Salah
satu upaya KPKNL Mataram dalam pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (ZI WBBM) adalah keterlibatan pimpinan atau
kepala kantor dalam mengawal suksesnya pembangunan Zona Integritas di
lingkungan KPKNL Mataram. Pimpinan harus berperan dan turut andil dalam setiap
kegiatan. Untuk mengoptimalkan kinerja dan motivasi para pegawai, pimpinan
perlu untuk mengenal para pegawainya secara satu per satu, salah satu caranya adalah
dengan menerapkan kebijakan Knowing Your Employee.
Ada
berbagai metode yang dapat dilakukan pada kebijakan Knowing Your Employee
untuk mengenal para pegawai baik melalui kegiatan formal maupun kegiatan non
formal, mulai dari Coaching, Mentoring, and Counseling, olahraga
bersama, atau bahkan touring bersama di akhir pekan, setiap kegiatan
yang mendekatkan pribadi satu dan lainnya dapat diterapkan oleh pimpinan untuk
mengenal lebih dalam kepribadian para pegawainya.
Salah
satu metode lainnya yang dapat diterapkan dalam Knowing Your Employee
adalah penggunaan Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). MBTI merupakan
salah satu tes kepribadian yang dapat membantu seseorang mengenal diri sendiri.
Dengan melakukan tes kepribadian, kita dapat melihat gambaran kelebihan dan
kekurangan diri pribadi, serta mengukur preferensi dasar murni psikologis dalam
melihat dunia dan membuat keputusan.
Senin
(19/06) lalu, unsur pegawai baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai
Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) di KPKNL Mataram telah bersama-sama
mencoba untuk melakukan tes MBTI melalui aplikasi survei daring. Tes yang
membutuhkan waktu kurang dari 15 menit ini
berisi pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana perasaan atau tindakan yang
biasanya dirasakan atau dilakukan oleh responden dalam situasi tertentu.
Setelah tes usai dilakukan, para pegawai berkumpul di Aula KPKNL Mataram untuk
bersama-sama membahas dan menerima penjelasan hasil tes MBTI dari Koordinator Tim
Manajemen Perubahan Pembangunan ZI menuju WBBM di lingkungan KPKNL Mataram,
Danu Umbara.
Danu
menjelaskan latar belakang, tujuan, serta unsur-unsur kepribadian yang ada pada
tes MBTI. Tes kepribadian metode MBTI ini merupakan gagasan dari ibu dan anak,
Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers. Keduanya mengembangkan MBTI test
berdasarkan tipologi kepribadian Carl Jung, orang yang mengenalkan kepribadian
introvert dan juga ekstrovert.
Pengembangan MBTI test meliputi 4 domain personality
test, yakni: Introvert (I) versus Ekstrovert (E), Sensing
(S) versus Intuition (N), Thinking (T) versus Feeling (F),
dan Judging (J) versus Perception/Perceiving (P). Keempat domain
ini pada akhirnya dikembangkan menjadi 16 personalities dalam tes
MBTI.
Berdasarkan
hasil pembahasan dan diskusi antara responden dengan hasil tes MBTI, sekitar 80
persen dari responden menyatakan bahwa penjelasan karakter kepribadian yang
dihasilkan dari tes MBTI ternyata sesuai dan menggambarkan kondisi kepribadian
para responden.
Secara
umum, dari hasil tes MBTI, komposisi kepribadian para pegawai sebagai responden
di KPKNL Mataram apabila dilihat dari sisi karakter bersosialisasi adalah
seimbang antara tipe ekstrovet dengan introvert. Dari sisi tipe
pengambilan keputusan, sekitar 67 persen pegawai KPKNL Mataram memiliki tipe sensoring
dan sisanya adalah tipe intuition. Sementara itu, dari sisi
kepribadian dalam menganalisis data, sebanyak 67 persen pegawai merupakan tipe thingking
dan sisanya bertipe feeling. Dan terakhir, dari sisi pendekatan metode
kerja, secara mayoritas yaitu 88 persen bertipe judging sementara
sisanya bertipe perception/perceiving.
Danu
juga menjelaskan bahwa tes MBTI ini tidak menggambarkan tipe kepribadian yang
mutlak, tes MBTI ini menggambarkan kepribadian dominan yang muncul dari respon
seseorang dalam menghadapi situasi atau kondisi tertentu. Misalnya saja, tidak
ada individu yang 100 persen memiliki tipe introvert, pada suatu situasi
dan kondisi tertentu, sifat ekstrovert dapat muncul sebagai respon
individu tersebut. Keragaman tipe kepribadian yang dimiliki para pegawai inilah
yang dapat digunakan oleh pimpinan sebagai strategi untuk dapat menjalankan
tugas dan fungsi demi tercapainya tujuan organisasi.
Dalam
penerapannya, Knowing Your Employee melalui tes MBTI untuk lebih
mengenal kepribadian seseorang, tidak hanya bermanfaat bagi pimpinan, namun
juga bagi para pegawai untuk lebih mengenal rekan kerjanya. Dengan mengetahui
tipe kepribadian seseorang, para pegawai dapat menentukan metode atau cara yang
lebih tepat untuk berkolaborasi dengan pegawai lainnya sehingga tujuan
organisasi lebih mudah tercapai dan hubungan antar personal menjadi lebih baik.