Kamis, 22 Desember 2022, Kanwil DJKN
Aceh beserta KPKNL Banda Aceh dan KPKNL Lhokseumawe menggelar acara forum
Sanger melalui aplikasi zoom. Forum Sanger yang digelar seminggu sekali ini
merupakan bagian dari Learning Organization Kanwil DJKN Aceh yang
melibatkan seluruh pegawai di lingkungan Kanwil DJKN Aceh.
Yang menarik pada forum Sanger kali ini dilakukan bertepatan dengan perayaan hari Ibu tanggal 22 Desember dan secara kebetulan keseluruhan narasumbernya adalah para ibu yang bekerja di lingkungan Kanwil DJKN Aceh. Narasumber pada kesempatan tersebut adalah para Duta Transformasi di Lingkungan Kanwil DJKN Aceh, yaitu Syafiefah Ginting (Duta Transformasi Kanwil DJKN Aceh), Riyanieta Setiya Putri (Duta Transformasi KPKNL Banda Aceh), dan Wely Putri Melati (Duta Transformasi KPKNL Lhokseumawe). Bertindak selaku MC kali ini adalah Novrizal yang tak lain adalah Duta Transformasi Kanwil DJKN Aceh untuk tahun 2022.
Agenda yang digelar pada forum Sanger kali ini adalah pemaparan terkait Budaya Kemenkeu dan Teknik Presentasi Yang Efektif dan Menarik.Pemaparan pertama disampaikan oleh Riyanieta Setiya Putri (Duta Transformasi KPKNL Banda Aceh) dan Syafiefah Ginting (Duta Transformasi Kanwil DJKN Aceh) dengan tema Budaya Kemenkeu.
Pemaparan diawali oleh Riyanieta Setiya
Putri dengan menyapa para peserta zoom dan juga menanyakan kabar para peserta.
Setelah itu, Duta Transformasi dari KPKNL Banda Aceh ini juga menyapa peserta
dan bertanya apakah peserta sudah sarapan atau belum. Bagi yang sudah sarapan,
Riyanieta meminta para peserta untuk menuliskan sarapan apa tadi pagi.
Dikarenakan tema hari ini adalah Budaya Kemenkeu, maka Riyanieta juga meminta
para peserta untuk menuliskan di kolom chat apa yang dimaksud budaya.
Setelah menyapa para peserta, maka pemaparan diawali dengan menyampaikan pengertian budaya terlebih dahulu dan kemudia dilanjutkan dengan penyampaian Visi dan Misi Kementerian Keuangan. Didalam mewujudkan Visi dan Misi Kemenkeu, diperlukan budaya organisasi. Hal mendasar yang menjadi budaya organisasi adalah budaya. Budaya sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu Buddhayah (kata jamak dari budi akal). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya berarti pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah.
Budaya
adalah nilai/values ataupun pengalaman yang akan menjadi landasan dalam
bersikap atau berprilaku di dalam organisasi. Perilaku akan menciptakan budaya.
Contohnya adalah perilaku pimpinan akan memberi pengaruh yang kuat untuk
kemajuan organisasi. Salah satu yang memegang peran penting di dalam membangun
budaya organisasi adalah pejabat administrator atau pejabat yang memegang pucuk
pimpinan tertinggi di kantor.
Dengan
adanya pergeseran budaya saat ini di Kemenkeu, maka kita juga membutuhkan
pemimpin yang benar-benar hadir, terlihat, bukan hanya pemimpin yang ada di
belakang meja, bukan hanya pemimpin yang tidak pernah keluar dari ruangannya. Sebagai
contoh, Riyanieta menambahkan tentang wawancara yang dilakukan oleh Helmy Yahya
dengan Ignasius Jonan selaku mantan Menteri Perhubungan. “Contoh yang saya
angkat pada kali ini adalah tentang tindakan yang dilakukan oleh Jonan saat
membenahi PT KAI (Kereta Api Indonesia). Dimana saat itu Jonan begitu prihatin
terhadap pelayanan yang diberikan PT KAI kepada masyarakat. Penumpang tumpah
berdesak-desakkan, calo yang begitu banyak, kereta yang tidak nyaman, dan lain
sebagainya.
Pertentangan
juga dihadapi oleh Jonan dari bawahan-bawahannya, namun Jonan saat itu bertekad
kuat untuk melakukan perubahan. Maka salah satu cara yang dilakukannya adalah
beliau mendatangi stasiun-stasiun kereta api, naik kereta api, dan mendengarkan
langsung keluhan dan masukan dari pegawainya. Beliau bukan hanya mendengar,
namun juga menjalankan bersama keputusan-keputusan yang dilakukan yang tak lain
dan tak bukan adalah agar pelayanan PT KAI menjadi lebih baik. Kerja kerasnya
akhirnya terlihat dengan terwujudnya pelayanan PT KAI yang lebih baik. Praktek
percaloan dapat ditekan begitu banyak, pelayanan menjadi nyaman, penumpang juga
nyaman, dan bahkan petugas di kereta api juga berpenampilan layaknya seorang
pramugara/ pramugari”.
Melanjutkan
pembahasan terkait Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, yaitu pada Pasal 10 dan Pasal 11 tentang fungsi dan tugas ASN, maka
disebutkan di dalam Pasal 10 bahwa Pegawai ASN berfungsi sebagai:
a.
Pelaksana
kebijakan publik;
b.
Pelayan
publik;
c.
Perekat
dan pemersatu bangsa.
Dalam hal melakukan pelayanan publik,
Duta Transformasi KPKNL Banda Aceh ini juga menyampaikan betapa pentingnya
pelayan yang dilakukan dengan menerapkan SOP. Tidak hanya itu, pelayanan yang
diberikan oleh kantor-kantor pelayanan sejatinya bukan hanya dilakukan oleh
ASN, namun juga dilakukan oleh tenaga PPNPN. Sebagai contoh, saat tamu datang
ke kantor pelayanan, maka yang pertama kali menerima tamu adalah security.
Pelayanan yang diberikan oleh security ini seperti senyum, salam, dan sapa akan
menjadi modal awal bagi pelayanan selanjutnya yang akan lebih lanjut oleh
pegawai ASN.
Pada akhirnya dari penguatan budaya ini
diharapkan menimbulkan sense of growth yang lebih tinggi para pegawai sehingga
Kemenkeu akan terus menjadi kantor pelayanan yang memiliki budaya yang kuat dan
mampu memberikan pelayanan yang baik bukan hanya menimbulkan kepuasan kepada
stakeholder namun juga untuk menumbuhkan Kemenkeu yang solid, kondusif, dan
inovatif.
Pemaparan kemudian dilanjutkan oleh Syafiefah
Ginting (Duta Transformasi Kanwil DJKN Aceh) dan membahas tentang Lingkup
Budaya Kemenkeu. Lingkup budaya Kemenkeu diawali dengan proses terbentuknya
budaya, yaitu berawal dari nilai, sikap, perilaku, kebiasaan dan budaya. Ekosistem
budaya Kemenkeu yang sejalan dengan budaya ASN yang ditetapkan oleh Kemenpan
RB. Core values ASN menurut Kemenpan RB adalah ASN BERAKHLAK yang merupakan
singkatan dari Berorientasi pelayanan, Akuntable, Komponen, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif. Hal ini sejalan dengan Nilai-nilai Kemenkeu yaitu
Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan”
Lebih lanjut, Syafiefah juga menjelaskan
tentang faktor pendukung dari ekosistme budaya Kemenkeu yang terdiri dari:
1.
Activity
based workplace;
2.
IT-based
process;
3.
Integraed
data;
4.
Legal
substance;
5.
Dinamika
global;
6.
Symbol/
artefak.
Cara kerja baru yang diadopsi didalam
ekosistem budaya Kemenkeu adalah bekerja dengan kolaboratif, inovatif,
kompetensi terbaik, etika, IT dan system, data and knowledge, dan work life
balance. Diakhir tahun 2022, Kemenkeu membuat branding budaya Kemenkeu yang
terbaru, yaitu KEMENKEU SATU yang berarti S- Sinergi, A- Adaptif, T-
BerTeknologi, dan U- Unggul.
Pemaparan kedua disampaikan oleh Wely
Putri Melati (Duta Transformasi KPKNL Lhokseumawe) dengan topik Teknik
Presentasi Yang Efektif dan Menarik. Dalam paparannya Wely tampil atraktif
dengan meminta partisipasi para peserta yang hadir. “Ok, coba bacakan kalimat
yang saya tampilkan di layar dengan mimic muka yang sesuai”, begitu kata Wely
kepada peserta. Wely juga menyampaikan bahwa apabila ingin tampil di depan
umum, pembicara diharapkan berpenampilan menarik karena dengan ini akan
meningkatkan kepercayaan diri.
Narasi: Riyanieta Setiya Putri