Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Palu > Artikel
Tentukan Gaya dan Ambil Sikap Kepemimpinan, Demi Kinerja Tinggi Organisasi
Angger Dewantara
Kamis, 09 Desember 2021   |   7192 kali

Pemimpin tentu diekspektasikan sebagai orang yang memiliki karakter dan sikap sehingga mampu membangkitkan kinerja bagi organisasi yang dipimpinnya. Selain itu, perilaku seorang pemimpin juga menjadi penilaian tersendiri bagi orang yang dipimpinnya. Beberapa pemimpin bahkan memiliki 'gaya' tersendiri dalam memimpin organisasinya, tentunya gaya kepemimpinan sangat menentukan sekali terhadap tujuan organisasi yang dapat diikuti oleh seluruh bawahannya. Lantas, seberapa besar pengaruh gaya dan sikap kepemimpinan seseorang terhadap kinerja suatu organisasi?.

 

Sebelumnya, terlebih dahulu kita harus mengenalkan pengertian 'Pemimpin'. Pemimpin adalah orang yang mengemban tugas dan tanggung jawab untuk memimpin dan harus mampu memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Dengan menjadi seorang pemimpin berarti harus siap untuk menjadi pengayom, artinya bukan hanya memimpin tetapi juga ikut ambil bagian dalam menyejahterakan anggotanya. Sementara itu, gaya kepemimpinan sangat identik dengan pemimpin itu sendiri. Pengertian gaya kepemimpinan dalam buku Teori -Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (2018) karya Muhammad Busro, gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang secara konsisten yang diperankan oleh pemimpin ketika memengaruhi anggota kelompok. Maka seorang pemimpin bisa menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

 

Disamping itu, seorang pemimpin harus mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang tegas, berwibawa dan humanis juga harus siap menjadi pelayan anggotanya yang mengutamakan kepentingan pelayanan. Adapun menurut Rivai dan Mulyadi dalam Kumala & Agustina (2018 : 27) mendefinisikan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi  dapat tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai.

 Yang pertama, adalah model Kepemimpinan demokratis, dimana seorang pemimpin mendelegasikan otoritasnya dan mengajak para pengikutnya untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan yang kedua adalah kepemimpinan otokratis, yaitu suatu gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memiliki kekuasaan absolut dan tanggung jawab penuh dalam memimpin timnya.  Gaya kepemimpinan ini layak digunakan ketika perusahaan sedang menghadapi krisis. Gaya kepemimpinan lainnya adalah kepemimpinan afiliatif, yaitu jenis kepemimpinan dimana seorang pemimpin memberikan saran-saran yang efektif dan mendorong anggota timnya untuk lebih aktif dalam memberikan ide dan pendapat.  Jenis kepemimpinan yang terakhir adalah kepemimpinan visioner, yaitu jenis kepemimpinan dimana pemimpin menginspirasi dan memotivasi para anggota timnya, berpegang teguh pada visi yang ditetapkan, dan mendorong para anggotanya untuk menjalankan tugas-tugasnya sejalan dengan tujuan besar yang ingin dicapai bersama.  [1]

 

Dari berbagai macam gaya kepemimpinan, lantas bagaimana sikap yang harus dapat diambil seorang pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja dan capaian organisasi?

  

1). Pemimpin harus mengetahui konsep kinerja 

Pengertian Kinerja menurut penulis, kinerja merupakan prestasi kerja yang dapat diukur, berkaitan dengan kemampuan dan keahlian pribadi yang mempengaruhi tim atau organisasi secara keseluruhan. Pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai masing-masing dan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi, sedangkan kinerja organisasi adalah keseluruhan hasil kerja yang dicapai suatu organisasi.

 

2). Pemimpin harus mampu melakukan penilaian Kinerja

Penilaian atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan, program sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja. Tujuan penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai dasar untuk memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

 

Kumorotomo (1995) menggunakan beberapa kriteria untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja organisasi pelayanan publik, antara lain Efisiensi, Efektivitas, Keadilan, dan Daya Tanggap.  

 

3). Pemimpin harus mampu melakukan peningkatan kinerja organisasi

Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber tertentu yang digunakan (input). Bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi yang dilakukan oleh pemimpin antara lain :

a.     Memberikan pendidikan dan pelatihan anggota, kegiatan ini bertujuan meningkatkan skill baru kepada anggota dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan baik langsung atau melalui kelas online atau webinar yang ada.

b.     Transparansi dalam melakukan penilaian kinerja anggota, memberikan penilaian kinerja anggota secara objektif dan trasparan serta menginformasikan  kepada anggota apa saja yang akan menjadi indikator penilaian.  

c.     Mendukung karier anggota, memberikan kesempatan kepada semua pegawai dalam berkarier untuk memotivasi  meraih jenjang karier yang lebih tinggi.

d.     Memberikan reward untuk anggota teladan, pemberian reward akan membuat pegawai merasa dihargai atas kerja kerasnya.  

e.     Membangun anggota tim atau peningkatan kinerja juga bisa dilakukan lewat proses pembimbingan, coaching, dan pelatihan yang tepat sesuai kebutuhan mereka dan prioritas yang harus dicapai.

 

Selain daripada faktor faktor gaya dan sikap kepemimpinan terkait kinerja anggota dan organisasi, terdapat faktor dari dalam diri masing-masing individu yang perlu diolah untuk dapat menjadi pemimpin yang ideal. Mengembangkan diri dalam kapasitas menjadi seorang pemimpin dapat membantu meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :

1.     Mampu mengenali diri sendiri yaitu mulailah dengan meningkatkan kesadaran tentang gaya kepemimpinan dominan kemudian meminta orang lain atau kolega tepercaya untuk menjelaskan kekuatan gaya kepemimpinan atau semacam penilaian gaya kepemimpinan.

2.     Memahami gaya kepemimpinan yang dapat bekerja paling baik untuk situasi tertentu dengan mengembangkan keterampilan.

3. Melakukan latihan menjadi seorang pemimpin yaitu bersikap tulus dengan pendekatan apa pun atau beralih dari gaya kepemimpinan dominan ke gaya kepemimpinan lain yang lebih cocok. 

4. Mengembangkan ketangkasan kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan tradisional masih relevan mungkin dikombinasikan dengan pendekatan gaya kepemimpinan yang baru. [2]


Seiring berjalannya waktu seorang individu menjadi seorang pemimpin, tentunya akan memperoleh priviledge lain yang tidak dimiliki semua orang yaitu pengalaman. Untuk itu, biasanya kualitas kepemimpinan seorang individu serta cara pengambilan keputusan seorang pemimpin akan berbanding lurus dengan seiring banyaknya pengalaman seorang individu tersebut.

 

Penulis                        : Tim Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Palu

Referensi                    :

[1] https://bbs.binus.ac.id/management/2018/06/4-gaya-kepemimpinan-yang-efektif-dalam-perusahaan/    diakses pada 9 Desember 2021

[2] http://adminpublik.uma.ac.id/2021/01/04/pengertian-kepemimpinan/ diakses pada 9 Desember 2021

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini