Tahun
2022 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, banyak sekali kejadian luar biasa
yang telah dialami sepanjang tahun, dari demo mahasiswa 11 april, pembunuhan
berencana Brigadir J hingga tragedi Kanjuruhan. Tetapi dari semua hal tersebut,
terdapat permasalahan yang terus membayang-bayangi pada tahun 2022 menuju 2023
yaitu pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Pemulihan yang tampak meningkat
seiring dengan melandainya pandemi covid merupakan hasil seluruh aktivitas
ekonomi salah satunya di Bali jika diukur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Bali atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp39,36 triliun di triwulan IV 2022.
Pertumbuhan yang tercatat sedikit melandai dibandingkan triwulan sebelumnya
menjadi tugas rumah setiap pelaku ekonomi. Jika melihat dari sisi lain, ekonomi
bali pada triwulan IV 2022 tercatat lebih tinggi dibandingkan ekonomi nasional
yang tercatat sebesar 5,01 persen (yoy). Hal tersebut didukung juga pada saat
meneliti ekonomi provinsi bali pada triwulan IV 2022 menjadi ekonomi provinsi
tertinggi ke empat di Indonesia.
Pertumbuhan
ekonomi provinsi bali pada triwulan IV, ditopang oleh meningkatnya kunjungan
wisatawan mancanegara dan domestik yang didorong side event dan main event KTT
G20 Presidential Summit sepanjang bulan oktober dan November 2022.
Keikutsertaan delegasi maupun non-delegasi meliputi pasukan pengamanan,
personel TNI, pengawal tamu negara, seniman lokal, hingga seluruh panitia
pelaksana. Seluruh pihak tersebut akan meningkatkan permintaan terhadap
ketersediaan sarana akomodasi dan makan-minum, transportasi, serta destinasi
perdagangan besar dan eceran. Terus berlangsungnya HBKN Natal dan Tahun Baru,
maupun meningkatnya kepercayaan global terhadap kualitas pengendalian
penyebaran pandemi COVID-19, hingga terbukanya rute penerbangan langsung ke
Bali yang semakin bertambah memberikan dampak positif juga terhadap pertumbuhan
lapangan usaha terkait pariwisata. Akselerasi pertumbuhan konsumsi didorong
oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi Pemerintah seiring dengan berlanjutnya
pola historis realisasi belanja modal berbasis kontrak yang jatuh tempo pada
akhir tahun, serta optimalisasi Belanja Tidak Terduga dalam rangka pengendalian
inflasi di triwulan IV 2022. Selanjutnya, keberlanjutan pembangunan proyek
strategis yang semakin gencar dilaksanakan pada triwulan III 2022 seiring
penyambutan puncak KTT G20 Presidensi Indonesia mendukung perbaikan kinerja
investasi. Ekspor luar negeri juga mengalami perlambatan meski tetap tumbuh
tinggi, didukung oleh tingginya nilai ekspor jasa sejalan dengan terus
meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara.
Di
sisi lain, peningkatan pertumbuhan masih terjadi untuk sisi investasi dan konsumsi
pemerintah serta turunnya sisi pengeluaran terutama terjadi pada konsumsi rumah
tangga (RT) maupun ekspor jasa. Kebijakan-kebijakan tersebut memberikan
stimulus positif terhadap sektor terkait pariwisata pasca covid-19. Ditambah
juga proyek-proyek konstruksi dilanjutkan seiring dengan berlanjutnya
pembangunan sejumlah proyek strategis, yang bertujuan untuk mendukung
kesuksesan pelaksanaan event KTT.
Kondisi Keuangan Pemerintah Provinsi Bali
Dengan
total realisasi belanja pemerintah dari APBD dan APBN mencapai Rp44,19 trliun,
yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp43,02 triliun
atau 2,72 persen mencerminkan semangat provinsi Bali dalam memperbaiki kinerja
fiskal mereka. Peningkatan pagu anggaran total belanja pemerintah terutama
bersumber dari anggaran APBN dan anggaran APBD Kabupaten maupun kota di
Provinsi Bali yang naik masing-masing sebesar 0,25 persen dan 6,99 persen
(yoy). Peningkatan ini disebabkan dari berlanjutnya kebijakan fiskal ekspansif,
pembangunan infrastruktur penunjang G20, serta kewajiban pengalokasian Dana
Transfer Umum untuk kegiatan pengendalian inflasi.
Realisasi
total belanja triwulan IV 2022 di bali menunjukkan peningkatan dibandingkan
periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 2,72 persen. Hal tersebut
didorong juga dari realisasi belanja APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota yang
masing-masing sebesar 12,59 persen (yoy) dan 3,05 persen (yoy). Hal ini juga
sejalan dengan kebijakan fiskal ekspansif oleh pemerintah daerah, upaya
akselerasi pelaksanaan kegiatan pemerintah di tengah pelonggaran kebijakan
PPKM, serta upaya optimalisasi anggaran belanja di akhir tahun.
Pendapatan
transfer pemerintah pusat turun pada tahun 2022, menyebabkan pagu anggaran
total pendapatan pemerintah provinsi bali tahun 2022 lebih rendah dibanding
tahun 2021. Pendapatan transfer pemerintah pusat pada tahun 2022 dianggarkan
sebesar Rp2,05 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
mencapai Rp2,81 triliun. Penurunan ini disebabkan terbatasnya kapasitas fiskal
pemerintah pusat di tengah pandemi yang masih berlanjut, serta kebutuhan
mengalokasikan anggaran pada pos yang lebih vital. Tapi berkat peningkatan pagu
anggaran PAD dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, total pagu anggaran
pendapatan tidak turun lebih rendah.
Dorongan
peningkatan realisasi belanja pemerintah didasarkan pada peningkatan realisasi
belanja APBD Provinsi Bali dan APBD Kabupaten atau kota guna pembiayaan
program-program daerah. Dengan mencatatkan Rp36,36 triliun atau 21,16 perser
(yoy), pendapatan fiskal provinsi Bali terlihat sangat baik dibandingkan tahun
sebelumnya pada triwulan yang sama. Peningkatan ini dipengaruhi oleh PAD/
Pendapatan Asli Daerah yang meningkat, sejalan dengan upaya dan kolaborasi
pemerintah Daerah dalam mendorong optimalisai pendapatan daerah, melalui
perluasan metode pembayaran pajak, dan/atau retribusi, intensifikasi pajak
daerah, dan lain sebagainya.
Kondisi Inflasi Provinsi Bali
Provinsi
Bali memiliki tim pengendalian inflasi daerah yang terus berusaha menjaga
ketersediaan pasokan dan kestabilan harga. Tetapi data menunjukkan, 6,20 persen
(yoy) merupakan gabungan inflasi triwulan IV 2022 pada dua kota provinsi Bali,
dimana hal tersebut menunjukkan penurunan sebesar 0,65 persen (yoy) dibandingkan
dengan triwulan III 2022. Pada triwulan 2022 kelompok transportasi mengalami
tekanan harga tinggi yang diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau,
kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga lebih lanjut,
adalah kelompok-kelompok komoditas yang mengalami tekanan inflasi. Kenaikan
harga pada komoditas bensin terjadi sejalan dengan penyesuaian harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) non-subsidi seperti Pertamax dan BBM subsidi seperti
pertalite dan solar, dilandaskan pada kenaikan harga minyak mentah dunia dan
keterbatasan subsidi BBM oleh Pemerintah. Selanjutnya, peningkatan harga BBM
juga menyebabkan timbulnya dampak lanjutan pada peningkatan tarif angkutan
antar kota maupun tarif angkutan dalam kota. Faktor kenaikan inflasi lainnya
juga tersinyalir didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara seiring dengan
kebijakan kenaikan 10 persen untuk biaya tambahan pesawat jet dan 20 persen
pesawat baling-baling akibat kenaikan harga avtur.
Tetapi,
dibandingkan realisasi inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,51 persen
(yoy), realisasi inflasi gabungan dua kota di provinsi bali pada triwulan IV
2022 menunjukkan lebih tinggi. Pada awal tahun 2023 diperkirakan penurunan
tekanan inflasi yang didorong oleh kelompok makanan minuman dan tembakau,
kemudian kelompok transportasi, dan kelompok perlengkapan, peralatan dan
pemeliharaan rutin rumah tangga, dengan target inflasi provinsi bali tahun 2023
mendekati target inflasi nasional sebesar 3+1 persen.
Kondisi Stabilitas Sistem Keuangan Provinsi Bali
Terpantau
di provinsi bali pada triwulan IV 2022 tingkat intermediasi perbankan semakin
membaik dari triwulan sebelumnya. Pertumbuhan aset bank umum di bali mengalami
akselerasi dari 11,73 persen (yoy) atau sebesar Rp 122,41 Triliun pada triwulan
III 2022 menjadi 15,83 persen (yoy) atau sebesar Rp 137,65 Triliun (Grafik
IV.1) pada triwulan IV 2022. Peningkatan aset perbankan didorong oleh
akselerasi kinerja penghimpunan DPK dan peningkatan pada penyaluran kredit. Trend
positif kian terlihat didasarkan terdapatnya peningkatan kinerja penghimpunan dana
pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit seiring dengan berlanjutnya pemulihan
ekonomi Bali, pelaksanaan event internasional KTT G20 yang turut mengakselerasi
perputaran ekonomi di Bali, serta tren meningkatnya kunjungan wisatawan
domestik pada periode HBKN Natal dan tahun baru. Peningkatan penghimpunan DPK
terjadi sejalan dengan tren pemulihan ekonomi Bali secara keseluruhan yang
diikuti dengan semakin terbukanya sejumlah lapangan pekerjaan bagi masyarakat
yang sebelumnya sempat tidak bekerja akibat pandemi Covid-19. Terbukanya sejumlah
lapangan pekerjaan baru diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat
dan menurunnya tingkat pengangguran, dan memberikan feedback positif pada naiknya pendapatan masyarakat sekaligus
membaiknya kinerja korporasi. Kinerja pembiayaan UMKM dalam tren perbaikan
seiring dengan semakin pulihnya kunjungan wisatawan baik domestik maupun
mancanegara yang mendorong pemulihan aktivitas dunia usaha disertai dengan
berbagai program stimulus yang diberikan oleh pemerintah bagi pelaku usaha
kategori kecil dan menengah.
Kerentanan
RT berhubungan erat dengan kinerja pariwisata bali yang meningkat, tercermin
dari besarnya proporsi penduduk yang bekerja pada LU terkait pariwisata (LU
Akmamin, LU Perdagangan, dan LU Transportasi). Berdasarkan data BPS pada bulan
Agustus 2022, jumlah penduduk yang bekerja pada LU terkait pariwisata mencapai
36,60 persen dari total penduduk yang bekerja di Bali. Secara umum, hasil
survei menunjukkan bahwa perkembangan konsumsi RT di Provinsi Bali relatif
terjaga, khususnya seiring dengan berlanjutnya stimulus bantuan sosial dari
Pemerintah bagi kelompok masyarakat, seperti Program Sembako, Program Keluarga
Harapan dan Program Subsidi Upah bagi pekerja dengan upah dibawah Rp 3,5 juta
juga sangat bermanfaat dalam menjaga kondisi keuangan masyarakat di masa
pemulihan pasca pandemi. Selain itu semakin meningkatnya ketersediaan lapangan
usaha baru bagi RT pada triwulan IV 2022 juga menjadi pendorong membaiknya
perekonomian RT. Meskipun demikian, optimisme RT sedikit tertahan akibat
sentiment konflik geopolitik, dampak proteksionisme yang menyebabkan
harga-harga komoditas strategis melonjak.
Kondisi Sistem Pembayaran Provinsi Bali
Sebagian
besar mekanisme sistem pembayaran di provinsi bali melanjutkan tren pertumbuhan
sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi di Provinsi Bali hingga triwulan
IV 2022. Transaksi RTGS, SKNBI, Kartu ATM/Debit, dan Uang Elektronik mengalami
pertumbuhan, sementara transaksi menggunakan Kartu kredit mengalami kontraksi.
Volume transaksi Bank Indonesia Real Time
Gross Settlement (BI-RTGS) di Provinsi Bali tumbuh sebesar 14,70 persen
(yoy) pada triwulan IV 2022, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai 25,33 persen (yoy), namun jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan yang
sama pada tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi hingga -2,35 persen (yoy),
peningkatan volume transaksi melalui BI-RTGS diperkirakan terjadi seiring
dengan berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi dan pariwisata di Provinsi
Bali, khususnya pasca diberlakukannya sejumlah relaksasi kebijakan pemerintah
terkait dengan pelaksanaan aktivitas mobilisasi penduduk maupun wisatawan yang
sangat berkaitan dengan perputaran transaksi uang di bali.
Berdasarkan
jenisnya, sebagian besar volume transaksi ATM/Debit pada triwulan IV 2022 adalah
penarikan tunai dan transfer belanja, sedangkan penggunaan untuk belanja
mendominasi volume transaksi kartu kredit. Penarikan tunai pada triwulan IV
2022 mencapai 59,32 persen dari total transaksi, menurun dari triwulan
sebelumnya yang mencapai 63,11 persen. Untuk wilayah penggunaan kartu kredit
belanja telah mendominasi awal tahun 2022 bahkan mencapai 97,57 persen dari
total transaksi kartu kredit di triwulan IV.
Qris
/ Quick Response Code Indonesian Standard
terus mencatatkan pertumbuhan positif, dengan jumlah pengguna layanan QRIS
sisi pedagang sudah tercatat sebanyak 564.194 dan diproyeksikan terus meningkat
hingga tahun 2023. QRIS menjadi bagian dari transformasi metode pembayaran
selama pandemi, sebagai kanal pembayaran yang menciptakan sistem pembayaran
yang efisien, efektif dan mengacu pada prinsip utama kebijakan sistem
pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal (CEMUMUAH).
Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berkomitmen menjaga kelancaran sistem
pembayaran baik tunai maupun non-tunai. Bentuk upaya yang dijalankan demi
menunjukkan komitmen tersebut di antaranya layanan kas untuk penyetoran dan
penukaran uang perbankan baik secara langsung di kantor Bank Indonesia maupun
menyediakan layanan di tempat publik seperti pasar, penerapan clean money policy serta sosialisasi dan
experience user QRIS di berbagai
kegiatan
Kondisi Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Provinsi Bali
Kondisi
ketenagakerjaan di Provinsi Bali pada Agustus 2022 semakin membaik dibandingkan
periode sebelumnya. Tampak dari persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang
menurun dari 4,84 persen pada Februari 2022 menjadi 4,80 persen pada bulan
Agustus lalu. Persentase ini turun didorong oleh membaiknya aktivitas
pariwisata seiring kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang
mendorong reopening sejumlah usaha. Jumlah
pengangguran yang semakin menurun didukung juga dengan peningkatan kesempatan
kerja yang tercermin pada tren job
vacancy index yang semakin membaik sepanjang Februari 2022 sampai dengan
Agustus 2022, dongkrakan serapan tenaga kerja ini bertitik pada lapangan usaha
perdagangan, industri pengolahan, penyedia akmamin, dan pertanian.
Total
penduduk yang terdampak COVID-19 pada posisi Agustus 2022 tercatat sejumlah
151,21 ribu orang atau 4,24 persen dari total penduduk usia kerja di Provinsi
Bali. Ini mencerminkan penurunan signifikan dibandingkan dengan posisi bulan
februari 2022 yang mencatat bahwa penduduk yang terdampak COVID-19 mencapai
405,55 ribu orang atau 11,66 persen dari total penduduk usia kerja di Provinsi
Bali. Penurunan dampak COVID-19 terjadi pada seluruh komponen, baik jumlah
pengangguran, jumlah penduduk yang sementara tidak bekerja, maupun jumlah
penduduk bekerja yang mengalami penurunan jam kerja.
Dalam
pangsa sektoral, penyumbang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja di Provinsi
Bali periode Agustus 2022 adalah Lapangan Usaha Perdagangan menggeser dominasi
Lapangan Usaha Pertanian. Pemicu hal tersebut, mulai dari meningkatnya domestik
di tengah situasi pertumbuhan ekonomi yang secara akumulatif mulai meningkat
sehingga mendorong pelaku usaha untuk berdagang. Selain itu, perluasan
digitalisasi juga memudahkan pelaku usaha untuk melakukan transaksi.
Sejalan
dengan membaiknya TPT, kondisi kesejahteraan masyarakat di Bali juga
menunjukkan peningkatan, yang terkonfirmasi dari penurunan Indeks Kedalaman
Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan, serta membaiknya indeks Nilai Tukar
Petani di Bali. Pada Triwulan IV 2022, indeks yang diterima petani sebesar
109,73 naik 7,91persen (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun
sebelumnya. Di sisi lain, indeks yang dibayar petani tercatat sebesar 113,82
meningkat 5,29 persen (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi
ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi peningkatan, pengeluaran petani tercatat
masih lebih tinggi dibandingkan penerimaan petani.
Kondisi Perekonomian Bali Tahun 2023
Perekonomian
Bali pada tahun 2023 memiliki perkiraan tumbuh pada kisaran 4,50 persen – 5,30 persen
(yoy), berpotensi meningkat dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh 4,84 persen
(yoy). Hal tersebut berbeda dengan perekonomian dunia diproyeksikan tumbuh
lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya, namun masih disertai dengan peningkatan
risiko stagflasi dan tingginya ketidakpastian di pasar keuangan. Di Januari 2023
diproyeksikan pertumbuhan dunia ekonomi dengan prakiraan tumbuh sebesar 2,9
persen (yoy). IMF mempublikasikan WEO pada januari 2023 dengan memprakirakan
ekonomi negara maju tumbuh 1,2 persen (yoy), lebih tinggi dari prakiraan
Oktober 2022 sebesar 1,1 persen (yoy). Di sisi lain, proyeksi ekonomi negara
berkembang tumbuh sebesar 4,0 persen (yoy) dan lebih tinggi dari prakiraan
Oktober 2022 sebesar 3,7 persen (yoy). Perbaikan proyeksi ekonomi dunia tahun
2023 terutama didorong oleh prakiraan pertumbuhan yang signifikan di Tiongkok
akibat peningkatan mobilitas masyarakat dari penghapusan Zero-COVID Policy dan pembukaan kembali batasan negara. Yang akan
mendorong aktivitas dan transaksi masyarakat, baik domestik maupun global.
Amerika
Serikat, Jepang, Singapura, Australia, Thailand, dan Taiwan adalah negara mitra
dagang utama Provinsi Bali yang belum menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang
signifikan. Salah satu proyeksi IMF menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi
di Amerika Serikat yaitu sebesar 1,4 persen (yoy) dan lebih rendah dari
proyeksi sebelumnya sebesar 2,0 persen (yoy). Lebih lanjut, proyeksi
pertumbuhan ekonomi jepang juga melambat pada 2023, yaitu sebesar 1,8 persen
(yoy). Namun lebih tinggi dibandingkan proyeksi pada oktober 2022 dengan
besaran 1,6 persen (yoy). Hal tersebut mencerminkan potensi penurunan aktivitas
perdagangan negara mitra terhadap provinsi Bali.
Pertumbuhan
ekonomi Bali pada tahun 2023 sangat dipengaruhi oleh perbaikan kunjungan
wisatawan seiring dengan pemulihan sektor pariwisata secara bertahap. Selain itu,
berlanjutnya proyek-proyek pembangunan infrastruktur terkait pariwisata, dengan
tetap terjaganya antusiasme wisman untuk kembali berkunjung ke Bali khususnya
wisatawan asal Tiongkok, serta sejumlah maskapai penerbangan internasional yang
terus membuka penerbangan langsung dan meningkatkan frekuensi penerbangan ke
Bali akan menjadi katalis peningkatan kunjungan wisman. Peningkatan kunjungan
wisatawan juga didukung oleh penyelenggaraan MICE event berskala nasional maupun internasional sehingga turut
mendorong meningkatnya kunjungan wisman ke Bali. Minat berwisata ke Bali masih
tinggi tercermin dari hasil pengolahan big
data Google trend yang menunjukkan tren pencarian destinasi wisata Bali
yang tetap tinggi meski sedikit melandai pada triwulan I 2023.
Dengan
meningkatnya pengoperasian direct flight ke
bali diperkirakan bali akan terus bertambah dari sisi ekonomi sepanjang tahun
2023. Perlu dipertimbangkan, akselerasi kunjungan wisman akan dibayang-bayangi
oleh tantangan yang berasal dari eksternal. Kunjungan wisman akan sangat
dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan dalam berwisata, kebijakan perlintasan
orang, perkembangan ekonomi global, serta perkembangan tren suku bunga global
dan domestik yang turut mempengaruhi pola konsumi masyarakat secara global. Dalam
hal konflik geopolitik Rusia-Ukraina akan menyebabkan naiknya jumlah penduduk
asal Rusia dan Ukraina yang berkunjung ke Bali untuk menghindari konflik dan
mencari suasana yang lebih kondusif.
Dapat dikonklusikan Ekonomi Bali akan tumbuh lebih tinggi terutama seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara dampak dari seluruh peristiwa serta kebijakan yang terjadi di dunia. Dari sisi pengeluaran, meningkatnya konsumsi rumah tangga dan investasi yang masuk ke bali juga turut mendorong peningkatan ekonomi bali pada periode berjalan. Sementara dari Lapangan Usaha, LU Perdagangan; Kontruksi; dan Pertanian diprakirakan menjadi LU yang tumbuh terakselerasi dan mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi Bali. Sejalan dengan ekonomi Provinsi Bali yang diprakirakan tumbuh positif pada 2023, tekanan inflasi Bali diproyeksikan terjaga dalam rentang sasaran inflasi nasional 3+1 persen (yoy). Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah strategis dan antisipatif dalam mengalokasikan dana yang dimiliki serta dukungan kepada UMKM maupun proyek Pemerintah Daerah Bali akan mendukung pemulihan perekonomian Bali ke sedia kala.
Referensi: