Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Pekalongan > Artikel
Mengenal Phone Anxiety, Perasaan Tidak Nyaman Saat Berkomunikasi Lisan Melalui Media Telepon
Ratih Prihatina
Kamis, 23 Desember 2021   |   21013 kali

Suatu saat kemarin, saya mendapat pesan wa di malam hari sekitar pukul 20.00 WIB dari seorang teman kerja, isinya bolehkah saya ditelepon. Sopan sekali beliau sehingga untuk menelepon saja mesti memastikan dulu bahwa si penerima telepon telah siap. Tetapi saya terlambat membaca pesan beliau, untuk kemudian cemas membaca pesan tersebut. Ada kabar sebesar apakah sehingga perlu bertelepon malam hari. Apakah dengan chat text dalam wa saja tidak cukup. Dan beberapa contoh lainnya.

Beberapa orang mempunyai sikap yang tidak biasa. Setiap kali ponselnya berdering, bukannya langsung mengangkat telepon itu ia malah membiarkan deringnya lebih lama. Bahkan dengan sengaja ia tak mengangkat telepon itu.

Ia lebih suka berkomunikasi via teks atau email ketimbang telepon. Sekalipun ia ditelepon seseorang, ia memutuskan untuk membalasnya via teks. Hal ini sebenarnya bukan hal yang terlalu asing. Dilansir dari lifehack.org, seseorang yang takut atau tak mau menerima telepon kemungkinan besar memiliki kondisi yang disebut phone anxiety. Ada setidaknya beberapa alasan kenapa seseorang mengalami ini, yakni : 

1.           Insecurity, Rasa Tak Nyaman Berbicara di Telepon

Berbicara dengan seseorang via telepon, kita tak pernah bisa melihat ekspresi wajahnya. Sehingga kita tak bisa tahu pasti bagaimana reaksi dan ekspresi wajahnya saat berbicara dengan kita. Hal ini menimbulkan rasa insecure atau tak nyaman tersendiri. Untuk menghindari rasa tak nyaman tersebut, seseorang bisa lebih memilih untuk tak mengangkat telepon daripada harus "terjebak" dalam rasa tak nyaman tersebut. 

2.           Social Awkwardness, Rasa Canggung dalam Obrolan

Seseorang yang memiliki phone anxiety menganggap bahwa momen dead air (tak ada topik obrolan selama beberapa saat) itu sangat menakutkan. Rasa takut kehabisan topik obrolan ini bisa membuat seseorang jadi merasa enggan untuk menerima telepon. 

3.           Ketakutan Menjadi Tidak Fokus

Sejumlah orang lebih memilih untuk berkomunikasi via teks atau email karena merasa mereka bisa lebih fokus dalam percakapan. Tak gampang teralihkan perhatiannya. Juga bisa lebih mudah mengontrol arah pembicaraan. Sementara kalau berbicara di telepon, ada rasa takut tidak fokus dan khawatir malah menyinggung orang yang menelepon kita saat kita memintanya untuk mengulangi lagi apa yang ia katakan. 

4.           Tidak Tahu Cara Mengakhiri Pembicaraan

Orang yang mengalami phone anxiety kebingungan dan tak tahu cara mengakhiri pembicaraan. Ia takut caranya mengakhiri telepon nanti malah aneh dan canggung. Untuk mencegah hal itu terjadi, ia putuskan untuk tak mengangkat telepon tersebut. 

5.           Bingung Cara Memberi Respon Cepat

Mengirim teks atau email, kita bisa mengatur waktu sedemikian rupa memilih kalimat dan bahasa yang tepat sesuai konteks. Kalaupun ada bahasa yang kurang tepat, kita masih bisa memperbaiki dan mengeditnya lagi. Sementara kalau via telepon, kita cenderung dituntut untuk melakukan pembicaraan yang spontan. Hal inilah yang membuat seseorang yang memiliki phone anxiety merasa tak nyaman. 

6.           Seseorang Yang Tidak Menyukai Ditelepon Biasanya Merupakan Generasi Millenial

Setidaknya begitu menurut survey dari ritel gadget “BankMyCell”. Penelitian tersebut melibatkan sekitar 1.200 responden dengan rentang usia milenial (22 hingga 37 tahun) di Amerika Serikat, dari tanggal 1 Oktober hingga 31 Oktober 2018 lalu. Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh mereka. Sebanyak 75 persen mengatakan panggilan telepon menghabiskan waktu. Mereka tak suka berbasa-basi di awal dan akhir obrolan via telepon. Menurut mereka, komunikasi via chatting lebih ringkas dan tidak kikuk. Mereka juga bisa melakukan hal-hal lain sembari chatting, sehingga lebih produktif dan efisien waktu. Survey lain mengemukakan alasan para millenial enggan melakukan komunikasi lisan via telepon adalah dikarenakan mereka sedang terburu-buru (55 persen), takut dimintai pertolongan (49 persen), hingga khawatir dikonfrontasi secara verbal (46 persen). 81 persen responden milenial dalam penelitian mengatakan kerap gelisah ketika hendak menelepon. 

7.           Orang yang tidak suka ditelepon sebagian besar merupakan tipe orang dengan jenis kepribadian INTROVERT

Orang introvert lebih suka merenung dan kemudian merespons, itulah sebabnya mereka tertarik pada komunikasi tertulis seperti email. Berbeda dalam percakapan langsung melalui telepon, hanya ada sedikit kesempatan untuk memikirkan semuanya dan kemudian menjawab.

Orang introvert dapat menjadi pendengar yang baik, namun jika rekan bicaranya hanya kebanyakan mengoceh hal-hal sepele ketika menelpon, hal itu menjadikan mereka kelelahan dan terasa sia-sia. Sehingga membuat mereka malas untuk berbicara lagi lewat telepon.

Orang introvert tidak menyukai kondisi terburu-buru dalam mengambil keputusan. Seringkali, penelepon menginginkan keputusan sekarang. Entah dalam urusan keluarga, pekerjaan ataupun hal lainnya. Bukan karena introvert berusaha menghindari konfrontasi, tetapi mereka lebih suka memikirkan masalahnya dan menyampaikan ide-ide mereka dengan seksama. 

Lalu, bagaimana cara mengatasi phone anxiety. Cara paling efektif untuk mengatasi phone anxiety adalah dengan membuka diri pada lebih banyak panggilan telepon. Bisa jadi phone anxiety ini terkait dengan pengalaman yang minim. Semakin sering berlatih, semakin berkurang rasa cemas dan rasa percaya diri meningkat. Ketika panggilan selesai, mengakui kesuksesan kita  akan membantu tetap termotivasi untuk melakukan panggilan berikutnya.

 Bagi orang dengan phone anxiety, mulailah mengingatkan diri sendiri bahwa sebenarnya bukan kita saja orang yang punya masalah phone anxiety. Lalu, temukan alasan mengapa berbicara di telepon meneribitkan perasaan tidak nyaman. Mungkin dulu kita pernah mengalami penolakan saat berbicara dengan seseorang di telepon. Cari akar masalahnya, lalu temukan solusi terbaik. 

Perbanyak latihan berbicara. Latih saja diri kita sedikit demi sedikit untuk menjadikan lebih lancar dalam berbicara dan berkomunikasi via telepon.

 


(sumber : https://www.idntimes.com/life/inspiration/ganjar-firmansyah/alasan-introvert-tidak-menyukai-pembicaraan-lewat-telepon-c1c2/6, https://tekno.kompas.com/read/2018/12/11/11120057/survei-ungkap-alasan-milenial-tak-suka-ditelepon?page=all, https://www.fimela.com/beauty/read/3761510/mengenal-phone-anxiety-5-alasan-seseorang-takut-menerima-telepon, https://www.mainmain.id/r/10473/apa-itu-telefobia-bagaimana-cara-mengatasinya)

 

(Penulis : Ratih Prihatina / Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Pekalongan)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini