Balikpapan
– Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati melakukan
penandatanganan prasasti penanda aset negara serta peninjauan ke beberapa
lokasi aset negara di Balikpapan dan Penajam Paser Utara sebagai bagian dari
rangkaian kunjungan kerjanya di Provinsi Kalimantan Timur (05-06/01).
Di
hari awal kunjungan kerjanya, Sri Mulyani menghadiri agenda penandatanganan
prasasti penanda aset Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang bertempat di
Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Balikpapan. Terdapat beberapa aset negara
dimaksud di provinsi Kalimantan Timur yang sumber pembiayaannya melalui SBSN. Proyek
aset negara melalui pembiayaan SBSN tersebut terdiri dari :
1. Pembangunan
prasarana pendidikan tinggi di Institut Teknologi Kalimantan dengan alokasi pembiayaan
sebesar Rp 86,6 miliar pada tahun 2019 untuk gedung pembelajaran dan Rp 99,9
miliar pada tahun 2020 untuk laboratorium terpadu.
2. Pembangunan
sarana dan prasarana pendidikan di Politeknik Negeri Balikpapan dengan alokasi pembiayaan
sebesar Rp 65 miliar pada tahun 2021.
3. Pembangunan
infrastruktur pendidikan pada MAN Insan Cendekia Paser dengan alokasi
pembiayaan mencapai Rp 53,9 miliar terhitung sejak tahun 2018 hingga 2021.
4. Pembangunan
prasarana perhubungan pada Bandara APT Pranoto di Samarinda sebagai salah satu
bentuk dukungan konektivitas di Ibu Kota Negara (IKN) yang dimulai tahun
2020-2023 dengan total alokasi pembiayaan sebesar Rp 326,37 miliar.
5. Pembangunan
sarana prasarana pertahanan berupa kluster perumahan bagi prajurit TNI AD dengan
alokasi pembiayaan mencapai Rp 1,163 triliun di tahun 2021 yang tersebar di
berbagai matra. Serta pembangunan rumah negara bagi prajurit TNI AD Kodam VI/Mulawarman
dengan alokasi pembiayaan sebesar Rp 13,43 miliar pada tahun 2021.
Sri
Mulyani berharap akan komitmen penuh setiap pihak untuk menjaga, memelihara dan
memanfaatkan dengan baik aset negara tersebut sebagai hasil pembangunan melalui
pembiayaan SBSN yang merupakan uang rakyat yang harus dikelola dan dipertanggungjawabkan
sebaik-baiknya. “Dan ini merupakan investasi berharga bagi generasi muda yang
akan datang” ujar Sri Mulyani.
Sebagai
salah satu aset negara yang juga dibiayai melalui SBSN, Sri Mulyani juga
melakukan kunjungan kerja ke Jembatan Pulau Balang yang berlokasi di Kabupaten
Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (06/01) dalam agenda penandatanganan
prasasti penanda aset negara, yaitu Jembatan Pulau Balang. Jembatan ini menjadi
sarana penghubung antara Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara
yang mendukung konektivitas, produktivitas hingga aktivitas perekonomian
masyarakat. Jembatan ini dibangun melalui pembiayaan SBSN secara Multi Years
Contract (MYC) sejak tahun 2015-2021 dengan alokasi pembiayaan sebesar Rp 1,43
triliun.
“Dengan
adanya penanda aset ini diharapkan dapat menjadi showcase bagi
masyarakat yang selama ini membeli SBSN, bahwa mereka juga ikut serta dalam membangun
Indonesia, salah satunya melalui pembangunan jembatan ini,” ujar Sri Mulyani.
Pada
kunjungan ke lokasi aset negara berikutnya bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sri Mulyani melakukan agenda
kunjungan kerja dengan meninjau pembangunan Bendungan Sepaku Semoi yang berada
di Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi
Kalimantan Timur (06/01).
Bendungan
ini nantinya akan difungsikan untuk memenuhi kebutuhan air baku di Balikpapan. Dengan
total kapasitas bendungan sebesar 10 juta meter kubik untuk pemenuhan kebutuhan
air baku 2.500 liter/detik, bendungan Sepaku Semoi ini diperkirakan dapat
mereduksi banjir sekitar 53 persen. Adapun penyelesaian pembangunan bendungan
ini ditargetkan rampung pada tahun 2023.
Menteri
Keuangan, Sri Mulyani berharap agar Bendungan Sepaku Semoi dapat memberikan
manfaat yang besar bagi masyarakat. "Semoga Bendungan Sepaku Semoi akan
memberikan sumber kehidupan dan mendorong kesejahteraan rakyat dengan kualitas
air yang baik dan sehat," ujar Sri Mulyani. (wew/hi)