LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT DAN ANTI TOXIC
Penulis: Desy D Permatasari, Pelaksana KPKNL Parepare
Sebelumnya, lingkungan kerja
sehat hanya fokus pada kesehatan fisik, misalnya terkait dengan keselamatan dan
kesehatan kerja. Namun belakangan ini, lingkungan kerja sehat tak hanya fokus
pada kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan mental dan kesejahteraan
pegawai. Menurut WHO, pengertian lingkungan kerja sehat adalah sebuah tempat di
mana semua orang bekerja sama untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan
pegawai serta lingkungan sekitar.
Lingkungan kerja yang sehat
merupakan kombinasi dari kebijakan, budaya kantor, dan sikap individu di
dalamnya yang menciptakan atmosfer positif sehingga memungkinkan pegawai
berkembang secara professional, merasa dihargai, didukung, dan aman dalam
melakukan pekerjaan mereka. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat adalah
tanggung jawab bersama dari berbagai pihak di dalam organisasi, baik pimpinan
maupun rekan sejawat sesama pegawai.
Pimpinan memiliki peran
kunci dalam menetapkan budaya organisasi, kebijakan, dan praktik yang mendukung
kesehatan dan kesejahteraan pegawai. Mereka bertanggung jawab untuk memberikan
arahan yang jelas, umpan balik konstruktif, dan menjadi teladan dalam mendukung
lingkungan kerja yang positif sehingga meningkatkan motivasi, kinerja, dan
kepuasan kerja pegawai. Sebaliknya, saat ini kerap muncul istilah "atasan
toxic" yang mengacu pada pimpinan yang menciptakan lingkungan kerja tidak
sehat secara emosional atau psikologis. Pimpinan ini mungkin menggunakan
kekuasaan atau perilaku yang merugikan, seperti intimidasi, penekanan,
pengkritikan yang tidak konstruktif, manipulasi, atau perilaku diskriminatif.
Mereka cenderung memberi pengaruh negatif atas kesejahteraan mental, motivasi,
dan produktivitas tim sehingga merugikan serta tidak mendukung pertumbuhan atau
perkembangan profesional pegawainya.
Pegawai itu sendiri juga
memiliki peran dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dengan mendukung,
saling menghormati, dan berkolaborasi satu sama lain. Mereka juga dapat
memberikan masukan dan membangun budaya kerja yang positif melalui interaksi sehari-hari.
Menjadi pribadi yang professional dengan menerapkan Work Life Balance guna
menjaga kesehatan mental dan fisik jangka
panjang. Tetap konsisten dan terbuka terhadap perubahan yang mungkin diperlukan
untuk mencapai keseimbangan yang sesuai.
Mewujudkan lingkungan kerja
yang sehat bisa menjadi proses yang berkelanjutan dan terus berubah seiring
waktu. Secara rinci, dapat dijabarkan beberapa momen atau kondisi di mana
lingkungan kerja yang sehat dapat terwujud meliputi:
Mengembangkan lingkungan kerja yang sehat bukanlah pencapaian yang sederhana atau satu waktu, tetapi melibatkan serangkaian kebijakan, budaya, dan perilaku yang berkelanjutan dari semua pihak di dalam organisasi.