Bulan Ramadan merupakan bulan yang disambut dengan suka cita
oleh seluruh umat muslim, semuanya merayakan dengan penuh kegembiraan dan
keberkahan setiap harinya. Namun, saat bulan Ramadan berlangsung semua pegawai
muslim tetap melakukan segala bentuk aktivitas dan kewajibannya seperti bekerja
secara umumnya. Bekerja adalah salah satu kegiatan yang bersifat positif dan
melatih untuk berkembang serta mencari nafkah khususnya bagi Aparatur Sipil
Negara (ASN) sekaligus untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Menjaga
produktivitas kinerja selama bulan Ramadan dapat menjadi
tantangan pegawai karena terjadi perubahan pola tidur, rutinitas ibadah yang
lebih intens, dan penyesuaian dalam konsumsi makanan dan minuman yang berbeda
dengan hari sebelumnya.
Bukan tanpa
alasan jika bulan suci Ramadhan selalu
dirindukan kehadirannya setiap tahun oleh umat muslim baik muda maupun tua,
yang begitu antusias menyongsong kedatangannya. Menjaga produktivitas selama
bulan Ramadan dapat
menjadi tantangan tersendiri bagi pegawai yang bekerja termasuk di kantor
pemerintahan. Dengan adanya bimbingan mental (bintal) pegawai merupakan salah
satu sarana untuk memelihara mental serta jiwa spiritual para pegawai yang bertujuan untuk
mendukung kinerja dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif melalui
penguatan nilai-nilai Kementerian Keuangan terutama terkait integritas dan
mempererat hubungan serta meningkatkan toleransi antar umat beragama. Agar ASN
Kementerian Keuangan dapat menjadi agen perekat bangsa yang dapat mengutamakan
persatuan dan kesatuan serta menghindarkan diri dari perpecahan dan tidak mudah
untuk diadu domba.
Sesuai surat Sekretaris Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menghimbau agar dapat melakukan berbagai
kegiatan keagamaan yang bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan pegawai kepada
Allah SWT. Tujuannya agar karakter keimanan dan ketakwaan tersebut bisa menjadi
pondasi motivasi, komitmen, dedikasi, dan keikhlasan dalam bekerja dan mengabdi
untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Bahwa untuk mendukung pencapaian visi dan
misi serta penguatan budaya Kementerian Keuangan yang sejalan dengan ketentuan
Pasal 39 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara, dan
sebagai upaya dalam mewujudkan pengelola kekayaan negara yang berjiwa
nasionalisme, berintegritas, unggul, dan memiliki kesehatan fisik dan mental
yang optimal, serta guna mendukung perwujudan perekonomian Indonesia yang
produktif, kompetitif, inklusif, dan berkeadilan, diperlukan kepengurusan
Pembinaan Mental di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
Ruang lingkup Pembinaan Mental di
lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara meliputi 4 (empat) bidang yaitu:
a.
Bidang
ideologi, yang bertujuan membentuk sumber daya manusia agar memiliki jiwa
nasionalisme, pemersatu dan perekat bangsa, loyalitas, kebersamaan, dan
memiliki pengabdian yang tinggi, serta rela berkorban berdasarkan pemahaman
wawasan kebangsaan, sejarah, dan tujuan bernegara yang berlandaskan pada nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b.
Bidang
rohani, yang bertujuan membentuk sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa,
berakhlak mulia, dan memiliki integritas yang berlandaskan pada nilai agama dan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c.
Bidang
kompetensi, yang bertujuan membentuk sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kepemimpinan; dan
d.
Bidang
kejiwaan, yang bertujuan membentuk sumber daya manusia yang memiliki kesehatan
dan ketahanan fisik dan mental yang optimal melalui pendekatan aspek kejiwaan
(psikologi).
Ramadhan dan menjaga
produktivitas kinerja yang tinggi adalah salah satu faktor kunci dalam
kesuksesan di tempat kerja. Dengan menerapkan strategi yang tepat, meningkatkan
efisiensi, fokus, dan pencapaian tujuan dalam pekerjaan disamping melaksanakan
puasa di bulan Ramadhan untuk meraih keistimewaan-keistimewaannya. Pada
kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan artikel yang berjudul Mencari
Keistimewaan Bulan Ramadhan dan Menjaga Produktivitas Kinerja Pegawai.
A. Mencari Keistimewaan Pada Bulan
Ramadhan
Pada
bulan Ramadhan, ini tidak mengherankan karena memang di dalamnya banyak
terdapat keistimewaan. Paling tidak, ada beberapa keistimewaan Ramadhan yang
bisa ditulis dalam artikel ini, antara lain;
1.
Sebagai bulan yang dipilih Allah SWT.
Bulan Ramadhan adalah momentum yang dipilih Allah untuk melaksanakan
kewajiban puasa sebulan penuh. Ketika bulan atau masa dipilih
langsung oleh Allah untuk menunaikan ibadah, maka bulan itu tentu istimewa dan
Allah memang mempunyai kuasa untuk memilihnya.
2.
Sebagai momentum turunnya al-Qur`an. Bulan
suci ini tidak saja dipilih untuk menunaikan ibadah puasa, tapi juga
menjadi momentum penting turunnya al-Qur`an. Terkait hal ini Allah SWT berfirman:
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil).”
3.
Di dalamnya ada malam yang lebih baik
dari seribu bulan. Keistimewaan ini masih terkait dengan yang kedua. Dalam turunnya
al-Qur`an ada momen yang disebut lailatul qadar (malam kemuliaan) yang terdapat
pada 10 akhir bulan Ramadhan.
4.
Merupakan syiar Allah yang perlu
diagungkan. Ada banyak syiar-syiar Allah yang perlu diagungkan, di antaranya
adalah puasa pada bulan Ramadhan. Mengenai kemuliaan pengagungan syiar ini,
Allah SWT berfirman: “Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah SWT,
maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” Ternyata, mengagungkan syiar
Allah adalah salah satu indikator ketakwaan hati. Dan kalau kita melihat tujuan
inti dari puasa, juga agar membentuk insan yang bertakwa.
5.
Orang yang sungguh-sungguh menjalankan
ibadah pada bulan ini dengan penuh keikhlasan dan harapan, maka dia akan
dibersihkan dari dosa sebagaimana bayi yang baru dilahirkan.
6.
Merupakan bulan yang mana Nabi Muhammad
beserta sahabat-sahabatnya sangat antusias dalam menyambutnya, bulan penuh
berkah, pintu langit dibuka dan pintu neraka ditutup, serta setan-setan
dibelenggu.
7.
Merupakan bulan di mana bacaan al-Qur`an
Nabi Muhammad secara langsung disimak oleh malaikat Jibril.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa dan sangat
dinantikan oleh umat Islam dari seluruh dunia. Menjelang kedatangan bulan suci,
terdapat sebuah tradisi yang kita kenal dengan tarhib Ramadhan. Secara bahasa,
tarhib artinya penyambutan. Jika ditilik lebih lanjut, asal kata ini dapat
ditelusuri dari kata Rahiba-Yarhabu-Rahaban yang berarti ittasa'a (melebarkan,
meluaskan, melapangkan). Tarhib juga merupakan ungkapan selamat datang atas
kedatangan seseorang atau kehadiran sesuatu yang indah.
Maka dari itu, tarhib Ramadhan artinya menyambut
bulan Ramadhan. Ini adalah suatu hal yang dilakukan umat Islam untuk menyambut
kedatangan bulan suci Ramadhan dengan penuh suka cita dan persiapan. Ramadhan
adalah undangan yang istimewa dari Allah SWT. Untuk itu, sebuah kewajiban bagi
kita untuk mengetahui seluk beluk Ramadhan, puasa dan ibadah lainnya sebelum
jamuan tersebut berlangsung.
Tarhib Ramadhan merupakan hal-hal yang kita
lakukan untuk menyambut bulan Ramadhan agar kita bisa mengisi bulan istimewa
ini dengan hal-hal yang mengandung nilai pahala. Berikut ini adalah contoh
tarhib Ramadhan, antara lain;
1. Membaca Doa untuk Menyambut Ramadhan
Membaca doa menyambut Ramadhan merupakan salah satu bentuk
menyambut bulan suci dengan penuh harapan dan doa. Doa ini berisi permohonan
kepada Allah SWT agar dimudahkan dalam menjalankan ibadah puasa dan mendapatkan
keberkahan di bulan Ramadhan. Berikut ini adalah doa menyambut Ramadhan: Allahumma
bariklana fi rajaba wa sya'bana wa balighna ramadhana, artinya, "Ya Allah,
Ya Allah berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Syaban, dan sampaikanlah kami
pada bulan Ramadan." (HR Ahmad). Allahumma sallimni ila ramadhaana
wasallim lii ramadhaana wa tasallamhu minni mutaqobbalan.
Artinya: "Ya Allah, selamatkan aku hingga
sampai Ramadhan, dan selamatkan Ramadhan untukku, dan terimalah Ramadhan dariku
dengan benar-benar diterima."
2. Membaca Doa saat Melihat Hilal Ramadhan
Melihat hilal Ramadhan adalah momen penanda dimulainya bulan
suci Ramadhan. Saat melihat hilal, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa
khusus yang berisi rasa syukur dan doa untuk kelancaran ibadah puasa. Berikut
doa yang bisa dipanjatkan: Allahumma ahillahu 'alaina bil yumni wal imani wassalamati wal islam. Rabbi wa rabbukallah hilalu
rusydin wa khairin. Artinya: "Ya Allah, perlihatkanlah hilal itu kepada
kami dengan keamanan dan keimanan, keselamatan dan keislaman. Tuhanku dan
Tuhanmu adalah Allah, hilal petunjuk dan kebaikan."
3. Menyucikan Niat
Menjelang Ramadhan, penting untuk menyucikan niat dalam
beribadah. Hal ini bertujuan agar ibadah puasa di bulan Ramadhan dijalankan
dengan ikhlas dan semata-mata karena Allah SWT.
4. Mempersiapkan Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik merupakan modal penting untuk menjalankan
ibadah puasa dengan optimal. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan
kesehatan fisik dengan menjaga pola makan, berolahraga, dan istirahat yang
cukup.
5. Memperdalam Ilmu Agama
Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan. Memperdalam
ilmu agama selama bulan Ramadhan dapat membantu meningkatkan kualitas ibadah
dan keimanan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti kajian agama, membaca
buku-buku Islam, atau mendengarkan ceramah agama.
6. Melatih Diri dengan Puasa Sunnah
Melatih diri dengan puasa sunnah di bulan Syaban dapat
membantu tubuh beradaptasi dengan kebiasaan berpuasa di bulan Ramadhan. Selain
itu, puasa sunnah juga dapat meningkatkan pahala di sisi Allah SWT.
Kegiatan menyambut bulan suci Ramadhan pada
Kementerian Keuangan juga dilakukan untuk
menyambut kehadiran bulan Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan
ampunan. Selama bulan Ramadhan, kita tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi
juga harus menahan hawa nafsu dan mengarahkan diri ke arah yang positif. Salah
satunya dengan senantiasa menjaga integritas dan menolak tawaran gratifikasi
dalam melaksanakan pekerjaan. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama
mempertahankan dan meningkatkan integritas selama bulan yang penuh berkah ini
B. Menjaga Produktivitas Kinerja Pegawai
Pengertian Produktivitas
Secara umum, produktivitas dalam bekerja
didefinisikan sebagai ukuran komparasi atau perbandingan antara kuantitas dan
kualitas kerja seorang pegawai. Produktivitas kerja dinilai dalam satuan waktu
atau periode dengan tujuan untuk mencapai prestasi atau hasil yang efektif dan
efisien dengan memanfaatkan semua sumber daya. Jika diperhatikan dalam
sudut pandang yang lebih sederhana, produktivitas kerja sebenarnya memiliki
keterkaitan antara masukan dan keluaran. Kita bisa memperhatikan dari banyaknya
sumber daya yang dipakai dan waktu yang dibutuhkan dalam suatu proses kerja.
Tujuannya yaitu untuk mencapai kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang
maksimal.
Produktivitas kerja sendiri punya dua
sudut pandang, yaitu efektivitas dan efisiensi. Efektivitas memiliki fokus
utama pada pencapaian yang dilakukan seorang pegawai dan berhubungan dengan
waktu, kualitas, dan jumlah pekerjaan yang berhasil dikerjakan. Sementara itu,
sudut pandang efisiensi memiliki fokus utama pada segala usaha dan upaya yang
dilakukan untuk membandingkan masukan dengan keluaran.
Pengertian Kinerja
Sementara itu, kinerja atau performa kerja
merupakan proses melaksanakan atau mengerjakan suatu tugas, fungsi, atau
tindakan tertentu. Kinerja mengacu pada kemampuan seseorang untuk mencapai apa
yang diharapkan oleh organisasi. Pengukuran kinerja seorang pegawai berasal
dari tingkat keberhasilan yang telah disepakati sebelumnya. Artinya, performa
kerja suatu pegawai bisa dibilang sama dengan peringkat yang baik atau
memuaskan dalam menyelesaikan pekerjaan, tugas, aktivitas, maupun tanggung
jawab sesuai dengan bidang pekerjaannya. Biasanya, organisiasi akan melakukan
evaluasi atau penilaian terhadap kinerja pegawai dalam kurun waktu tertentu,
misalnya setiap bulan, kuartal, pertengahan tahun atau enam bulan sekali, atau
langsung pada akhir tahun. Umumnya, organisasi akan memberikan apresiasi
atau penghargaan terhadap pencapaian kinerja pegawai yang baik. Penghargaan
bisa berupa kenaikan gaji, bonus, insentif hingga promosi jabatan.
Beberapa strategi
yang bisa meningkatkan produktivitas di tempat kerja, pada bulan puasa
Ramadhan, antara lain:
1.
Manajemen
Waktu yang Efektif
Penting untuk
memiliki pemahaman yang jelas tentang prioritas kita dan mengatur waktu dengan
bijak. Buatlah daftar tugas yang perlu diselesaikan dan alokasikan waktu secara
proporsional.
2.
Buat
Rencana Harian
Setiap pagi, membuat
rencana harian yang jelas tentang tugas-tugas yang akan kita selesaikan.
Prioritaskan tugas yang paling penting dan selesaikan mereka terlebih dahulu.
Menggunakan checklist dapat membantu kita melacak kemajuan dan memberikan kepuasan
ketika kita menyelesaikan tugas satu per satu.
3.
Hindari
Multitasking
Meskipun
terlihat efisien, multitasking sebenarnya dapat mengurangi produktivitas.
Alih-alih membagi perhatian kita pada banyak tugas sekaligus, fokuslah pada
satu tugas pada satu waktu. Dengan demikian, kita dapat memberikan perhatian
penuh dan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efektif.
4.
Atasi
Gangguan
Identifikasi dan
atasi gangguan yang menghambat produktivitas kita. Berkomitmen untuk tidak
terganggu selama periode waktu tertentu agar kita dapat fokus sepenuhnya pada
pekerjaan kita.
5.
Manfaatkan
Teknologi yang Meningkatkan Produktivitas
Ada banyak alat
dan aplikasi yang dirancang khusus untuk meningkatkan produktivitas di tempat
kerja. Manfaatkan alat seperti aplikasi manajemen tugas, aplikasi pengingat,
dan alat kolaborasi online untuk mengatur pekerjaan kita, mengingatkan
tenggat waktu, dan bekerja secara efisien.
6.
Lakukan
Istirahat yang Terjadwal
Istirahat yang
cukup sangat penting untuk menjaga produktivitas dan kesejahteraan kita.
Jadwalkan istirahat singkat setelah periode kerja tertentu untuk merefresh
pikiran dan mengembalikan energi kita. Gunakan waktu istirahat untuk
berjalan-jalan, melakukan pernapasan dalam, atau melakukan latihan perenggangan
ringan.
7.
Optimalkan
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja
yang nyaman dan terorganisir dapat meningkatkan produktivitas secara
signifikan. Bersihkan meja kita dari kekacauan, atur peralatan kerja dengan
rapi, dan pertimbangkan penggunaan tanaman indoor atau musik yang menenangkan
untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan menenangkan.
8.
Delegasikan
Tugas yang Tidak Perlu Kita Kerjakan Sendiri
Jangan ragu
untuk mendistribusikan tugas kepada tim atau kolega/teman kerja kita.
Identifikasi tugas-tugas yang dapat di-delegasikan dan yakinkan diri kita untuk
mempercayai orang lain. Dengan membebaskan diri kita dari tugas-tugas yang
tidak perlu kita lakukan sendiri, kita dapat fokus pada tugas-tugas yang
memerlukan keahlian kita.
9.
Perhatikan
Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi
Keseimbangan
antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting untuk produktivitas.
Tetapkan batas yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi, dan berikan
waktu yang cukup untuk istirahat, hobi, dan hubungan sosial yang membangun.
10. Tingkatkan Keterampilan dan Pengetahuan kita
Peningkatan
terus-menerus dalam keterampilan dan pengetahuan dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas kerja. Investasikan waktu kita untuk belajar hal baru,
mengikuti pelatihan, atau mengikuti seminar yang relevan dengan pekerjaan kita.
Semakin kita berkembang, semakin efektif kita menyelesaikan tugas-tugas.
11. Meningkatkan produktivitas di tempat
kerja.
Bukanlah hal
yang sulit jika kita menerapkan strategi yang tepat. Dengan mengelola waktu
dengan bijak, mengatur prioritas, dan mengimplementasikan strategi
produktivitas ini, kita dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi,
menyelesaikan lebih banyak tugas, dan mencapai kesuksesan yang lebih besar
dalam pekerjaan kita.
Dengan manajemen waktu yang baik, kita
akan tetap bisa bekerja dengan maksimal tanpa keteteran atau tidak dapat bekerja dengan baik dan tidak ada rasa
cemas saat menjelang buka puasa. Sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang
memuaskan dan berbuka puasa dengan tenang. Kemampuan beradaptasi dengan situasi
kerja apa pun, termasuk transisi dari hari-hari biasa ke Ramadhan, adalah hal
yang harus dimiliki oleh seorang pegawai ASN profesional. Jangan jadikan ibadah
puasa Ramadhan sebagai penghalang dalam melakukan pekerjaan dengan baik karena
pada dasarnya, semua orang akan bisa melewati berbagai rintangan kerja jika
bisa beradaptasi.
Penulis : Abd. Choliq, Kepala Seksi Kepatuhan
Internal, Bidang KIHI Kanwil DJKN RSK
Referensi :
3. https://ratu.ai/cara-meningkatkan-produktivitas/
4.
https://www.jobstreet.co.id/id/career-advice/article/bekerja-di-bulan-ramadan-cek-7-kiat-berikut