Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Purwokerto > Artikel
Peran Mendoan Sebagai Kearifan Lokal Dalam Perekonomian Kabupaten Banyumas
Fitria Anggraini
Senin, 15 Agustus 2022   |   4235 kali

Kearifan lokal merupakan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup agar lestari. Kearifan lokal memiliki nilai-nilai yang tidak mengalami perubahan walaupun perubahan dan perkembangan lingkungan terus mempengaruhi hidup masyarakatnya. Menurut Sutikno dan Batoro (2017: 244) nilai-nilai dalam kearifan lokal menjadi modal utama dalam membangun ekonomi masyarakat tanpa merusak tatanan sosial dengan lingkungan alam. Interaksi antara manusia dengan lingkungannya dapat mempengaruhi pandangan hidup, memahami sifat lingkungan, pengaruh terhadap dirinya, dan reaksi lingkungan terhadap aktivitas hidupnya. Pandangan hidup ini terakumulasi dalam perilaku masyarakat dan dikenal sebagai budaya masyarakat lokal. Pembangunan lingkungan ekonomi masyarakat lokal tidak terlepas dari kelembagaan sosial swadaya masyarakat yang langsung bersinggungan dengan kegiatan ekonomi produktifnya.

Salah satu kearifan lokal kuliner Kabupaten Banyumas adalah mendoan.  Mendoan berasal dari bahasa Jawa “mendo” yang berarti setengah matang. Sehingga tempe mendoan merupakan tempe yang digoreng setengah matang. Tempe mendoan khas Banyumas sudah ada sejak lebih dari satu abad, sekitar abad ke-17 imigran China yang memperkenalkan tempe sebagai makanan olahan kedelai dan menjadi komoditas ekonomi yang dikelola secara komersial dalam dunia kepariwisataan sejak awal 1960-an.

    Mendoan sebagai salah satu kuliner khas Banyumas telah menjadi wisata kuliner yang wajib untuk dicoba bagi wisatawan. Salah satu daerah yang terkenal sebagai penghasil mendoan terletak di Desa Pliken Kecamatan Kembaran. Di desa tersebut terdapat lebih dari 700-an pembuat mendoan. Selain Desa Pliken yang terkenal sebagai pembuat mendoan, Kabupaten Banyumas masih memiliki ribuan pembuat mendoan yang tersebar di 27 kecamatan dan 300 desa. Banyaknya produsen mendoan menjadikannya sebagai salah satu produk industri pengolahan tempe yang mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) industri pengolahan di Kabupaten Banyumas sejak tiga tahun terakhir meningkat. Berikut disajikan Tabel di bawah ini.


Tabel Persentase pertumbuhan PDB dan sektor industri pengolahan Kabupaten Banyumas tahun 2018-2020

Tahun

2018

2019

2020

Industri Pengolahan

24,34

24,66

25,37

    Berdasarkan pemaparan diatas, mendoan memiliki nilai historis dan sosial yang kental dengan Kabupaten Banyumas. Nilai sosial tersebut berdasarkan wujud mendoan yang bertekstur lembek menggambarkan masyarakat Banyumas yang fleksibel tetapi wataknya akan berubah ketika marah. Hal tersebut serupa dengan tekstur keras dari keripik tempe. Selain itu, pada tahun 2021 mendoan telah resmi menjadi warisan budaya tak benda pada kategori keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional dan telah memiliki sertifikat pendaftaran merek dengan nomor pendaftaran IDM000237714. Mempertahankan kearifan lokal yakni mendoan di Kabupaten Banyumas terbukti mampu meningkatkan perekonomian daerah. Hal tersebut berdasarkan data BPS sektor industri pengolahan Kabupaten Banyumas pada tahun 2018 sampai 2020. (Penulis/Editor: Najiyyan Maulidya Putri/Fitria Anggraini)

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini