Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Parepare > Artikel
Menarik Makna Kesenian dan Kebudayaan serta tradisi di Sulawesi Selatan
Ashar Hamka
Rabu, 27 Desember 2023   |   3765 kali

Menarik Makna Kesenian dan Kebudayaan serta tradisi di Sulawesi Selatan

Penulis, Armadi Pelelang Ahli Pertama KPKNL Parepare


Sulawesi Selatan dengan segala kearifan lokal yang dimiliki dan sumber daya manusianya menjadikannya sebagai salah satu provinsi yang patut untuk dipertimbangkan di kancah Nasional, dengan ragam adat istiadat, budaya dan seni yang dimiliki masing-masing daerah yang ada di Sulsel.

Kesenian Sulawesi Selatan dikenal sebagai kebudayaan tinggi dalam konteks kekinian. Karena pada dasarnya seni tidak hanya menyentuh beberapa aspek kehidupan tetapi lebih dari itu dia mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap lingkungan sekitar dan psikologis. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran dan sejauh mana masyarakat mampu mengapresiasi dan menginterpretasikan hasil seni dan budaya yang ada.

Berbicara mengenai kebudayaan Sulawesi Selatan berarti mengenal adat kebudayaan yang ada di seluruh daerah Sulawesi Selatan.

Di Sulsel terdapat banyak etnis dan suku tapi yang paling mayoritas adalah Suku Makassar, Bugis dan Toraja. Demikian juga dalam pemakaian bahasa sehari-hari, ketiga etnis tersebut lebih dominan. Bahkan Kebudayaan yang paling terkenal hingga keluar negeri ialah Budaya dan adat Tana Toraja yang khas dan menarik.

Selain itu, untuk rumah adat di Sulsel yang berasal dari ketiga daerah Makassar, Bugis dan Tana Toraja memiliki arsitektur yang hampir sama bentuknya. Rumah-rumah tersebut dibangun di atas tiang-tiang sehingga rumah adat yang ada memiliki kolong dibawahnya.

Ada juga kesenian daerah lainnya yang sering dipentaskan pada acara tertentu, yakni Tari Pakarena dan Tari Empat Etnis yang menunjukkan keberagaman etnis budaya Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar di Sulawesi Selatan yang merupakan Tari Tradisional.

Sebagai bentuk dukungan atas nilai kebudayaan dan kesenian yang dimiliki Sulawesi Selatan, Kota Makassar sebagai ibu Kota Provinsi mencanangkan tanggal 1 April 2019 lalu, sebagai Hari Kebudayaan Kota Makassar dengan menampilkan sejumlah Kesenian dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya dengan melibatkan masyarakat secara langsung melalui berbagai kegiatan, dengan harapan menumbuhkan minat dan apresiasi masyarakat terhadapt Seni dan Budaya Lokal melalui salah satu kalender Tahunan tersebut.

Tradisi Suku Bugis 

Mappadendang 

Mappadendang sering disebut sebagai pesta tani pada Suku Bugis. Tradisi ini merupakan bentuk syukur kepada Tuhan atas keberhasilan menanam padi. Dalam acara Mappadendang dilaksanakan penumpukan gabah pada lesung menggunakan tongkat besar sebagai penumbuknya. Acara Mappadendang memiliki nilai magis karena berkaitan dengan pensucian gabah tersebut. Pensucian gabah memiliki arti bahwa gabah yang berubah menjadi beras, beras tersebut nantinya akan menyatu dengan tubuh manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upacara pensucian agar berkah. 

Mappalili 

Mappalili Mappalili merupakan upacara untuk mengawali musim tanam padi. Dalam acara ini dipimpin oleh seorang Bissu Puang Matoa. Acara Mappalili tersebut digelar oleh pihak bissu kerajaan


Tradisi Suku Makassar

Appalili

Appalili termasuk salah satu kearifan lokal yang ada di Sulawesi Selatan. Appalili merupakan tradisi upacara adat yang dilakukan sebelum menanam padi di area persawahan.

Tradisi ini dilakukan agar tanaman padi terhindar dari kerusakan. Sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta karena berkat rahmat dan taufiknya, sehingga masyarakat setempat dapat hidup tentram, aman, dan tercukupi pangannya.

Appalili merupakan warisan turun temurun, yang hingga saat ini masih tetap dipertahankan. Sebelum melakukan ritual appalili, tokoh masyarakat dan tokoh tani bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan musyawarah penentuan pelaksanaannya.

A'rate'

A'rate' berasal dari kata rate' yang berarti pembacaan naskah secara bersama sambil dilagukan. A'rate' adalah sebuah tradisi pembacaan kitab barazanji pada bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau pada bulan Rabiul Awal.

Tradisi ini dilakukan di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Takalar dan Gowa. Pada umumnya A'rate' dilakukan oleh kaum laki-laki, baik yang masih berusia mudah maupun tua.

Accera Kalompoang

Accera kalompoang merupakan upacara adat untuk membersihkan benda-benda pusaka kerajaan Gowa yang tersimpan di Museum Balla Lompoa. Upacara ini dilaksanakan setiap hari raya Idul Adha selama dua hari berturut-turut.

Accera kalompoang bertujuan sebagai persembahan untuk Kerajaan Gowa. Prosesi ini dimulai dengan pemotongan kerbau, barazanji, dan pemanggilan para leluhur di hari pertama.

Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan air di sumur tua yang terletak di Katangka, Gowa. Air tersebut kemudian akan diarak masyarakat dengan menggunakan pakaian adat.


Tradisi Suku Toraja

Ma'nene

Ritual Ma'nene merupakan salah satu tradisi yang dilakukan Suku Toraja di Sulawesi Selatan. Tradisi ini berupa membersihkan jenazah yang telah meninggal puluhan bahkan ratusan tahun atau yang telah berbentuk mumi.

Ritual tersebut hingga saat ini masih dijaga oleh masyarakat Suku Toraja. Pada tradisi ini, satu rumpun keluarga melakukan pembersihan mumi leluhur sebagai garis keturunannya.

Tradisi ini dilakukan dengan cara ziarah makam, lalu membuka peti jenazah, dan mengganti pakaian para leluhur yang sudah meninggal. Setelah digantikan pakaian, jenazah akan dijemur selama beberapa waktu sebelum akhirnya dimasukkan kembali ke dalam peti.

Tradisi ini bertujuan untuk menghargai serta mengingat kembali leluhur yang sudah meninggal dunia.

Menarik Makna


Saat ini sedang moment akhir tahun 2023, saat kebanyakan orang melakukan refleksi dan resolusi kedepan, mari kita memandangnya dengan kacamata kesenian dan budaya sulsel diatas.

Dari khasanah kearifan local tersebut saya sebagai Pelelang dapat menarik makna bahwa bentuk kesyukuran atau terima kasih atas pencapaian selalu dengan cara suka cita bersama, bergembira atas hasil kerja tim yang dilakukan bersama-sama mappadendang atau berdendang istilah bagi orang bugis. Keberhasilan pencapaian lelang di tahun 2023 ini tak lepas dari Kerjasama berbagai pihak, Pemohon lelang yang didominasi oleh Perbankan, Peserta lelang, Pemenang Lelang, Pelelang dan tak lupa dukungan tim Dit. TSI sebagai pengelola aplikasi lelang.go.id. Keberhasilan ini perlu di apresiasi yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Di akhir tahun 2023 ini Tengah dilakukan Proses Transisi dan Peralihan Aplikasi Portal Lelang Indonesia (lelang.go.id) menjadi aplikasi lelang.go.id atau dikenal dengan istilah re-engginering, kegiatan perbaikan system ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja aplikasi kedepannya agar lebih baik. Hal ini mengingatkan kita akan kebudayaan Mappalili atau Appalili, yaitu tradisi mengawali kegiatan bertanam dengan musyawarah yang akan menentukan masa awal penanaman padi serta Upaya-upaya agar hasil panen terhindar dari kerusakan dan memanjatkan doa agar hasil panen dapat melimpah. Selain itu dalam kegiatan reengginering lelang.go.id yang merupakan tools utama yang digunakan oleh Pelelang, Accera kalompoang dan Manene, yaitu bentuk penghargaan terhadap pusaka dan peninggalan leluhur dengan melestarikannya, memperbaharuinya dan mensucikannya, kita berharap Lelang.go.id nanti akan menjadi pusaka yang lebih handal.

Terima Kasih 2023. selamat datang tahun 2024.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini