Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Peluang Optimalisasi Aset PT. Arun LNG
N/a
Rabu, 22 Februari 2017 pukul 07:28:19   |   2663 kali

Oleh M. Riza Aulia Matondang
KPKNL Lhokseumawe

Mulai tanggal 1 Maret 2017, adalah hari sebuah perusahaan raksasa yang diresmikan sejak tahun 1978, berakhir dan kembali ke pangkuan ibu pertiwi (Pemerintah Republik Indonesia cq. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Cq Direktorat Jenderal Kekayaan Negara qq LMAN). Tanggal tersebut  menjadi sejarah indah bagi bangsa indonesia, karena perusahaan gas tersebut adalah perusahaan gas terbesar di dunia pada masanya.  Apakah kita akan terlena dengan cerita masa lalu. Aset yang ditinggalkan perusahan besar tersebut berupa Lapangan Terbang, Pabrik dan Perumahan beserta fasilitas (rumah sakit, sekolah, lapangan golf, lapangan bola, gedung serba guna serta kolam renang).
Pada saat tiga tahun terakhir, Pemerintah Republik Indonesia Cq DJKN, telah berupaya mengoptimalkan penggunaan aset dimaksud. Lapangan terbang saat ini telah dihibahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. Rumah Sakit telah dikelola oleh Pemda Kota Lhokseumawe. Aset besar berupa Pabrik Gas beserta sebagian perumahan telah disewakan kepada anak perusahan Pertamina yaitu PT. Perta Gas, perusahan tersebut tidak lagi mengambil hasil bumi namun sebagai Regasifikasi, pengelolaan sumber bahan baku menjadi bahan lainnya (proses commissioning).
Ketika penulis melakukan inventarisasi aset, penerimaan negara dari pemanfaatan asset idle masih optimal. Adapun aset tersebut adalah sebagai berikut

a.Pelabuhan
Pelabuhan yang cukup besar, yang pernah ada pada zaman keemasan PT. Arun, namun saat ini hanya sedikit yang digunakan untuk pengelolaan Gas. Kabar yang berkembang sejak sebelum berakhir massa PT. Arun NGL, pelabuhan akan dimanfaatkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).


b. Perumahan berikut fasilitasnya.

Perumahan PT. Arun Gas, merupakan kompleks yang sarat dengan fasilitas, dapat disebut sebagai kota mandiri atau kota satelit. Fasilitas perumahan modern sudah ada, antara lain rumah ibadah, rumah sakit, sekolah (SD,SMP), Mess, pasar tradisional, lapangan golf, GOR, ruang pertemuan serta kolam renang bahkan dahulu ada bioskop dan restoran, dan helipad.

Dari kondisi tersebut, penulis mencoba berasumsi jika kedua obyek tersebut dioptimalkan fungsinya.

a.Pelabuhan
Indonesia dikenal dengan wisata bahari, untuk memancing wisataan mancanegara maupun lokal, kiranya pelabuhan tersebut dikelola menjadi obyek wisata bahari, seperti di Palembang dengan Sungai Musi-nya, atau di Manado dengan Bunaken.  Kita bisa membuat ikon, sebagai Museum Pabrik Gas, dengan berbagai aktifitas yang bisa dilaksanakan disana, seperti memancing, taman rekreasi. Untuk pengerjaan demikian pemerintah Cq DJKN QQ LMAN bisa menggandeng Pihak Pemerintah Daerah, swasta baik lokal maupun dari luar daerah maupun BUMN untuk ikut dalam kontrak kerjasama yang saling menguntungkan.


b.   Perumahan dengan fasilitas yang ada

Sejak sebelum PT. Arun Gas tutup, berbagai fasilitas sudah tidak dapat difungsikan sehingga yang dahulu asri sebagai kota mandiri seakan hanya menjadi sejarah. Memang saat ini disewa sebagian asetnya kepada PT. Perta Arun Gas, namun tampilan saat ini terkesan seperti kota tua, seakan hidup segan mati tak mau. Sebagian aset telah rusak, ada juga yang terbakar. Jika tidak dibenahi serta tidak dilakukan perbaikan mungkin 5-10 tahun mendatang tidak akan ada pihak yang bersedia menyewa.  Seandainya itu dikelola dengan baik mungkin akan menghasilkan PNBP yang lebih besar lagi.  Disini asumsi penulis menyampaikan beberapa alternatif :

1. Dilakukannya ekspansi membuat toko waralaba atau kerjasama dengan pihak ketiga membuat supermarket modern (plasa ataupun toko serba ada), dengan tetap memerhatikan produksi lokal, misal hasil pertanian, kerajinan tangan. Sehingga dengan adanya fasilitas ini akan meningkatkan peluang ketenagakerjaan serta tingkat hunian. Jika dilengkapi dengan wisata bahari akan meningkatkan perekonomian lokal juga.

2. Terhadap sarana dan prasarana olah raga.

Saat ini pengelolaan sarana lapangan golf, kolam renang, dan stadion tidak optimal, sehingga penerimaan tidak begitu signifikan, padahal jika fasilitas ini dihidupkan mungkin akan menambah PNBP. Kolam renang yang saat ini yang digunakan hanya satu, padahal terdapat satu lagi yang belum digunakan padahal kolam renang tersebut sudah bertaraf internasional. Jika dilakukan perawatan akan mengoptimalkan penerimaan. Terhadap stadion, dapat dimanfaatkan bersama Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan turnamen atau membuat event besar lainnya.

Sebagai penutup, menurut hemat Penulis,  kedua aset tersebut, jika dilakukan optimalisasi, dapat menjadi sumber penerimaan negara bukan pajak dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian lokal. Semoga PT. Arun Gas tidak sekedar sejarah sebagai Pabrik Gas Terbesar didunia, namun jika memungkinkan menjadi salah satu sumber PNBP terbesar dari optimalisasi.

Bravo DJKN!

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini