Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Purwakarta > Artikel
Pelabuhan Patimban Pelabuhan Raksasa pada KSOP Kelas II Patimban Satker KPKNL Purwakarta
Ratna Astuti
Selasa, 16 April 2024   |   75 kali

Satuan Kerja  Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Patimban dikenal dengan Pelabuhan Patimban merupakan salah satu pemangku kepentingan pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Purwakarta.

Pelabuhan Patimban adalah sebuah Pelabuhan yang berada di Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, yang berada di bagian utara Jawa Barat, merupakan Pelabuhan raksasa di Indonesia dengan area seluas 654 hektare. Dari luasan tersebut hingga tahun 2023 berkat kerja sama Kementerian Keuangan-DJKN-KPKNL Purwakarta, Kementerian Perhubungan-KSOP Kelas II Patimban dan Kementerian ATR BPN-Kantor Pertanahan Kabupaten Subang telah terbit 14 sertipikat dengan jumlah luasan 3.097.005 m2, dan di tahun 2024 ini sedang diusulkan 12 bidang tanah untuk disertipikatkan, demi terciptanya tertib fisik, tertib administrasi dan tertib hukum  atas  aset negara.

Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategi Nasional (PSN). Pelabuhan ini akan menjadi Pelabuhan utama yang tujuan utamanya mengurangi biaya logistik dan memperlancar arus barang, serta mengurangi beban kendaraan barang di jalan raya yang sering kali menimbulkan kemacetan dan mempercepat kerusakan jalan, dan tentunya memperkuat ketahanan ekonomi.

Pembangunan Pelabuhan Patimban merupakan proyek berskala panjang yang dimulai tahun 2018 dan saat ini sudah selesai dalam pembangunan tahap pertama yang meliputi pembangunan sewa terminal, Breakwater, Seawall dan Revetmen, pembangunan backup area, jalan akses, dan jembatan penghubung dengan kapasitas terminal kendaraan sebesar 218.000 CBU (Completely Built Up) dari total kapasitas kumulatif 600.000 CBU dan kapasitas terminal peti kemas sebesar 250.000 TEUs (Twenty-foot equivalent units} dari total kumulatif 3,75 juta TEUs  untuk tahap I secara keseluruhan.

Dengan adanya terminal kendaraan di Pelabuhan Patimban ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas khususnya untuk ekspor impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok selama ini, dimana kendaraan berat termasuk angkutan ekspor impor penyumbang kemacetan lalu lintas, khususnya ruas antara Bekasi- Tanjung Priok, Jakarta.

Kehadiran Pelabuhan Patimban yang disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok diharapkan dapat mengefisiensikan waktu dan biaya logistik, khususnya untuk menekan biaya logistik nasional dan meningkatkan efisiensi biaya ekspor produk Indonesia ke luar negeri, seperti produk otomotif. Selain itu juga untuk mengurangi pemborosan penggunaan energi bahan bakar yang mempercepat kerusakan jalan, serta mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Priok.

Pelabuhan Patimban mengedepankan teknologi dan sistem digital dalam pengoperasiannya, sehingga semua sistem terintegrasi secara digital dan dapat diakses real time sehingga proses logistik bisa lebih efisien dan tidak terjadi penumpukan.

Target jangka panjang  pembangunan Pelabuhan Patimban adalah menjadi Pelabuhan berskala internasional yang mampu melayani dan menyediakan Terminal Peti Kemas dengan kapasitas sampai dengan 7,5 juta TEUs dan terminal kendaraan dengan kapasitas kumulatif 600.000 CBU  yang didukung dengan akses tol dan terhubung jalur kereta api langsung menuju Pelabuhan Patimban. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung pemerataan ekonomi di wilayah Provinsi Jawa Barat yang tercakup dalam segitiga Rebana (Cirebon, Patimban dan Kertajati), dan akan menjadi tulang punggung  ekonomi koridor Jawa di masa depan.

Pelabuhan Patimban dalam waktu dekat ini akan terkoneksi dengan jalan tol juga diharapkan dapat meningkalan potensi pembangunan kawasan- kawasan industri prioritas di sepanjang Koridor Utara Jawa, terutama Kawasan Industri Bekasi, Karawang, Purwakarta (Bekapur), sehingga menjadi kawasan logistik yang sangat besar. Dengan demikian dapat menjadi salah satu pusat perputaran ekonomi yang berdampak positif, sehingga makin menghidupkan dan menggalakkan aktivitas ekonomi, serta memperkuat ketahanan ekonomi utamanya bagi masyarakat di sekitar infrastruktur transportasi baru tersebut.  

Pembangunan Pelabuhan Patimban dan penyediaan fasilitas Pelabuhan, baik berupa fasilitas pokok, pendukung serta backup area Pelabuhan Patimban dibiayai menggunakan "Uang Kita" dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan menjadi "Ini Punya Kita" Barang Milik Negara (BMN). Manfaat APBN ini benar-benar dirasakan oleh rakyat Indonesia, tentunya kita bangga dan semakin cinta negeri ini. Jangan pernah lelah mencintai negeri ini, Indonesia, seperti pesan Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI.


(Penulis: Ratna Astuti - Kasi Kepatuhan Internal) 

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini