Menurut
sejarah, dunia secara bertahap mengalami revolusi teknologi. Gelombang pertama
revolusi teknologi karena penemuan mesin
uap, gelombang kedua karena penemuan motor listrik, revolusi teknologi
gelombang 3.0 dan 4.0 karena penemuan digital, semua kehidupan manusia berbasis
digital. Perkembangan teknologi di era digital saat ini dapat dianalogikan
seperti pisau bermata dua. Dimana satu sisi membawa dampak baik berupa
kemudahan bagi manusia. Di
sisi
lain memberikan dampak buruk berupa perubahan secara besar-besaran jika tidak
diantisipasi dengan baik.
Meluasnya
penggunaan jaringan internet di berbagai belahan dunia menjadi tanda perkembangan teknologi digital ini. Tentu
saja, hal ini ditandai dengan orang-orang di satu negara atau antar negara dapat
dengan mudah bertukar informasi dengan yang lain. Selain itu, berkembangnya
platform media sosial yang dapat memudahkan masyarakat berjejaring dan juga
interaktif. Misalnya, ketika kita
mengakses media sosial, bukan berarti kita hanya sebagai konsumen
informasi, tetapi juga terhubung dengan orang lain. Contohnya, setiap individu
juga bisa menjadi penghasil informasi dengan
membuat akun di berbagai media sosial dan membuat saluran di Youtube, hal
terebut menjadikan garis antara produsen dan konsumen informasi menjadi semakin
tipis.
Kemajuan
pesat dan perkembangan teknologi di awal abad 21 juga membawa fenomena era disrupsi.
Disrupsi bukan hanya sekedar perubahan kecil, namun juga perubahan yang dapat
mengubah tatanan fundamental. Era disrupsi juga tidak hanya mengubah wajah
media dan industri yang mendukungnya, tetapi juga mengubah cara kita
berkomunikasi, sikap dan perilaku kita. Perubahan komunikasi dapat dilihat dari
penggunaan alat yang canggih sebagai tanda metode komunikasi yang berubah. Salah satu perubahan mendasar
tersebut adalah perkembangan atau evolusi teknologi yang bertujuan untuk
mencari celah-celah dalam kehidupan manusia. Situasi ini memudahkan
digitalisasi yang dihasilkan dari perkembangan teknologi (khususnya informasi).
Digitalisasi ini telah mengubah hampir setiap bidang kehidupan, termasuk dunia kerja.
Gejolak
tersebut menunjukkan bahwa aktivitas
manusia bergeser dari dunia nyata ke dunia maya, dari tenaga manusia ke tenaga
mekanik, dari komputer ke robot hal itu membuat tatanan yang sebelumnya ada
menjadi berubah. Ada beberapa dampak negatif yang bisa terjadi seperti penyebaran
hoaks dan berita palsu, data dan privasi pengguna yang dicuri, berkurangnya
produktivitas dan banyak pengangguran. Contohnya terjadi pada penjual makanan yang
dahulu harus menunggu di suatu tempat
dan menunggu pelanggan. Namun, seiring kemajuan teknologi, konsumen bisa
membeli melalui aplikasi online. Jika seseorang ingin membeli makanan tersebut menggunakan
layanan online, pesan saja dari aplikasi gadget mereka. Dan nanti akan
diantarkan ke tempat tujuan yang dikehendaki. Hal ini juga menyebabkan konflik antar
penjual yang belum terdaftar di aplikasi online tersebut akibat adanya
perubahan tatanan tersebut.
Yang
harus digarisbawahi bahwa semakin cepat teknologi berkembang, semakin mudah
untuk menciptakan teknologi yang lebih canggih tanpa mengganggu kita atau
membuat perubahan signifikan. Bahkan, kemajuan digital mendorong gejolak
teknologi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Namun untuk menghadapi tantangan
gejolak tersebut, masyarakat harus memposisikan dirinya sebagai objek
perubahan. Di era digital ini, ada peluang dan kesempatan untuk berkembang,
yang penting dalam memberikan informasi harus dapat memanfaatkan teknologi yang
ada. Dalam hal ini, manusia perlu menempatkan diri dan meningkatkan kualitas
manusia sebagai makhluk biologis dan sosial. Pemahaman sebagai makhluk biologis
membuat manusia sadar akan kodratnya, yang dapat memajukan nilai-nilai
kemanusiaan. Eksistensi sosial memunculkan kesadaran organisasi manusia sebagai
modal sosial.
Kemajuan
teknologi harus selaras dengan pemahaman bahwa manusia adalah makhluk biologis
yang sadar akan kodratnya dan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang sadar
sedang membentuk tatanan sosial, bukan menjadi individualis (Fukuyama, 1999).
Oleh karena itu, gunakan media
perkembangan teknologi secara bijak dan tepat agar fenomena gejolak di
dunia digital menjadi peluang dan
dimanfaatkan untuk kepentingan umum.
Penulis : New-Rule Pelaksana HI dan Asriyatuzzahra
Sumber tulisan :
1. https://kumparan.com/dryudhiii/disrupsi-di-dunia-digital-1v1Vj4EavGS/4