Siapa disini yang belum
pernah minum jamu? Hampir seluruh masyarakat Indonesia pasti pernah minum jamu
dan juga turut merasakan khasiatnya. Selain menjadi minuman yang menyehatkan,
jamu juga sudah menjadi bagian penting tak terpisahkan dari sejarah peradaban
masyarakat Indonesia sejak zaman kerajaan.
Jamu merupakan obat
tradisional yang dimanfaatkan menjadi alternatif dalam mendukung kesehatan
masyarakat. Bahan-bahan herbal banyak dimanfaatkan untuk dapat meracik jamu
yang berkhasiat, tidak jarang ramuan jamu juga bersisi rempah akar, daun,
bunga, biji-bijian, hingga bahan bahan hewani seperti telur ataupun bagian
hewan juga turut menjadi bagian dari racikan jamu. Beberapa bahan yang paling
banyak digunakan dalam jamu adalah kunyit, jahe, asam jawa, serai, dan kayu
manis.
Dilansir dari tirto.id,
beberapa sejarawan meyakini bahwa Jamu pertama kali menjadi bagian dari
masyarakat Indonesia di masa Kerajaan Mataram (abad ke-16). Ada juga yang
meyakini bahwa keberadaan jamu di tengah masyarakat jauh sebelum abad ke-16,
yakni abad ke-8. Hal ini mengingat ditemukannya buku kuno resep-resep pembuatan
jamu di perpustakaan kerajaan Jawa di Yogyakarta dan Surakarta.
Di samping sejarah dan
asal-usulnya yang menarik, ada satu fakta menarik mengenai cara penjualan jamu
di masyarakat. Mbok Jamu, bayangan masyarakat ketika mendengar kata jamu tidak
lepas dari istilah tersebut. Bagaimana tidak? Sosok Mbok Jamu begitu ikonik
dalam benak kita, sampai-sampai kita sering menjumpai tokohnya dalam berbagai
karya seperti sinetron , drama kolosal, hingga film. Di manapun kalian tinggal,
pasti familier dengan sosok Mbok Jamu yang berupa perempuan yang identik dengan
kebaya dan tas gendong terbuat dari anyaman bambu sambil memikul botol besar
berisi jamu di punggungnya menjajahkan jamu sambal berkeliling.
Budaya Sehat Jamu
dinobatkan menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) milik Indonesia oleh UNESCO
Per tanggal 6 Desember
2023 lalu, UNESCO menobatkan Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda.
Penobatan Jamu menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia dilakukan melalui sesi
sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the
Intangible Cultural Heritage di Kasane, Bostwana, akhirnya diputuskan
bahwa jamu menjadi bagian dari budaya Indonesia secara utuh.
Dilansir dari laman
Kemlu.go.id, Budaya Sehat Jamu menjadi WBTB Indonesia ketigabelas yang berhasil
diinskripsi ke dalam daftar WBTB UNESCO. Sebelumnya, Indonesia telah
menginskripsi dua belas elemen budaya lainnya sebagai WBTB UNESCO, yaitu Wayang
(2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Batik (2009),
Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Tradisional
di Bali (2015), Seni Pembuatan Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat
(2019), Pantun (2020), dan Gamelan (2021).
Sudah bukan rahasia
umum, kalau mengonsumsi jamu membawa banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
Bahkan, Kepala BPOM juga sependapat bahwa jamu dapat dijadikan pilihan utama
untuk tujuan kesehatan bangsa. Dalam situs Pom.go.id, Penny K. Lukito (Kepala
BPOM RI) pernah menjelaskan bahwa BPOM RI telah membuat satgas ercepatan
Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu dan Fitofarmaka yang menjadi salah satu upaya
perwujudan kebijakan hilirisasi untuk mendukung akses dan ketersediaan obat
nasional.
Apakah kalian sadar,
bahwa tren back to nature saat ini sebenarnya sangat relate dengan
jamu. Obat-obatan herbal saat ini kembali menjadi pilihan dalam proses
pengobatan, selain harganya terjangkau obat-obatan herbal seperti jamu juga
cenderung tidak memberikan efek samping kepada pasien. Jamu juga bisa dijadikan
minuman rutin dan menjadi cara paling murah dalam melakukan tindakan preventif
pencegahan penyakit dalam tubuh.
Terdapat ratusan resep
dan puluhan cara mengolah atau membuat ramuan jamu. Begitu juga dengan
khasiatnya, bahkan ada beberapa ramuan jamu sapu jagat yang memiliki lebih dari
khasiat dalam menyembuhkan penyakit diantaranya seperti :
1.
Rimpang Kunyit, dapat dimanfaatkan untuk mencegah dan mengobati
penyakit seperti gangguan fungsi hati, radang sendi, wasir, gangguan saluran
kemih, asam urat, maag, hingga mencegah tekanan darah tinggi. Rimpang kunyit
juga bisa dikonsumsi meskipun tidak dalam keadaan sakit, rimpang kunyit dapat
membantu menjaga kebugaran tubuh.
2.
Kencur/Beras kencur, bahan ini sangat umum ditemui pada penjual
jamu dimanapun. Khasiat bahan ini sangat banyak dari mulai anti diabetes, anti
oksidan, anti bakteri, anti radang, hingga beberapa pihak beranggapan beras
kencur dapat menjadi zat antikanker.
Kencur dapat
Menghilangkan Stres
Masih banyak lagi ramuan
jamu dengan berbagai manfaatnya, namun ada satu fakta menarik mengenai kencur
atau ramuan Beras Kencur lho! Yaitu dapat mencegah dan menghilangkan stress.
Terdengar sangat berguna bagi kita ya, beras kencur dapat menjadi solusi yang
sangat murah sebagai antisipasi menghalau stress setelah seharian beraktivitas.
Memiliki nama latin
Kaempferia galanga, kencur ternyata masih satu famili dengan jahe atau
Zingiberaceae. Itulah sebabnya mereka memiliki bentuk yang hampir mirip.
Meskipun demikian, kencur dapat memberi manfaat yang berbeda dari jahe untuk
kesehatan tubuh. Selain kerap digunakan dalam berbagai masakan, encur juga
mengandung banyak komposisi zat yang baik, antara lain pati, mineral, sineol,
asam metil kanil dan penta dekaan, asam sinamat, borneol, paraeumarin, asam,
anisat, alkaloid, dan masih banyak lagi. Kandungan sineol, asam metil kanil,
penta dekaan, asam sinamat masuk kedalam minyak-minyak atsiri.
Melalui para peneliti
dari Departemen Farmasi Universitas Jahangirnagar Bangladesh, mereka menemukan
bahwa ekstrak tanaman kencur, baik dari rimpang (akar) maupun daunnya memiliki
sifat antidepresan yang bisa memberikan efek sedatif atau menenangkan. Di samping
itu, rasa hangat yang dihasilkan dari kencur mirip seperti minuman jahe dapat
memberikan sensasi rileks dan meredakan stress.
Kamu tidak mungkin tidak
menemukan ramuan beras kencur di ‘Mbok Jamu’, karena ini merupakan ramuan
paling disukai masyarakat Indonesia. Namun, kalua kami tidak sempat untuk
keluar membelinya, kami bisa membuatnya sendiri dirumah. Caranya :
1.
Rebus 3 rimpang kencur yang sudah dikupas kulitnya dan dicuci
bersih dengan 1 rimpang jahe, 5 sentimeter kunyit, air asam, gula pasir, dan
gula jawa. Rebus hingga mendidih.
2.
Saring air hasil rebusan tersebut
3.
Masukkan sedikit beras yang sudah direndam dan dihaluskan ke dalam
air rebusan. Apabila ingin rasa kencur yang lebih pekat, kamu bisa menambahkan
kencur mentah yang telah dipipihkan ke dalam air rebusan.
4.
Aduk rata dan tunggu hingga sari kencur mengendap dibawah,
kemudian dapat dikonsumsi selagi hangat.
Melihat banyaknya manfaat jamu, rasanya sangat sulit untuk mengabaikan ramuan
ini. Selain harganya murah, pengolahannya pun melalui proses yang tanpa
kontaminasi dari bahan-bahan kimiawi tambahan. Rasanya sangat melegakan apabila
jamu menjadi pilihan minuman rutin masyarakat Indonesia, melihat sejarahnya
yang panjang serta banyaknya khasiat yang diberikan, masyarakat Indonesia harus
bisa melestarikan keberadaan ramuan-ramuan jamu yang biasanya diturunkan secara
turun temurun.