Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Pangkalan Bun > Berita
Habagi Kabar, 14 Agustus 2023
Dina Arinda Putri
Selasa, 15 Agustus 2023   |   39 kali

Kepala KPKNL Pangkalan Bun, Widiyantoro beserta jajaran kembali melaksanakan kegiatan rutin “Habagi Kabar” secara hybrid, luring bertempat di Aula KPKNL Pangkalan Bun dan daring melalui aplikasi office 365 pada Senin (14/08).

Habagi kabar adalah agenda rutin KPKNL Pangkalan Bun yang merupakan wadah bagi seluruh pegawai baik PNS maupun PPNPN, untuk menyampaikan informasi yang tidak terbatas pada pelaksanaan tugas dan fungsi KPKNL Pangkalan Bun/DJKN, melainkan dapat berupa  informasi apa saja yang bersifat positif dan membangun.

Acara dibuka dan dipimpin oleh Djuprianto H selaku pembawa acara dan dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Budi Priyanto.

Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Nilai-nilai Kementerian Keuangan oleh Tri Atmojo, Budaya Kementerian  Keuangan dibacakan oleh Isti Astuti, dan Motto KPKNL Pangkalan Bun oleh Afrodita Irma P.

Pemateri pada Habagi Kabar periode ini adalah Dhori Pridana K yang membahas terkait Financial Planning.

Dhori menyampaikan bahwa,"Financial Planning adalah mindset. Banyak orang yang tergiur “masih muda, bersenang-senang saja terlebih dahulu.” atau “uang bisa dicari lagi, santai saja.” Hal-hal seperti ini lah yang menyebabkan hancurnya pengelolaan keuangan."

"Faktanya, dari hasil survey OJK terhadap perilaku masyarkat Indonesia pada tahun 2019, baru 38,03 persen orang yang cakap literasi keuangan. Padahal, 76,19 persen diantaranya telah memiliki inklusi keuangan. Inklusi keuangan adalah pemenuhan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan, sementara literasi keuangan adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial dan menghindari risiko keuangan,"lanjutnya.

Dhori mengungkapkan,"Kita harus pandai membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal yang harus dibeli, tidak dapat tergantikan, tanpa perlu banyak pertimbangan, serta bersifat penting dan darurat. Keinginan adalah hal yang tidak harus dibeli, tidak terlalu penting, butuh pertimbangan, dan dapat digantikan."

"Piramida Perencanaan Keuangan: dimulai dari titik terendah yaitu keamanan keuangan yang terdiri dari perencanaan arus uang, dana darurat, dan pelunasan utang. Setelah ketiganya terpenuhi, dilanjutkan dengan manajemen risiko dan asuransi. Tahap selanjutnya adalah memperoleh kenyamanan keuangan, dimulai dari investasi dan tujuan finansial yang dilanjutkan dengan dana hari tua dan penghasilan pasif. Terakhir atau tingkatan yang paling tinggi adalah distribusi kekayaan yang meliputi waris dan hibah.."lanjut Dhori.

"Perencanaan keuangan saat terjadi krisis: saat terjadi krisis, uang tunai adalah raja dan arus uang adalah rajanya-raja. Dalam kondisi ini, perlu adanya dana darurat paling tidak sebesar 3x pengeluaran bulanan atau lebih amannya 6x pengeluaran bulanan,"tambahnya mengakhiri penyampaiannya.

"Menginginkan adanya materi terkait pembelian obligasi negara bagi yang pernah melakukannya mengingat sebagaimana disampaikan dalam materi bahwa dari perilaku masyarakat Indonesia, hanya 38,03% diantaranya yang paham akan literasi keuangan,"ungkap Widiyantoro.

"Apapun yang terjadi dalam perencanaan finansial kita, tetap jangan pernah lupakan hal yang bersifat non-duniawi, terutama terkait dengan sedekah."lanjutnya

Budi memberikan pendapatnya,"Walaupun hemat pangkal kaya, sesuai dengan perkataan para ulama, infaq atau sedekah itulah yang memperlancar rezeki kita sesuai dengan janji Allah. Bersedekah itu bukan dari berapa besarnya, melainkan rutinitasnya. Sedekah yang sedikit namun rutin lebih baik daripada sedekah yang besar namun hanya sesekali. Selain itu, hindari utang. Orang yang mati syahid saja masuk surganya akan tertunda hingga utangnya lunas sehingga konsekuensinya besar sekali. Jika memang terpaksa utang, niatkan untuk melunasi, jangan lari karena lari dari utang adalah sumber kehancuran."

"Jika memungkinkan dalam perencanaan keuangan, targetkan untuk tempat tinggal terlebih dahulu karena hal itu merupakan investasi jangka panjang yang tidak dapat ditunda-tunda. Kelak jika sudah memiliki anak, pengeluarannya akan semakin besar. Jika tempat tinggal yang nyaman belum terbeli, akan sulit mengejarnya,"ungkap Tri menyampaikan pendapatnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan yel-yel.

KPKNL Pangkalan Bun? Ayo Bagawi, Ayo Ayo Ayo !!!

Dengan semangat BAGAWI (Bersih, Amanah, Guyub, Akuntabel, Wibawa, Ikhlas) KPKNL Pangkalan Bun senantiasa berupaya memberikan pelayanan prima dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.


Seksi Hukum dan Informasi

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini