Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Semarang > Artikel
Konsep Strategis di Era Disrupsi Digital
Nurul Fatmawati
Senin, 18 Juli 2022   |   9381 kali

Menurut sejarah, dunia secara bertahap mengalami revolusi teknologi. Gelombang pertama revolusi teknologi  karena penemuan mesin uap, gelombang kedua karena penemuan motor listrik, revolusi teknologi gelombang 3.0 dan 4.0 karena penemuan digital, semua kehidupan manusia berbasis digital. Perkembangan teknologi di era digital saat ini dapat dianalogikan seperti pisau bermata dua. Dimana satu sisi membawa dampak baik berupa kemudahan bagi manusia. Di sisi lain memberikan dampak buruk berupa perubahan secara besar-besaran jika tidak diantisipasi dengan baik.

Meluasnya penggunaan jaringan internet di berbagai belahan dunia menjadi tanda  perkembangan teknologi digital ini. Tentu saja, hal ini ditandai dengan orang-orang di satu negara atau antar negara dapat dengan mudah bertukar informasi dengan yang lain. Selain itu, berkembangnya platform media sosial yang dapat memudahkan masyarakat berjejaring dan juga interaktif. Misalnya, ketika kita  mengakses media sosial, bukan berarti kita hanya sebagai konsumen informasi, tetapi juga terhubung dengan orang lain. Contohnya, setiap individu juga bisa  menjadi penghasil informasi dengan membuat akun di berbagai media sosial dan membuat saluran di Youtube, hal terebut menjadikan garis antara produsen dan konsumen informasi menjadi semakin tipis.

Kemajuan pesat dan perkembangan teknologi di awal abad 21 juga membawa fenomena era disrupsi. Disrupsi bukan hanya sekedar perubahan kecil, namun juga perubahan yang dapat mengubah tatanan fundamental. Era disrupsi juga tidak hanya mengubah wajah media dan industri yang mendukungnya, tetapi juga mengubah cara kita berkomunikasi, sikap dan perilaku kita. Perubahan komunikasi dapat dilihat dari penggunaan alat yang canggih sebagai tanda metode komunikasi  yang berubah. Salah satu perubahan mendasar tersebut adalah perkembangan atau evolusi teknologi yang bertujuan untuk mencari celah-celah dalam kehidupan manusia. Situasi ini memudahkan digitalisasi yang dihasilkan dari perkembangan teknologi (khususnya informasi). Digitalisasi ini telah mengubah hampir setiap bidang kehidupan, termasuk  dunia kerja.

Gejolak tersebut menunjukkan bahwa  aktivitas manusia bergeser dari dunia nyata ke dunia maya, dari tenaga manusia ke tenaga mekanik, dari komputer ke robot hal itu membuat tatanan yang sebelumnya ada menjadi berubah. Ada beberapa dampak negatif yang bisa terjadi seperti penyebaran hoaks dan berita palsu, data dan privasi pengguna yang dicuri, berkurangnya produktivitas dan banyak pengangguran. Contohnya terjadi pada penjual makanan yang dahulu harus menunggu di suatu tempat  dan menunggu pelanggan. Namun, seiring kemajuan teknologi, konsumen bisa membeli melalui aplikasi online. Jika seseorang ingin membeli makanan tersebut menggunakan layanan online, pesan saja dari aplikasi gadget mereka. Dan nanti akan diantarkan ke tempat tujuan yang dikehendaki. Hal ini juga menyebabkan konflik antar penjual yang belum terdaftar di aplikasi online tersebut akibat adanya perubahan tatanan tersebut.

Yang harus digarisbawahi bahwa semakin cepat teknologi berkembang, semakin mudah untuk menciptakan teknologi yang lebih canggih tanpa mengganggu kita atau membuat perubahan signifikan. Bahkan, kemajuan digital mendorong gejolak teknologi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Namun untuk menghadapi tantangan gejolak tersebut, masyarakat harus memposisikan dirinya sebagai objek perubahan. Di era digital ini, ada peluang dan kesempatan untuk berkembang, yang penting dalam memberikan informasi harus dapat memanfaatkan teknologi yang ada. Dalam hal ini, manusia perlu menempatkan diri dan meningkatkan kualitas manusia sebagai makhluk biologis dan sosial. Pemahaman sebagai makhluk biologis membuat manusia sadar akan kodratnya, yang dapat memajukan nilai-nilai kemanusiaan. Eksistensi sosial memunculkan kesadaran organisasi manusia sebagai modal sosial.

Kemajuan teknologi harus selaras dengan pemahaman bahwa manusia adalah makhluk biologis yang sadar akan kodratnya dan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang sadar sedang membentuk tatanan sosial, bukan menjadi individualis (Fukuyama, 1999). Oleh karena itu, gunakan media  perkembangan teknologi secara bijak dan tepat agar fenomena gejolak di dunia digital  menjadi peluang dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum.

Penulis                         : New-Rule Pelaksana HI dan Asriyatuzzahra

Sumber tulisan            :

1.      https://kumparan.com/dryudhiii/disrupsi-di-dunia-digital-1v1Vj4EavGS/4

2.      https://www.kompasiana.com/merzagamal6905/6168c101df66a70d683fa452/langkah-strategi-di-era-disrupsi-digital

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini