Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Semarang > Artikel
Work Life Balance untuk Ibu Bekerja
Kamsidah
Senin, 22 Agustus 2022   |   1333 kali

Menerapkan Work Life Balance untuk Ibu Bekerja

 

        Perempuan diberi hak istimewa untuk bisa menjadi seorang ibu dan juga masih memiliki pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga (full-time mother) atau ibu yang juga bekerja kantoran (working mother). Kedua pilihan itu sama baiknya asalkan mampu memahami tugas dan tanggung jawabnya. 

        Violet Lim, CEO dan salah satu pendiri Lunch Actually  dating agency pertama dan terbesar yang ada di 5 negara, sekaligus seorang ibu dari dua anak, membuktikan bahwa perempuan tetap bisa berkarier dan berkeluarga. Dia dapat mempertahankan tanggung jawabnya di kedua peran yang berbeda dengan menerapkan keseimbangan dunia kerja sebagai gaya hidupnya atau work life balance.

        Menurut Violet, wanita perlu menggunakan kekuatan mereka sebagai keuntungan mereka. Tetap merasa ‘lapar’ dan fokus pada hal-hal yang dapat anda sendiri kendalikan - dorongan, ketekunan, kegigihan anda adalah kuncinya. Misalnya, daripada mengambil jalan dengan berusaha untuk memiliki kepribadian yang lebih maskulin untuk berbaur dengan pria, kita dapat memanfaatkan kemampuan komunikasi yang baik dan keterampilan interpersonal untuk mencapai tujuan kita. Violet membagikan tips agar para perempuan dapat memiliki keseimbangan dalam dunia kerja dan keluarga. 

 

Tips menerapkan work life balance untuk para ibu bekerja 

 

1. Ubah pola pikir

    Setiap orang memiliki definisi sukses yang berbeda-beda, tetapi ingatlah bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna. Tidak apa-apa untuk tidak sempurna selama anda mencoba yang terbaik dalam segala hal. Cobalah untuk mengubah pola pikir anda dari 'menjadi ibu yang sempurna' ke- 'menjadi ibu yang bahagia' dan 'selalu mencapai 100 persen target di tempat kerja' menjadi 'mencapai setidaknya melebihi target minimum' dan mengerahkan yang terbaik untuk mewujudkan pola pikir tersebut menjadi kenyataan.

 

2. Tetapkan tujuan dan prioritas anda

    Tujuan dalam karir anda mungkin mencapai tingkat CEO pada saat anda berusia 40 tahun, tujuan dalam hubungan anda mungkin untuk bisa menikah dan memiliki 2 anak pada usia 40 tahun, atau tujuan keluarga anda yakni bisa menyekolahkan anak-anak anda di sekolah terbaik pada usia 50-an. Setelah anda menetapkan semua tujuan tersebut, anda perlu memecahnya menjadi hal dan langkah yang terukur dan dapat direalisasikan. Anda juga mungkin perlu menyelaraskan kembali tujuan-tujuan itu.

   Jika anda ingin mendapatkan promosi jabatan di kantor, Anda harus bekerja secara maksimal, meningkatkan keterampilan dan juga berusaha keras untuk mencapai target. Sama halnya dengan keluarga, jika Anda berencana untuk menyekolahkan anak anda di sekolah terbaik, pastikan Anda memiliki waktu untuk menemani anak belajar, tidak hanya mendorong mereka untuk belajar sendiri atau bersama gurunya.

 

3. Buat rencana harian

    Menerapkan manajemen waktu akan membantu anda untuk lebih fokus dan produktif di tempat kerja. Buatlah rincian hal yang akan anda lakukan hari ini ‘things to do' sebelum memulai pekerjaan, buat perkiraan waktu, dan rencanakan aksi yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya. Buat juga family plan anda, misalnya, rencana hidangan meal plan, rencana liburan, quality time dengan pasangan, dan lainnya. Pastikan untuk menjadwalkannya terlebih dahulu, agar tidak ada jadwal yang bertabrakan.

 

4. Tetapkan batasan dalam jam kerja

    Memisahkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan akan membantu anda dalam mendapatkan waktu untuk bersama keluarga setiap hari. Mulailah membuat batasan waktu saat anda sedang tidak berkerja. Itu berarti, anda tidak boleh memeriksa email, menjawab panggilan telepon, atau bahkan memikirkan pekerjaan. Saat jam kerja berakhir, pastikan anda fokus pada keluarga dan menghabiskan waktu bersama mereka.

 

5. Temukan panutan yang positif (Role Model)

   Lihatlah orang-orang di sekitar Anda, rekan kerja, teman, kerabat yang tampaknya memiliki segalanya. Keluarga yang penuh kasih, hubungan yang sehat, karir yang berkembang pesat, dan rasa kebahagiaan yang nampak jelas. Mereka dapat menginspirasi Anda untuk mencapai keseimbangan karir dan memiliki keluarga bahagia yang sama. Mengamati perilaku dan nilai-nilai mereka. Apakah mereka selalu bekerja sampai jam 11 malam setiap hari atau apakah mereka mendedikasikan setiap 2-3 malam per minggu untuk berinvestasi dalam kehidupan pribadi mereka? Apakah mereka sering membatalkan makan malam keluarga karena mereka memiliki pertemuan dengan klien besok pagi atau apakah mereka tahu menghabiskan waktu bersama keluarga itu penting?

 

6. Jangan lupa luangkan waktu untuk teman dan diri sendiri

    Menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan work life balance bukan hanya tentang memberi ruang untuk keluarga. Anda harus memberi ruang untuk teman-teman  dan juga diri sendiri. Kita semua membutuhkan waktu seperti ini untuk bersantai dengan orang-orang yang kita cintai. Pergi keluar dengan teman-teman akan mengingatkan  tentang betapa hebatnya hidup Anda, dan membantu Anda lebih menghargainya. Memiliki waktu berkualitas ‘quality time’ dengan diri sendiri juga penting karena Anda akan tahu apa saja yang sudah anda lakukan, mengetahui batasan yang dimiliki, mengikuti kemauan diri sendiri, mengetahui sejauh mana Anda sudah melangkah sejauh ini serta memperbarui rencana hidup Anda.

            Dibutuhkan komitmen seumur hidup untuk menjadi ibu bekerja. Tanggung jawabnya bahkan lebih besar karena ibu yang bekerja perlu melakukan pekerjaan ganda dan itu tidak bisa dilakukan semua orang. Violet mengingatkan jangan mencoba memenuhi ekspektasi orang lain. Cobalah yang terbaik untuk memiliki keseimbangan kehidupan kerja, dan bahagia dengan apa yang dimiliki. (Penulis: Kamsidah, HI)


Sumber:

https://cantik.tempo.co/read/1590651/6-tips-menerapkan-work-life-balance-untuk-ibu-bekerja

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini