Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu > Berita
Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu Adakan Transfer of Knowledge
N/a
Senin, 09 Desember 2013   |   733 kali

Bandar Lampung - Kelola emosimu. Itu yang disampaikan oleh Ischak Ismail, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN) Lampung dan Bengkulu, dalam kegiatan transfer of knowledge tentang Emotional Skill dengan tema “Emotional Skill : Managing The Human Aspects of Publlic Service. Acara tersebut dilaksanakan di Aula Rapat Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu, Jalan Radin Intan Nomor 121 Bandar Lampung, pada Rabu,  27 Nopember 2013, kemudian dilanjutkan pada Kamis, 28 Nopember 2013 bertempat di Aula KPKNL Bandar Lampung, Jalan Basuki Rahmat Bandar Lampung, Kakanwil yang berpembawaan ramah ini membagi ilmu sebagai oleh-oleh atas Executive Training di Negara Australia. Peserta yang hadir adalah para esselon 3 dan 4 dari seluruh instansi di bawah Kementerian Keuangan Propinsi Lampung dan para pelaksana.

Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak atau suatu perasaan yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya dan hal ini adalah anugerah dari Tuhan. Sebagai mahluk Tuhan yang paling mulia dan yang dibekali dengan akal dan pikiran, kita dituntut untuk dapat melakukan tata kelola emosi dengan baik dan benar sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia maupun sesuai dengan ajaran agama yang kita yakini.

Setiap orang diharapkan selalu berusaha untuk mengembangkan kecerdasan emosi yang ada pada dirinya. Kecerdasan emosi bukan merupakan sesuatu yang bersifat tetap secara genetik. Pelatihan dan upaya terus menerus untuk mengembangkannya merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Terlebih jika dikaitkan dengan kepemimpinan (leadership), kecerdasan emosi mutlak dimiliki seorang pemimpin sebagai kunci sukses melaksanakan kepemimpinan yang efektif. Organisasi pun memiliki peranan penting untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosi karyawannya sebagai bagian dari pengembangan organisasi.

Lebih lanjut Ischak Ismail mengatakan, dari pengalaman hidup kita, banyak pelajaran berharga yag dapat kita petik. Bagaimana kita mengatur emosi diri, bagaimana emosi kita itu dapat mempengaruhi orang lain dan lingkungan di mana kita berada. Terlebih, apabila kita sudah berada pada jenjang dimana segala apa yang kita kerjakan akan mempengaruhi orang lain. Inilah yang disebut kecerdasan emosional seorang pemimpin.

Sebagai ilustrasi, penanganan terhadap seorang pegawai yang kadar emosinya sedang tidak bagus, maka di instansi yang bersangkutan seyogyanya ada sebuah jabatan struktural yang menangani permasalahan internal. Ada beberapa cara yang dilakukan, misalnya dengan concelling, yakni adanya pendekatan secara khusus dengan melakukan pembicaraan empat mata (out door/In door). Cara yang berikutnya adalah mengirimkan pegawai tersebut untuk mengikuti soft skill training guna mendapatkan  pencerahan.

Dari ilustrasi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa emosi atau perasaan yang tidak dikelola secara baik maka hal itu akan mempengaruhi kinerja, pola pikir dan pola pergaulan. Oleh karena itu, sudah seyogyanyalah apabila kita selalu memperbaiki kadar emosi baik melalui sumber agama maupun kaidah-kaidah duniawi. Pepatah jawa mengatakan “Kudu biso nguwongke uwong, kudu biso rumongso ojo rumongso biso” yang artinya adalah kita harus selalu bisa menghargai orang lain dan janganlah kita merasa kita ini selalu bisa dan benar dalam hal apapun akan tetapi lebih baik kita bisa merasakan dan menghargai apa yang orang lain rasakan. Demikian Ischak Ismail mengakhiri kegiatan ini. (Edi Susana Bahtiar/Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini