tetap berupaya menjaga kesehatan sebagai bagian dari perjuangan melawan virus Covid-19. Maaf, tidak mudik lebaran tahun ini bukan keputusan mudah tetapi menjadi keputusan dan pengorbanan terberat pegawai-pegawai Kementerian Keuangan yang merantau dan jauh dari anak, istri/suami, dan orang tuanya. Semoga kesabaran untuk menahan diri tidak mudik dapat segera mengakhiri penyebaran virus Covid-19 dan para pegawai yang merantau segera dapat berkumpul kembali dengan orang-orang tercinta. Yakinlah bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan. (Jokoju)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini