Negeri Seribu Megalit adalah julukan
bagi Provinsi Sulawesi Tengah yang menyimpan berbagai peninggalan dari era
megalitikum yang tersebar di beberapa wilayah. Era megalitikum atau zaman batu
besar merupakan bagian dari zaman batu sebelum memasuki zaman perunggu yang terjadi
sekitar 1000 sampai 3500 tahun sebelum masehi. Maka begitu banyaknya
peninggalan dari era tersebut yang masih dapat kita lihat di Provinsi Sulawesi
Tengah, menjadi sebuah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan bagi mereka yang
mengunjungi Bumi Sulawesi Tengah. Peninggalan-peninggalan tersebut tersebar di
beberapa wilayah, salah satunya adalah Lembah Bada. Lembah yang berjarak kurang
lebih 340 kilometer dari Kota Palu ini masuk ke kawasan Taman Nasional Lore
Lindu.
Akses jalan dari Tentena, sebuah kelurahan
di Kabupaten Poso, untuk menuju Lembah Bada cukup baik walaupun cukup terjal
dan berliku. Di balik akses yang tak mudah tersebut, tersimpan harta yang
begitu berharga bagi peradaban manusia. Perjalanan selama 2 jam dari Tentena ke
Lembah Bada tak akan membuat kita bosan meski tak ada akses internet.
Pemandangan hutan yang masih belum banyak tersentuh sungguh menakjubkan.
Terdapat pula sungai yang menarik perhatian wisatawan yang biasa disebut Cola
River yang julukan tersebut berwarna bak minuman cola. Namun warna coklat cola
tersebut bukan berasal dari pencemaran air, tapi disebabkan oleh jenis mineral
dan batuan yang dilewati air sungai.
Memasuki Lembah Bada bak memasuki
mesin waktu. Masih banyak terlihat rumah tradisional suku setempat yang terbuat
dari kayu. Pemandangan lembahnya pun sungguh indah. Tak banyak sinyal handphone yang bisa didapat di lembah
cantik ini. Peninggalan zaman megalitikum tersebar di beberapa desa di Lembah
Bada. Ada yang mudah diakses dengan kendaraan roda empat, namun ada yang
mengharuskan wisatawan berjalan cukup jauh untuk mencapai patung megalitik.
Terdapat patung-patung yang menyerupai manusia baik berjenis kelamin pria,
wanita, ataupun non biner, juga patung yang menyerupai hewan.
“Banyak temuan tradisi megalitik yang
sampai saat ini masih menyimpan misteri. Lembah-lembah di Sulawesi Tengah
merindu sentuhan para ahli arkeologi” ucap fotografer Feri Latief kepada
Majalah National Geographic Indonesia.
Perjalanan dari satu desa ke desa lain
yang kadang harus ditempuh dengan berjalan kaki di antara sawah-sawah rasanya
terbayarkan. Berbagai situs membuat pengunjung membayangkan bagaimana
masyarakat masa itu membuat situs yang begitu presisi. Ada berbagai macam situs
yang diduga sebagai tempat pemujaan, representasi dewa, makam, hingga kalender.
Telah banyak peneliti melakukan penelitian terhadap situs yang ada di Lembah
Bada ini.
Patung terbesar era megalitikum yang
dapat ditemukan di Provinsi Sulawesi Tengah juga ada di lembah ini, patung
tersebut bernama Patung Palindo. Patung setinggi 4,5 meter ini terletak di Desa
Sepe yang menjadi representasi penduduk mitologis pertama dari Desa Sepet. Pada
Tahun 2023, sosok Patung Palindo muncul di banyak spanduk, baliho, dan beragam
publikasi pemerintah daerah di Provinsi Sulawesi Tengah. Memang pihak Pemda
memberikan imbauan kepada seluruh masyarakat dan pelaku usaha event untuk menggunakan Patung Palindo
dalam rangka memperkuat jenama (branding)
Provinsi Sulawesi Tengah sebagai
wilayah yang memiliki peninggalan berharga berupa situs era megalitikum guna
mempercepat pengakuan dunia dari UNESCO.
Area di mana Patung Palindo berada
juga menjadi tempat Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah, Rusdi Mastura,
didampingi Bupati Poso, Verna Gladies Merry Inkiriwang, mencanangkan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Negeri 1000
Megalith sebagai bagian dari pembangunan budaya yang dilaksanakan pada 10
Oktober 2023. Selain Patung Palindo, terdapat sebaran situs megalitikum yang
salah satu di antaranya adalah Situs Megalitik Suso di mana dalam satu area
yang berdekatan terdapat berbagai macam arca megalitikum berbentuk manusia,
hewan, dan benda yang masih menjadi misteri fungsi pastinya.
Pencanangan ini selayaknya dibarengi
dengan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai media tentang nilai sejarah
megalitikum. Sebuah peninggalan ribuan tahun yang masih utuh hingga saat ini
merupakan hal yang fenomenal. Disiplin
berasal dari pemahaman. Masyarakat harus memahami betapa berharganya nilai
sejarah situs megalitikum agar dapat menjaga kelestariannya. Jangan sampai di
masa depan muncul pada headline
berita tentang vandalisme pada situs berusia ribuan tahun akibat masyarakat
tidak memahami makna situs-situs tersebut dan betapa pentingnya menjaga
keasliannya.
Perjalanan ke Lembah Bada mengajarkan tentang penjagaan tradisi ribuan tahun dan penghargaan kepada situs dan ritus. Kesederhanaan penduduk Lembah Bada mengajarkan tentang rasa cukup dan rasa syukur atas anugerah alam semesta. Ribuan pertanyaan peneliti dan pengunjung yang jawabannya tak pasti, tak mengurangi tekad masyarakat Sulawesi Tengah untuk berkhidmat dan menjaga peninggalan di ribuan tahun ke depan. (teks dan gambar oleh Neni Puji Artanti)
gambar patung palindo pada era kolonial berasal dari : https://id.wikipedia.org/wiki/Palindo