Mungkin
sudah tidak asing bagi kita dengan istilah “nilai”. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nilai memiliki beberapa arti antara
lain: harga (dalam arti taksiran harga), harga uang (dibandingkan dengan harga
uang yang lain), angka kepandaian, banyak sedikitnya kadar/mutu, sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau
berguna bagi kemanusiaan, dan sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya. Dari beberapa pengertian tersebut, umumnya nilai dianggap
sebagai suatu takaran/besaran tertentu yang bisa dinyatakan dengan angka
(ponten) hingga satuan mata uang (harga).
Konsep
nilai banyak digunakan pada bidang ekonomi, seperti: Nilai Ekonomis, Nilai
Pasar, Nilai Guna, Nilai Likuidasi dan nilai-nilai lainnya. Namun, terdapat
perspektif lain mengenai “nilai” yang lebih menekankan pada seberapa besar
dampak (positif maupun negatif) yang dihasilkan dengan adanya suatu
perubahan/pembangunan (khusus terkait bidang built environment).
Professor bidang Planning and Urban Design University College London (UCL), Matthew Carmona, menemukan konsep Place Value. Konsep ini mencerminkan seberapa besar dampak yang mengiringi pembangunan yang dilakukan. Selain itu, konsep place value juga mengukur dampak yang dihasilkan dari empat aspek, antara lain: kesehatan, masyarakat/sosial, ekonomi dan lingkungan.
Place
Value vs Place Quality
Membahas nilai tidak akan bisa lepas dari pembahasan terkait kualitas. Nilai dari suatu lokasi (place value) tentu memiliki kaitan yang sangat erat dengan kualitas (place quality) dari lokasi tersebut. Kualitas suatu tempat akan menentukan nilai yang dihasilkan oleh lokasi dan begitu pun sebaliknya di mana nilai akan mendefinisikan kualitas dari lokasi sebagaimana dijelaskan dalam ilustrasi di atas.
Dari
pola interaksi tersebut dapat dilihat bahwa kualitas dan nilai tidak dapat
dipisahkan dan merupakan pola hubungan yang terus berputar (looping). Mungkin istilah “ada kualitas,
ada harga” dapat menggambarkan hubungan antara kualitas dan nilai dengan lebih
mudah. Pola ini juga menggambarkan bahwa pola interaksi nilai dan kualitas akan
berdampak pada aspek kesehatan, sosial, ekonomi serta lingkungan.
Outcome dari kualitas dan nilai suatu tempat
terhadap kesehatan salah satunya dapat dilihat dari seberapa besar pengaruh
tempat terhadap kesehatan fisik dan mental penghuni. Salah satu contoh kualitas
bangunan yang buruk adalah saat terjadinya kondisi sick building syndrome. Kondisi ini menggambarkan bagaimana kondisi
kesehatan penghuni menjadi buruk atau menurun saat berada dalam bangunan
tersebut, misal: alergi, mual, sakit kepala, dan keluhan lainnya. Hal ini
menggambarkan buruknya kualitas dari bangunan itu sendiri yang akan mengurangi
nilai bangunan tersebut.
Sementara,
nilai dan kualitas tempat dari segi sosial memiliki pengaruh yang lebih luas
karena berkaitan dengan pendidikan, tingkat kriminalitas, ketahanan masyarakat
bahkan inklusivitas sosial. Beberapa riset yang dilakukan serta pendapat
kriminolog menerangkan bahwa karakteristik-karakteristik tempat tertentu
berpengaruh terhadap terjadinya suatu kejahatan/kriminalitas. Salah satu tempat
yang umumnya digunakan untuk aksi kejahatan adalah tempat dengan karakteristik
penerangan yang kurang baik dan sepi.
Terkait
dengan dampak pada ekonomi, nilai serta kualitas suatu tempat akan berpengaruh
pada nilai suatu properti. Properti di lokasi yang baik dengan aksesibilitas
yang mudah tentu akan lebih bernilai dibandingkan dengan properti yang terletak
di lokasi baik namun kemudahan untuk mencapai lokasi tersebut sangat sulit.
Dari
sisi lingkungan, tempat yang memiliki nilai dan kualitas yang tinggi akan
memperhitungkan faktor lingkungan sebagai salah satu parameternya. Beberapa
parameter penting terkait lingkungan yang umumnya digunakan adalah bagaimana
konsumsi energi dari suatu tempat, apakah keberadaan tempat tersebut menjadi
salah satu penyumbang pencemaran lingkungan dan lainnya. Outcome yang dihasilkan berkaitan erat dengan bagaimana suatu
tempat dapat memberikan keberlanjutan (sustainability)
bagi lingkungan yang ada.
Sebagai
penutup, perbedaan karakteristik antara satu tempat dengan tempat lainnya akan
berpengaruh terhadap nilai dan kualitas dari tempat-tempat tersebut. Tentunya
kualitas dan nilai suatu tempat berdampak pada aspek kesehatan hingga
lingkungan. Dengan mengenali konsep nilai dan kualitas sebagaimana diuraikan di
atas, Penulis mengharapkan adanya perencanaan yang baik dalam
pembangunan/perubahan yang dilakukan sehingga meningkatkan kualitas serta nilai
tambah dari suatu tempat dan lingkungan sekitarnya.
Penulis : Primas Anggono, Penilai Pemerintah Ahli Pertama KPKNL Serang