Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Banda Aceh > Berita
Kolaborasi Tim Duta Transformasi terhadap Penguatan Budaya Kementerian Keuangan
Ajeng Hanifa Zahra Caesar Aprilia
Jum'at, 23 Desember 2022   |   91 kali

Kamis, 22 Desember 2022, Kanwil DJKN Aceh beserta KPKNL Banda Aceh dan KPKNL Lhokseumawe menggelar acara forum Sanger melalui aplikasi zoom. Forum Sanger yang digelar seminggu sekali ini merupakan bagian dari Learning Organization Kanwil DJKN Aceh yang melibatkan seluruh pegawai di lingkungan Kanwil DJKN Aceh.

Yang menarik pada forum Sanger kali ini dilakukan bertepatan dengan perayaan hari Ibu tanggal 22 Desember dan secara kebetulan keseluruhan narasumbernya adalah para ibu yang bekerja di lingkungan Kanwil DJKN Aceh. Narasumber pada kesempatan tersebut adalah para Duta Transformasi di Lingkungan Kanwil DJKN Aceh, yaitu Syafiefah Ginting (Duta Transformasi Kanwil DJKN Aceh), Riyanieta Setiya Putri (Duta Transformasi KPKNL Banda Aceh), dan Wely Putri Melati (Duta Transformasi KPKNL Lhokseumawe). Bertindak selaku MC kali ini adalah Novrizal yang tak lain adalah Duta Transformasi Kanwil DJKN Aceh untuk tahun 2022.


Agenda yang digelar pada forum Sanger kali ini adalah pemaparan terkait Budaya Kemenkeu dan Teknik Presentasi Yang Efektif dan Menarik.Pemaparan pertama disampaikan oleh Riyanieta Setiya Putri (Duta Transformasi KPKNL Banda Aceh) dan Syafiefah Ginting (Duta Transformasi Kanwil DJKN Aceh) dengan tema Budaya Kemenkeu.


Pemaparan diawali oleh Riyanieta Setiya Putri dengan menyapa para peserta zoom dan juga menanyakan kabar para peserta. Setelah itu, Duta Transformasi dari KPKNL Banda Aceh ini juga menyapa peserta dan bertanya apakah peserta sudah sarapan atau belum. Bagi yang sudah sarapan, Riyanieta meminta para peserta untuk menuliskan sarapan apa tadi pagi. Dikarenakan tema hari ini adalah Budaya Kemenkeu, maka Riyanieta juga meminta para peserta untuk menuliskan di kolom chat apa yang dimaksud budaya.

Setelah menyapa para peserta, maka pemaparan diawali dengan menyampaikan pengertian budaya terlebih dahulu dan kemudia dilanjutkan dengan penyampaian Visi dan Misi Kementerian Keuangan. Didalam mewujudkan Visi dan Misi Kemenkeu, diperlukan budaya organisasi. Hal mendasar yang menjadi budaya organisasi adalah budaya. Budaya sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu Buddhayah (kata jamak dari budi akal). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya berarti pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah.


Budaya adalah nilai/values ataupun pengalaman yang akan menjadi landasan dalam bersikap atau berprilaku di dalam organisasi. Perilaku akan menciptakan budaya. Contohnya adalah perilaku pimpinan akan memberi pengaruh yang kuat untuk kemajuan organisasi. Salah satu yang memegang peran penting di dalam membangun budaya organisasi adalah pejabat administrator atau pejabat yang memegang pucuk pimpinan tertinggi di kantor.


Dengan adanya pergeseran budaya saat ini di Kemenkeu, maka kita juga membutuhkan pemimpin yang benar-benar hadir, terlihat, bukan hanya pemimpin yang ada di belakang meja, bukan hanya pemimpin yang tidak pernah keluar dari ruangannya. Sebagai contoh, Riyanieta menambahkan tentang wawancara yang dilakukan oleh Helmy Yahya dengan Ignasius Jonan selaku mantan Menteri Perhubungan. “Contoh yang saya angkat pada kali ini adalah tentang tindakan yang dilakukan oleh Jonan saat membenahi PT KAI (Kereta Api Indonesia). Dimana saat itu Jonan begitu prihatin terhadap pelayanan yang diberikan PT KAI kepada masyarakat. Penumpang tumpah berdesak-desakkan, calo yang begitu banyak, kereta yang tidak nyaman, dan lain sebagainya.


Pertentangan juga dihadapi oleh Jonan dari bawahan-bawahannya, namun Jonan saat itu bertekad kuat untuk melakukan perubahan. Maka salah satu cara yang dilakukannya adalah beliau mendatangi stasiun-stasiun kereta api, naik kereta api, dan mendengarkan langsung keluhan dan masukan dari pegawainya. Beliau bukan hanya mendengar, namun juga menjalankan bersama keputusan-keputusan yang dilakukan yang tak lain dan tak bukan adalah agar pelayanan PT KAI menjadi lebih baik. Kerja kerasnya akhirnya terlihat dengan terwujudnya pelayanan PT KAI yang lebih baik. Praktek percaloan dapat ditekan begitu banyak, pelayanan menjadi nyaman, penumpang juga nyaman, dan bahkan petugas di kereta api juga berpenampilan layaknya seorang pramugara/ pramugari”.


Melanjutkan pembahasan terkait Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yaitu pada Pasal 10 dan Pasal 11 tentang fungsi dan tugas ASN, maka disebutkan di dalam Pasal 10 bahwa Pegawai ASN berfungsi sebagai:

a.      Pelaksana kebijakan publik;

b.      Pelayan publik;

c.      Perekat dan pemersatu bangsa.

Dalam hal melakukan pelayanan publik, Duta Transformasi KPKNL Banda Aceh ini juga menyampaikan betapa pentingnya pelayan yang dilakukan dengan menerapkan SOP. Tidak hanya itu, pelayanan yang diberikan oleh kantor-kantor pelayanan sejatinya bukan hanya dilakukan oleh ASN, namun juga dilakukan oleh tenaga PPNPN. Sebagai contoh, saat tamu datang ke kantor pelayanan, maka yang pertama kali menerima tamu adalah security. Pelayanan yang diberikan oleh security ini seperti senyum, salam, dan sapa akan menjadi modal awal bagi pelayanan selanjutnya yang akan lebih lanjut oleh pegawai ASN.

Pada akhirnya dari penguatan budaya ini diharapkan menimbulkan sense of growth yang lebih tinggi para pegawai sehingga Kemenkeu akan terus menjadi kantor pelayanan yang memiliki budaya yang kuat dan mampu memberikan pelayanan yang baik bukan hanya menimbulkan kepuasan kepada stakeholder namun juga untuk menumbuhkan Kemenkeu yang solid, kondusif, dan inovatif.

Pemaparan kemudian dilanjutkan oleh Syafiefah Ginting (Duta Transformasi Kanwil DJKN Aceh) dan membahas tentang Lingkup Budaya Kemenkeu. Lingkup budaya Kemenkeu diawali dengan proses terbentuknya budaya, yaitu berawal dari nilai, sikap, perilaku, kebiasaan dan budaya. Ekosistem budaya Kemenkeu yang sejalan dengan budaya ASN yang ditetapkan oleh Kemenpan RB. Core values ASN menurut Kemenpan RB adalah ASN BERAKHLAK yang merupakan singkatan dari Berorientasi pelayanan, Akuntable, Komponen, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Hal ini sejalan dengan Nilai-nilai Kemenkeu yaitu Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan”

Lebih lanjut, Syafiefah juga menjelaskan tentang faktor pendukung dari ekosistme budaya Kemenkeu yang terdiri dari:

1.      Activity based workplace;

2.      IT-based process;

3.      Integraed data;

4.      Legal substance;

5.      Dinamika global;

6.      Symbol/ artefak.

Cara kerja baru yang diadopsi didalam ekosistem budaya Kemenkeu adalah bekerja dengan kolaboratif, inovatif, kompetensi terbaik, etika, IT dan system, data and knowledge, dan work life balance. Diakhir tahun 2022, Kemenkeu membuat branding budaya Kemenkeu yang terbaru, yaitu KEMENKEU SATU yang berarti S- Sinergi, A- Adaptif, T- BerTeknologi, dan U- Unggul.

Pemaparan kedua disampaikan oleh Wely Putri Melati (Duta Transformasi KPKNL Lhokseumawe) dengan topik Teknik Presentasi Yang Efektif dan Menarik. Dalam paparannya Wely tampil atraktif dengan meminta partisipasi para peserta yang hadir. “Ok, coba bacakan kalimat yang saya tampilkan di layar dengan mimic muka yang sesuai”, begitu kata Wely kepada peserta. Wely juga menyampaikan bahwa apabila ingin tampil di depan umum, pembicara diharapkan berpenampilan menarik karena dengan ini akan meningkatkan kepercayaan diri.

Narasi: Riyanieta Setiya Putri

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini