Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Sidoarjo > Artikel
Psikologi sosial , Kepribadian Seseorang Terlihat Saat Menilai Orang Lain
Retno Sri Astuti
Kamis, 07 Juli 2022   |   118385 kali

Psikologi sosial merupakan keilmuan yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dan kelompok pada lingkungannya yang dipengaruhi dengan perilaku manusia. Dalam kehidupan bersosial, terkadang ada kalanya kita mempunyai hubungan yang tidak baik dengan manusia lainnya, terjadi hal -hal yang mencetuskan pertengkaran, pertikaian, atau perselisihan antar kelompok yang bisa terjadi diantara keluarga, teman, tetangga, dan lainnya. Kemudian, hal ini yang mendorong perkembangan ilmu psikologi sosial untuk mempelajari hubungan antar manusia dan perilaku yang mempengaruhi hubungan tersebut. Hubungan antar manusia yang dipengaruhi oleh tingkah laku, sikap, dan juga pembuatan keputusan berasa dari psikologi sosial dan bisa melahirkan respon yang bersifat destruktif ataupun konstruktif.

Psikologi sosial terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan sosial. Psikologi diartikan sebuah bidang ilmu pengetahuan yang fokus terhadap perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. kemudian, sosial merupakan segala perilaku yang berhubungan dengan hubungan antar individu. Jadi, pengertian psikologi sosial bisa diartikan juga merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tentang perilaku dan mental manusia yang berkaitan dengan hubungan antar individu dalam masyarakat. Dalam sebuah penelitian  menemukan bahwa seberapa positif kita melihat orang lain menunjukkan seberapa luas dengan kehidupan anda, dan seberapa banyak anda disukai oleh orang lain. Orang yang memberikan penilaian positif pada orang lain menunjukkan dirinya punya kepribadian yang positif. Sebaliknya orang yang sering menilai negatif pertanda tidak mau dikalahkan dan anti sosial. Kecenderungan   seseorang untuk menggambarkan orang lain dalam ucapan positif merupakan indicator penting dari kepribadian positif orang itu sendiri. Kemudian, kondisi dalam berinteraksi sosial dipengaruhi tidak hanya oleh proses kejiwaan namun juga kondisi lingkungan. Faktor lingkungan berlaku seperti norma, nilai, aturan sosial, budaya, cuaca, dan lainnya. Lingkungan tersebut mempengaruhi harga diri, etos kerja, kebanggan, semangat hidup, ataupun kesadaran orang dalam kehidupan sehari – hari. Peranan keluarga, teman pergaulan, dan orang orang dalam lingkungan juga membentuk kepribadian seseorang, mendorong semangat, prestasi seseorang dalam mencapai keberhasilan.

Akhir-akhir ini di berbagai media, baik di media cetak, media elektronik maupun media online sering diramaikan dengan viralnya berita tindak kekerasan fisik (pemukulan). Hal ini terjadi karena pelaku tidak dapat mengontrol emosinya dengan baik. Apapun alasannya, melakukan tindak kekerasan fisik tidak dapat dibenarkan.. Namun tahukah kita bahwa selain kekerasan fisik ada juga Tindakan kekerasan lainnya yang harus kita hindarkan juga dan terkadang tanpa kita sadari kita telah melakukannya, hal tersebut dapat mengakibatkan kita terkena sanksi hukum  yaitu tindakan kekerasan verbal. Apa itu kekerasan verbal….? pengertian secara umum kekerasan verbal adalah kekerasan terhadap perasaan dengan mengeluarkan kata kata kasar baik lisan maupun tulisan tanpa menyentuh fisik, Kekerasan verbal  termasuk dalam kekerasan psikis, artinya, kekerasan dilakukan untuk menjatuhkan mental seseorang agar menjadi tidak percaya diri. seperti kata-kata yang memfitnah, kata-kata yang mengancam, menakutkan, menghina atau membesar-besarkan kesalahan. Tindakan - tindakan  yang dapat dikategorikan sebagai tindakan kekerasan verbal, yaitu:

1.      Name Calling              : seperti mengganti  nama seseorang dengan sebutan tidak baik,

                                       nama binatang,...dst.

2.      Degrasi                        : yaitu merendahkan orang lain, misal..kamu tidak berguna…..dst

3.      Menyalahkan               : seperti menjadikan kesalahan orang lain sebagai pembenar atas

                                       tindakan  mereka..dst.

4.      Merendahkan              : Merendahkan dan mengerdilkan orang lain supaya dirinya

                                       kelihatan lebih  Superior, dst.

5.      Kritik berkelanjutan    : Kritik yang kasar dan dilakukan terus menerus, sehingga

                                       korbannya akan merasa rendah diri


Hal-hal tersebut di atas merupakan sebagian dari contoh kekerasan verbal yang mungkin dapat terjadi di lingkungan instansi kita bekerja. Untuk menghindari hal tersebut tidak terjadi di lingkungan kita bekerja, khususnya di lingkungan Kementerian Keuangan, yang kita cintai,dan sangat kita banggakan  kita harus bersikap  santun , sopan dengan  cara selalu menjaga  dan menerapkan 10 Perilaku Utama Kementerian Keuangan., utamanya, dengan memiliki sangka baik, memupuk rasa saling percaya, saling menghormati dan  saling menghargai, tenggang rasa, dan selalu menjaga tutur kata kita dengan baik, seperti peribahasa lama “ Mulut-Mu adalah Harimau-Mu.” , “ Jari jari-Mu yang akan menerkam-Mu . “

Belajar dari kasus diatas maka penting kiranya kita  belajar  ilmu psikologi social untuk menambah ilmu interaksi social antar individu agar kehidupan social kita semakin baik lagi  sehingga tidak menimbulkan persepsi negative bagi orang lain. Dalam suatu penelitiannya, Profesor Dustin Wood, seorang psikolog di Wake Forest University, North Carolina, berkata "Persepsi Anda mengenai orang lain sangat mengungkapkan kepribadian Anda,"  . Peneliti  menemukan bahwa  “ cara seseorang menilai orang lain sama saja dengan menceritakan kesehatan mental diri mereka sendiri, seperti halnya menggambarkan orang yang mereka bicarakan,  berlawanan dengan hal itu, perspektif  negatif mengenai orang lain dihubungkan dengan tingginya tingkat narsisisme dan perilaku anti-sosial.

"Kepribadian negatif dihubungkan dengan cara melihat orang lain secara negatif.” Kecenderungan dalam melihat orang lain secara negatif mengindikasikan kemungkinan besar depresi dan berbagai gangguan kepribadian," kata Profesor Wood,  woo… serem  yaaa…. !! Persepsi yang diutarakan seseorang mengenai orang lain tidak selalu berarti mengungkapkan karakteristiknya sendiri, jika persepsi  baik persepsi positif  maupun negative yang disampaikan tersebut disetujui atau dibenarkan oleh orang lain.

Psikologi social ditinjau dari perspektif Agama Islam menunjukkan bahwa Islam juga mengajarkan bagaimana berinterkasi dengan sesama manusia, dalam sebuah hadist yang menyatakan bahwa  memberikan penilaian kepada orang lain itu lebih mudah daripada menilai diri sendiri. Rasullullah SAW pun bersabda, “ Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya” ( HR. Bukhari). Untuk itu seorang mukmin yang pandai menghisap dirinya Insyaalah akan terus belajar iklas , sabar dan memberi maaf . Jika orang lain selalu terlihat salah, barangkali justru hati kita saat ini tengah dijangkiti penyakit hati yang kita sendiripun tak pernah menyadari hal itu. Ingatlah, bila hati sudah terjaga kebersihannya, maka pasti kebaikan yang dilakukan orang lain sekecil apapun itu akan selalu indah di mata kita., maka berhati hatilah menjaga hati, agar buruk sangka tidak menjerumuskan kita kepada murka Allah. Ada sebuah kalimat  bijak mengatakan  Seseorang  itu tidak  dilihat dari seberapa kaya, bahkan seberapa tinggi  pendidikannya, tapi bagaimana  cara memperlakukan orang lain,  itulah yang sesungguhnya menunjukkan Value kamu

Semoga bermanfaat.

(by.onter/referensi/foto : Gogle/psikology sosial/ kajian Islam)


Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini