Baru-baru ini seorang
teman dalam sebuah pembicaraan berkata : “Beberapa bulan ini aku ngrasa kamu
ada penurunan minat mengerjakan konten-kontenmu, ada apa?”. Saya memutar otak sebentar
demi menjawab pertanyaannya. Alasan di kepala banyak, menyampaikan satu saja
kepadanya tak akan pas. Ingin kujawab “sibuk”, tapi nyatanya tidak sibuk-sibuk
amat. Saya terdistraksi, ya, itu juga betul. Mungkin penyebab distraksinya itu
yang dapat diuraikan menjadi beberapa garis-garis pencar. Tapi itu semua
mengenai penurunan keinginan mengerjakan proyek kehidupan pribadi. Nah,
bagaimana jika kita mulai membahas rasa malas yang menyerang dan penurunan
minat (demotivasi) dalam kewajiban pekerjaan kita. Sepertinya alasan-alasan di
belakangnya dapat hampir dipersamakan, antara demotivasi kewajiban bekerja dan
demotivasi untuk mengerjakan suatu minat pribadi.
Apa itu Demotivasi?
Demotivasi merupakan
suatu perasaan di mana kita merasa lelah, kehilangan semangat, bahkan menyerah
untuk melakukan sesuatu hal atau pekerjaan. Biasanya, itu terjadi karena kita
merasa tidak dapat mengerjakan sesuatu secara maksimal, baik itu pekerjaan
ataupun tugas-tugas yang memang sudah menjadi tanggung jawab kita. Demotivasi
bisa disebabkan kondisi lelah secara fisik, mental, atau emosional karena
stress yang berlebih. Ketika rasa stress itu melanda terus menerus hingga
berkepanjangan, kita akan merasa kehilangan motivasi atau semangat untuk
melakukan suatu hal atau pekerjaan. Namun, tidak sedikit dari orang yang
mengalami demotivasi tetap berkeinginan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut,
hanya saja ia tidak memiliki semangat untuk mengerjakannya.
Ciri atau Tanda
Mengalami Demotivasi
1) Memisahkan atau
Mengasingkan Diri dari Lingkungan
Saat mengalami
demotivasi, akan sulit rasanya untuk membaur dengan beberapa lingkungan atau
lingkungan tertentu. Misalnya, dalam ranah organisasi, kita dituntut untuk
menyelesaikan suatu projek, hanya saja kita tengah mengalami demotivasi.
Tentunya hal itu akan berdampak pada keengganan untuk terlibat terlebih dahulu
dalam organisasi tersebut atau dengan kata lain menarik diri untuk sementara.
2) Mengabaikan Lingkungan
Sekitar
Sebenarnya, demotivasi
dapat terlihat melalui bahasa tubuh seseorang dalam melakukan interaksi pada
orang lain di sekitarnya. Saat mengalami demotivasi, munculnya rasa tak ada
hasrat untuk melakukan apapun, mulai dari hal-hal atau pekerjaan hingga hobi
keseharian pun enggan dilakukan. Apabila terus terbawa dengan demotivasi ini,
hal itu tentu akan sangat berbahaya dan berdampak buruk, baik bagi diri sendiri
maupun orang-orang yang berada di lingkungan sekitar.
3) Muncul Rasa Takut yang
Berlebih
Demotivasi bisa saja
muncul saat seseorang tengah mengalami ketakutan yang berlebih. Bahkan tak
sedikit dari mereka akan memilih mundur dan tak lagi memiliki minat untuk
mengembangkan dirinya. Perasaan takut tersebut perlahan akan menghambat segalanya
hingga membuat seseorang tersebut ragu dalam mengambil tindakan. Rasa takut
tersebut dilandaskan pada sebatas pemikiran mereka saja, bukan pada kenyataan
yang konkret.
4) Hilangnya Minat untuk
Mengembangkan Diri
Apabila memiliki semangat
dalam melakukan suatu hal, kita akan terus mencari cara untuk mengasah dan
mengembangkan diri. Akan tetapi, apabila tiba-tiba memulai untuk mengubah
kebiasaan sehingga tidak tertarik lagi untuk mengasah dan mengembangkan diri,
itu menjadi pertanda awal bahwa kita tengah mengalami demotivasi atau
kehilangan semangat.
5) Hilangnya Rasa
Inisiatif
Sebagian orang yang
tengah mengalami demotivasi cenderung akan kehilangan rasa inisiatif pada
dirinya. Hal ini ditandai dengan perasaan enggan untuk memulai dan melakukan hal,
tugas, atau pekerjaan baru. Apabila itu terjadi, itu adalah tanda bahwa kita
tengah dilanda bosan dan lelah dengan aktivitas yang sama selama
berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Sedangkan Malas, Apa
Bedanya Dengan Demotivasi?
Malas menurut KBBI
berarti tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Dari pengertian tersebut
kita bisa mengetahui bahwa malas memiliki niat. Seseorang yang malas
ingin dan menikmati dirinya tidak melakukan sesuatu. Malas tidak
termasuk hal yang buruk selama masih dalam kewajaran dan tidak berlangsung
lama. Tanda-tanda seseorang malas melakukan sesuatu antara lain : tidak peduli
pada kualitas selama pekerjaan itu selesai,
mengambil jalan yang lebih mudah dan cepat, tidak sesuai dengan aturan,
menunda-nunda sesuatu, lebih suka jika orang lain melakukan pekerjaan tersebut,
cenderung beralasan untuk melindungi diri sendiri atau berbohong, menyukai
mengerjakan sesuatu yang tidak penting.
Malas dan demotivasi
merupakan dua hal yang berbeda, namun keduanya memiliki ciri-ciri dan efek yang
hampir sama. Dari pengertian yang telah dijabarkan di atas, terlihat rasa malas
dimulai dari niatan dalam diri pada seseorang yang membuat seseorang tidak
ingin memberikan hasil terbaiknya dalam mengerjakan sesuatu. Demotivasi
bersifat lebih luas, dapat dari luar maupun dalam diri seseorang misal saat
seseorang menanggung suatu beban mental, kekecewaan atau stress karena suatu
hal, dia akhirnya juga tidak dapat memberikan hasil terbaiknya dalam suatu
pekerjaan walapupun keinginan itu masih ada. Apakah yang kita alami merupakan
kemalasan atau demotivasi, silakan menguraikan penyebab untuk dapat jujur pada
diri kita sendiri.
Demotivasi dan rasa malas
sama-sama dapat berefek tidak baik pada hasil pekerjaan, merugikan rekan kerja
yang lain dimana kita tergabung di dalamnya, yang akhirnya akan menurunkan
output suatu organisasi. Rasa malas dan demotivasi juga sama-sama akan
berdampak akan produktivitas yang menurun, ide-ide akan lebih sulit mengalir,
kehilangan kesempatan menjanjikan dalam pekerjaan, dan jika tidak segera
diatasi akan memicu burn out dalam pekerjaan.
Selanjutnya, Tips
Untuk Menghadapi Rasa Malas dan Demotivasi Bekerja
Terkadang kita mesti
menerima kalo sifat kita itu tidak permanen. Artinya minat dan impian kita pun dapat
berubah entah setelah diceburkan ke dalam realita atau karena rutinitas yang
membuat jenuh, meski pekerjaan itu dulunya adalah impian kita.
Berikut ini merupakan
beberapa cara mengatasi rasa malas dan demotivasi bekerja :
1. Memahami apa sebenarnya penyebabnya.
Demotivasi kerja bukanlah
suatu hal yang muncul tanpa penyebab. Sadar ataupun tidak, sebenarnya kita sedang
mengalami suatu konflik antara diri sendiri dengan lingkungan kerja berikut
tuntutan di dalamnya. Cobalah menyempatkan waktu untuk merenungi apa yang kita rasakan
saat ini. Pahami lebih dalam, apa yang sebenarnya membuat kita mengalami
demotivasi kerja. Pada sifat malas, dengan mengetahui penyebab dari perasaan
malas, kita akan jadi lebih tahu pendekatan mana yang bisa kita lakukan untuk
menanganinya.
2. Mencoba untuk Berinteraksi
Mungkin sebagian dari kita ketika
mengalami demotivasi akan cenderung menarik diri dari lingkungan sekitar.
Dengan kata lain, enggan untuk berinteraksi sementara sampai waktu yang telah
ditentukan. Namun, cobalah berinteraksi bersama orang lain. Karena dengan kita
melakukan interaksi, maka akan muncul cerita-cerita baru, entah itu cerita dari
diri kita sendiri ataupun cerita mengenai pengalaman dari orang tersebut.
Dengan begitu, nantinya akan muncul cerita atau pengalaman menarik yang
tentunya bisa dijadikan sebagai pembelajaran dan motivasi diri. Selain itu,
berinteraksi terhadap sesama juga dapat mengatasi stress. Seperti yang sudah
dibahas sebelumnya, stress merupakan salah satu dari sekian tanda dan penyebab utama
timbulnya demotivasi pada diri. Akan tetapi, perlu diperhatikan terlebih
dahulu, pastikan kalian berinteraksi dengan orang yang memang tepat.
3. Coba untuk Beristirahat Secukupnya
Manusia bukanlah mesin yang dapat
bekerja 24 jam nonstop. Bahkan mesin saja sesekali bisa rusak karena terus
menerus dipaksa untuk bekerja atau melakukan sesuatu. Fisik yang terlalu
dipaksakan cenderung membuat kehilangan semangat dari awal. Oleh sebab itu,
pastikan kondisi fisik siap untuk melakukan segala aktivitas. Apabila merasa
lelah, istirahat secukupnya karena ini sebagai salah satu tindakan untuk
mengatasi demotivasi pada diri. Istirahat yang dimaksud ialah tidur. Karena
sesungguhnya, tidur merupakan istirahat yang sangat penting. Usahakan untuk
tidur 6 - 8 jam per harinya.
4. Berolahraga
Olahraga selain membuat badan sehat
dan bugar, tetapi juga dapat membuat pikiran lebih segar. Olahraga dapat
membuat hormon endorfin diri terus meningkat. Hormon endorfin merupakan salah
satu hormon yang memicu rasa bahagia, senang dan juga tenang.
5. Sejenak Coba Raih Comfort Food atau
Barang yang Membuatmu Nyaman
Jika rasa kehilangan motivasi dan malas
mencoba untuk merasuki, bisa dicoba untuk memberikan self reward secara
rasional untuk kembali memunculkan semangat kerja.
6. Hindari hal negatif yang terdapat di
lingkungan kerja
Demotivasi kerja juga bisa dipicu
oleh berbagai hal negatif yang ada di sekitar. Tidak hanya menurunkan motivasi
dan semangat bekerja, hal negatif tersebut juga dapat memengaruhi cara berpikir
terhadap pekerjaan. Hindarilah konflik yang tidak diperlukan serta pembicaraan
negatif seputar pekerjaan. Jauhi perilaku yang dapat menimbulkan kesan buruk,
seperti berbohong, mangkir dari pekerjaan, absen tanpa keterangan, dan
sebagainya.
7. Mendekatkan Diri pada Tuhan Yang Maha
Esa
Hal ini dapat kita lakukan dengan
memperbanyak bersyukur, bersedekah, berdoa, dan beribadah. Dengan mendekatkan
diri pada Tuhan, mestinya kita bisa lebih memahami apa arti dari hidup dan
tujuan hidup sesungguhnya. Karena pada hakikatnya, manusia memang diciptakan
untuk beribadah maka niatkan bekerja sebagai salah satu bentuk ibadah.
8. Hindari Terlalu Banyak Distraksi
Tertentu yang Membuat Perhatian Kita Teralih
Misalnya distraksi media sosial yang
berlebihan. Salah satu distraksi yang jarang disadari namun sebenarnya dapat
sangat menyita waktu adalah media sosial. Saat mengecek medsos, awalnya kita
mungkin hanya berniat membalas komentar teman, lalu malah akan beralih
menelusuri halaman-halaman lain yang menarik perhatian. Rencana awal yang
tadinya hanya akan menghabiskan waktu 30 detik untuk berinteraksi dengan teman dapat
berakhir dengan 30 menit menikmati foto-foto liburan atau pemandangan menarik
lainnya.
Kesimpulan
Akhirnya, kita sendiri
yang dapat menentukan apa yang sebenarnya kita alami, apakah malas atau kita
sebetulnya sedang mengalami demotivasi oleh sebab apapun. Maka penting sekali
untuk menggali perasaan tersebut agar dampaknya tidak berlarut yang tentu akan
berdampak pada diri dan lebih besar lagi, teman sekitar, lingkungan kerja
maupun organisasi. Yang tidak kalah penting adalah segeralah menyadari keadaan
dan mengambil sikap atas rasa malas dan demotivasi kerja yang kita alami.
(Penyusun : Ratih
Prihatina, pelaksana Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Pekalongan)
Sumber-sumber
referensi :
https://www.ekrut.com/media/cara-mengatasi-demotivasi-kerja
https://dailysocial.id/post/12-cara-jitu-menghilangkan-rasa-malas-saat-bekerja
https://www.gramedia.com/best-seller/demotivasi/
https://bestariedu.com/pengembangan-diri/4-cara-mengurangi-distraksi-social-media/