sumber: freepik (creativeart)
Beralihnya pekerjaan yang dahulu dilakukan secara fisik di kantor menjadi
daring di era New Normal ini
memberikan konsekuensi yang berbeda pada kehidupan pegawai. Setiap perubahan
seringkali seperti satu koin dengan dua sisi yang berbeda, di satu sisi new normal memberikan waktu lebih untuk
bertemu dan berkumpul bersama keluarga atau orang terkasih. Namun di satu sisi,
banyak pegawai merasa harus bekerja terus menerus untuk menunjukkan
pengabdian dan produktivitas mereka selama di rumah, akibatnya work from home membuat batas yang sehat
antara pekerjaan dan waktu pribadi menjadi kabur.
Ditambah lagi hal-hal seperti meeting
di luar jam kerja, pekerjaan yang semakin tidak ada habisnya, atasan yang
menganggap bekerja di rumah justru lebih santai bagi pegawai, dan alasan-alasan
lainnya merupakan hal yang kerap terjadi dan mengakibatkan kejenuhan serta stres
berkepanjangan pada pegawai. Pegawai yang memiliki keluarga mungkin akan
merasakan dampak stres yang lebih besar karena harus mengurus anaknya juga
sambil bekerja, terlebih sejak sekolah dilakukan secara daring.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Microsoft ditemukan bahwa semenjak
beralihnya ke era new normal dan work from home, semakin banyak orang
yang lembur dan adanya peningkatan intensitas pegawai yang bekerja di akhir
pekan menjadi semakin sering. Studi tersebut juga menemukan bahwa bekerja
secara remote membuat tingkat stres
yang lebih tinggi dan lebih cepat terjadi kelelahan mental. Hal ini didukung
oleh survei yang dilakukan oleh Blind (aplikasi komunitas workplace)
mendapatkan 68 persen responden merasakan lebih lelah secara mental saat work from home dibandingkan saat bekerja
dari kantor, sementara 18 persen merasa lebih lelah saat bekerja di kantor.
Dari faktor jam kerja, sekitar 60 persen responden merasakan jam kerja
bertambah saat work from home, 23 persen merasakan tidak ada perbedaan jam
kerja, dan 17 persen merasakan jam kerja lebih singkat. Survei Blind menemukan
bahwa sekitar 81 persen pegawai Google dan Facebook, merasakan WFH membuat
mereka lebih lelah secara mental, ini sama halnya dengan Microsoft sebesar 76
persen dan Amazon 74 persen.
Definisi Burn Out berdasarkan kamus Merriem Webster adalah kelelahan
secara fisik atau emosional atau motivasi, pada umumnya akibat dari stres dan
frustasi yang berkepanjangan (terjemahan bebas). Burn out merupakan kumpulan
dari gejala-gejala, sehingga apabila seorang mengalami burn out maka seringkali
ia merasakan kelelahan yang berlebihan, kurangnya motivasi dalam pekerjaan,
lebih mudah marah, atau gelisah, dan akibatnya berpengaruh pada kinerja
pegawai. Bahkan untuk beberapa orang, kelelahan emosional ini dapat
mengakibatkan sakit kepala, sakit perut, atau insomnia.
Tempat kerja memiliki peran yang substansial dalam meminimalisir burn out yang dialami oleh pegawai. Strategi yang paling penting dalam mengurangi burn out dan meningkatkan keterlibatan pegawai dalam pekerjaan adalah:
Membatasi diri
Dengan membatasi diri untuk tetap bekerja hanya sesuai jam kerja dan menolak dengan halus apabila rekan atau atasan meminta untuk mengerjakan sesuatu di luar jam kerja. Pegawai dapat berbicara dengan baik-baik kepada atasan dan rekan untuk menjelaskan kondisi pribadinya, memberitahu bahwa e-mail atau panggilan kerja diminimalisir apabila setelah jam kerja, dan berusaha untuk mengerjakan deadline tepat waktu.
Bekerja di tempat yang nyaman
Dengan bekerja di tempat yang nyaman dan tidak terganggu, maka pekerjaan akan menjadi lebih efektif dan lebih cepat selesai, sehingga terdapat waktu yang bisa digunakan untuk istirahat atau berolahraga. Mulai dari mengatur ergonomics dari meja kerja sampai meminta tolong kepada saudara atau pasangan untuk menjaga anak berganti-gantian sehingga memiliki waktu efektif dalam bekerja
Tentukan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan
Dengan membuat jadwal untuk beristirahat, melakukan hobi, berhubungan dengan keluarga dan teman-teman. Mempunyai sesuatu yang ditunggu-tunggu dapat membantu pikiran lebih tenang dan bersemangat.
Istirahat yang cukup dan manajemen stress yang baik
Pegawai dapat mempelajari teknik manajemen stress seperti teknik pernafasan, jurnaling, berjalan 10 menit setiap 2 jam bekerja, meditasi, yoga, dan bahkan konseling dengan para ahli. Selain itu, tubuh membutuhkan waktu beristirahat yang cukup, apabila dipaksakan maka tubuh dan pikiran tidak sanggup dan berdampak pada stres dan burn out. Tubuh yang memiliki waktu istirahat yang cukup dapat bekerja secara efektif dan tanggap, sehingga pekerjaan selesai lebih cepat dan bisa beristirahat lebih lama.
Mengambil cuti
Pegawai yang telah mengambil cuti seringkali merasa segar kembali dan merasa lebih semangat saat mulai bekerja. Penelitian Harvard Business Review menemukan bahwa 1 dari 5 pegawai yang sangat aktif bekerja mengalami kelelahan atau burn out yang tinggi di tempat kerja. Burn out atau stres kronis ini juga berawal dari pegawai yang tidak mengambil cuti kerja yang tepat menuju work life balance.
Yuk kenali gejala-gejala burn out yang ada dan lakukan penanganan
terhadap penyebab-penyebab burn out. Pandemi Covid-19 sudah berjalan dua tahun
dan kita belum tahu kapan akan berakhir, jadi mulailah peduli pada diri
sendiri. Ingat, Men Sana In Corpore Sano,
di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat!
Vistage Staff, Work Life Balance. https://www.vistage.com/research-center/personal-development/work-life-balance/20210407-burnout/
diakses pada tanggal 29 September 2021
Erlinda Sukmasari, Work From Home yang Bisa Bikin Burnout. https://www.cultura.id/work-from-home-yang-bisa-bikin-burnout
diakses pada tanggal 29 September 2021
Alfons
Yoshio, Survei Work From Home Picu Jam
Kerja Bertambah dan Kelelahan Mental. https://katadata.co.id/ariemega/berita/5fa7cf815a0e8/survei-work-from-home-picu-jam-kerja-bertambah-dan-kelelahan-mental
diakses pada tanggal 29 September 2021
Laura M. Giurge, 3 Tips to Avoid WFH Burnout. https://hbr.org/2020/04/3-tips-to-avoid-wfh-burnout
diakses pada tanggal 29 September 2021
Mind Staff, Dealing with Burnout when Working from Home. https://www.mind.org.uk/workplace/coronavirus-and-work/dealing-with-burnout-when-working-from-home/
diakses pada tanggal 29 September 2021
Editorial Staff, 6 Important Reasons You Should Always Take
Your Paid Vacation Time. https://www.biospace.com/article/car0-6-important-reasons-you-should-always-take-your-paid-vacation-time/
diakses pada tanggal 29 September 2021
https://www.merriam-webster.com/
diakses pada tanggal 29 September 2021